BANDUNG - Tahun 2016, Kota Bandung telah menerima 32 milyar rupiah dari dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan swasta yang diwujudkan ke dalam 180 kegiatan. Dana tersebut disalurkan dalam berbagai program, baik pembangunan fisik maupun non fisik melalui Forum TJSL Bandung.
Forum TJSL Bandung dibentuk oleh Pemerintah Kota Bandung untuk menghimpun, mengelola, menyalurkan, dan mengevaluasi dana TJSL di Kota Bandung. Forum ini terdiri dari unsur pemerintah dan stakeholder pembangunan Kota Bandung, termasuk dari unsur swasta, akademisi, dan institusi. Tahun 2016, forum ini telah menghimpun dan mengelola dana TJSL dari 194 perusahaan secara transparan dan akuntabel.
"Tak ada keberhasilan tanpa kekompakan. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Dan hari ini kita sedang melakukan itu. Dengan kita kompak dan saling memahami, perubahan akan datang cepat," ungkap Ridwan Kamil dalam Malam Apresiasi bagi Lembaga dan Masyarakat Pendukung Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kota Bandung di Dago Heritage, Kamis (15/12/2016).
Menurutnya, kekompakan antara pemerintah dengan sektor swasta akan mempercepat laju pembangunan.
Jika hanya mengandalkan APBD saja, kecepatan pembangunan hanya bisa berjalan 25% saja. Maka dari itu, ia mengajak sektor swasta agar turut berperan dalam pembangunan di Kota Bandung.
"Bandung ini terbuat dari kekompakan, terbuat dari rasa gotong royong. Saya yakin, teori berkolaborasi ini bisa menghasilkan perubahan," tuturnya.
Ia lantas mencontohkan salah satu program yang menurutnya bisa menjadi contoh kolaborasi yang sukses, yakni pembangunan alun-alun Ujung Berung. Alun-alun ini kini menjadi primadona tempat rekreasi keluarga di wilayah Bandung Timur yang dibangun dari dana TJSL. Desain alun-alunnya dibuat oleh warga dengan supervisi dari wali kota. Sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh tiap-tiap kelurahan secara bergilir.
"Kalau teori Ujung Berung ini dipakai untuk semua urusan, Indonesia ini akan hebat," terang Wali Kota.
Ia sendiri pernah melakukan riset sebelum dirinya menjabat sebagai wali kota. Ia mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat potensi TJSL sebesar 20 triliun pertahun. Angka ini yang menurutnya harus diupayakan oleh Forum TJSL dengan metode jemput bola.
"Maka dari itu saya titip agar Forum TJSL ini diorganisasikan dengan baik. Jadi kita bisa lebih proaktif menjemput peluang-peluang CSR (Corporate Social Responsibility, TJSL - red) untuk Kota Bandung," titipnya.
Ia kemudian menginstruksikan agar Forum TJSL Bandung lebih mensosialisasikan keberadaan organisasi ini. Pasalnya, banyak orang yang masih belum paham mekanisme pengelolaan dana TJSL di Kota Bandung.
"Maka forum ini dihadirkan dan harus dipopulerkan sebagai cara yang paling benar untuk mengelola keuangan masyarakat. Arahan saya, forum ini juga harus mengadakan pertemuan dengan para camat untuk mendiskusikan kabutuhan-kebutuhan di wilayah masing-masing," ucapnya.(Ver)
Forum TJSL Bandung dibentuk oleh Pemerintah Kota Bandung untuk menghimpun, mengelola, menyalurkan, dan mengevaluasi dana TJSL di Kota Bandung. Forum ini terdiri dari unsur pemerintah dan stakeholder pembangunan Kota Bandung, termasuk dari unsur swasta, akademisi, dan institusi. Tahun 2016, forum ini telah menghimpun dan mengelola dana TJSL dari 194 perusahaan secara transparan dan akuntabel.
"Tak ada keberhasilan tanpa kekompakan. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Dan hari ini kita sedang melakukan itu. Dengan kita kompak dan saling memahami, perubahan akan datang cepat," ungkap Ridwan Kamil dalam Malam Apresiasi bagi Lembaga dan Masyarakat Pendukung Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kota Bandung di Dago Heritage, Kamis (15/12/2016).
Menurutnya, kekompakan antara pemerintah dengan sektor swasta akan mempercepat laju pembangunan.
Jika hanya mengandalkan APBD saja, kecepatan pembangunan hanya bisa berjalan 25% saja. Maka dari itu, ia mengajak sektor swasta agar turut berperan dalam pembangunan di Kota Bandung.
"Bandung ini terbuat dari kekompakan, terbuat dari rasa gotong royong. Saya yakin, teori berkolaborasi ini bisa menghasilkan perubahan," tuturnya.
Ia lantas mencontohkan salah satu program yang menurutnya bisa menjadi contoh kolaborasi yang sukses, yakni pembangunan alun-alun Ujung Berung. Alun-alun ini kini menjadi primadona tempat rekreasi keluarga di wilayah Bandung Timur yang dibangun dari dana TJSL. Desain alun-alunnya dibuat oleh warga dengan supervisi dari wali kota. Sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh tiap-tiap kelurahan secara bergilir.
"Kalau teori Ujung Berung ini dipakai untuk semua urusan, Indonesia ini akan hebat," terang Wali Kota.
Ia sendiri pernah melakukan riset sebelum dirinya menjabat sebagai wali kota. Ia mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat potensi TJSL sebesar 20 triliun pertahun. Angka ini yang menurutnya harus diupayakan oleh Forum TJSL dengan metode jemput bola.
"Maka dari itu saya titip agar Forum TJSL ini diorganisasikan dengan baik. Jadi kita bisa lebih proaktif menjemput peluang-peluang CSR (Corporate Social Responsibility, TJSL - red) untuk Kota Bandung," titipnya.
Ia kemudian menginstruksikan agar Forum TJSL Bandung lebih mensosialisasikan keberadaan organisasi ini. Pasalnya, banyak orang yang masih belum paham mekanisme pengelolaan dana TJSL di Kota Bandung.
"Maka forum ini dihadirkan dan harus dipopulerkan sebagai cara yang paling benar untuk mengelola keuangan masyarakat. Arahan saya, forum ini juga harus mengadakan pertemuan dengan para camat untuk mendiskusikan kabutuhan-kebutuhan di wilayah masing-masing," ucapnya.(Ver)