Notification

×

Iklan

Iklan

Moderenisasi Alutsista Semangat Baru Bagi Prajurit Infanteri

Selasa, 20 Desember 2016 | 10:41 WIB Last Updated 2016-12-27T06:48:15Z
BANDUNG - Tumbuh dan berkembangnya Infanteri sebagai Korps terbesar di Angkatan Darat tidak pernah terlepas dari sejarah perjuangan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hari ini tanggal 19 Desember adalah upacara memperingati hari Infanteri ke-68 yang pelaksanaannya diadakan di Lapangan Makodam III/Siliwangi Jalan Aceh Kota Bandung, Senin (19/12).

Kegiatan Hari Infanteri diawali dengan pelaksanaan Pleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya yang mengambil start dari Cirebon dengan menempuh jarak lebih kurang 239.8 Km melewati beberapa daerah diantaranya Kuningan, Majalengka, Sumedang dan Subang serta diakhiri dan finish di Makodam III/Siliwangi.

Pada puncak peringatan Hari Infanteri diawali dengan acara tradisi pembelahan buah kelapa yang merupakan bantuan logistik terakhir bagi prajurit TNI sedangkan satu gelas air kelapa memiliki makna sebagai pembangkit tenaga dan semangat prajurit TNI melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan musuh.

Dilanjutkan dengan pembacaan sumpah dan pembacaan perintah Jenderal Sudirman serta pembacaan Ikrar Pasukan Infanteri kemudian dilanjutkan pula dengan penyerahan dua pucuk senjata LE dengan sangkur terhunus, dua tabung yang berisikan sumpah Jenderal Sudirman dan Ikrar Pasukan Infanteri serta satu buah tas berisikan dokumen lainnya juga penyerahan lambang Yuddha Wastu Pramuka.

Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayjen TNI Sarwahadi menyampaikan ucapan selamat Hari Infanteri kepada seluruh Prajurit Korps Infanteri beserta keluarga dimanapun berada dan bertugas.

Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah peristiwa saat menghadapi Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948, pada saat itu Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta dimana pasukan yang hijrah melaksanakan aksi wingate (Infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kekuatan pertempuran gerilya.

Pada tanggal 19 Desember tersebut mendapatkan nilai-nilai ketokohan, patriotisme, kepemimpinan dari seorang Panglima Besar Jenderal Sudirman karena memiliki nilai kejuangan, profesionalisme Keprajuritan dan sifat pantang menyerah serta nilai kemanunggalan TNI-Rakyat sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Infanteri.

Dengan ditetapkan jadi Hari Infanteri maka peran, tugas dan fungsi TNI AD khususnya Prajurit Infanteri tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya sehingga kebersamaan dengan rakyat menjadi bagian penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD.

Pada hari Infanteri ini mengambil tema" Dengan Semangat Yuddha Wastu Pramuka Rakyat Kuat, Hebat dan Profesional Guna Meningkatkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD".

Tema tersebut mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat Prajurit dan Satuan Infanteri untuk menjadi tangguh, profesional dan modern sebagai petarung yang handal dalam pertempuran, dimana Infanteri sebagai Queen Of The Battle yaitu sebagai Ratu yang memiliki kemampuan dan mobilitas tinggi, bisa bergerak kemanapun sebagai Prajurit Infanteri harus memiliki kemampuan untuk bergerak disegala bentuk medan pertempuran baik di hutan, gunung, rawa, laut, sungai dan pantai.

Selain itu makna dari tema tersebut memancarkan semangat pengabdian dan perjuangan tanpa akhir untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan rakyat serta membangun sinergisitas dengan segenap komponen bangsa lainnya sebagai kekuatan bela negara dalam sistem pertahanan semesta.

Disampaikannya juga bahwa tantangan tugas kedepan semakin kompleks dan dinamis dengan berubahnya bentuk ancaman diabad ke-21 yang mengedepankan teknologi modern, untuk menyikapi hal tersebut Pimpinan TNI AD memberikan kebijakan terhadap transformasi modernisasi Alutsista yang telah direalisasikan secara bertahap.

Keberadaan Satuan-Satuan Infanteri yang dilengkapi dengan Alutsista dan perlengkapan tempur yang modern memberikan semangat baru untuk terus mengantisipasi berbagai perubahan dengan melakukan revisi, reaktualisasi, reorganisasi dan redifinisi doktrin, strategi dan taktik bertempur untuk mampu mengimbangi pola pertempuran modern kedepan.

Akhir kegiatan Danpussenif Kodiklat TNI AD menyerahkan hadiah bagi pemenang juara pada pelaksanaan Pleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya pemenangnya adalah Juara 1 Pleton pengantar Yonzipur-3, juara 2 pengantar Ormas Koramil dari Kodim Sumedang dan juara 3 pengantar dari Koramil 1515 Kodim 065/Kuningan sedangkan Juara umum pada Tonting adalah Yonif 323/BP dan membawa Tropy bergilir Yuddha Wastu Pramuka, Juara 2 Yonif 323/BP dan Juara 3 Yonif 303/SSM. Upacara Hari Infanteri ke-68 dihadiri oleh Wadan Kodiklat TNI AD, Kasdam III/Siliwangi, Para Balakpus, Para Komandan satuan, Polri dan Ormas serta undangan lainnya. (*)
×
Berita Terbaru Update