Peneliti Balai Arkeologi Jabar Lutfi Yondri pada wartawan, Selasa, mengatakan antusiasme wisatawan ke Gunung Padang, semakin tinggi setiap bulannya, dimana tercatat dalam setahun ada 102 ribu wisatawan yang datang ke situs tertua di dunia itu, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
"Situs Gunung Padang, harus dikemas dan ditata semaksimal mungkin, seperti situs lainnya di Indonesia karena angka kunjungan yang teris meningkat setiap tahunnya, termasuk informasi di dalamnya harus disajikan dengan baik sehingga mudah dicerna," katanya.
Dia menuturkan, kawasan situs yang belum tertata seluruhnya, tidak akan dapat menampung ribuan wisatawan sekaligus, seiring daya tarik Gunung Padang yang semakin kuat. Sehingga perlu alternatif lain untuk media inforasi sekaligus sarana ketika kuota di puncak situs sudah maksimal.
Situs yang memiliki luas area mencapai 29 hektar dapat dimaksimalkan dengan dibangunnya sejumlah sarana dan prasarana penunjang, terlebih ketika semakin ramainya angka kunjungan. Pihaknya mengharapkan ada batasan jumlah pengunjung, meskipun hingga saat ini belum ada kajian berapa volume maksimal penunjung.
"Maksimalnya untuk kenyamanan satu orang diberi ruang lima meter ketika berada di area situs, sedangkan museum nantinya dapat jadi fasilitas untuk pengunjung yang antre menunggu bagian untuk naik ke area situs," katanya.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, saAt berkunjung beberapa waktu lalu ke Gunung Padang, mengatakan, pengembangan ke depan, situs tersebut akan menjadi tujuan wisata edukasi untuk siswa di tingkat SD, SMP dan SMA/SMK sederajat. Pembangunan sarana dan prasarana akan dilakukan bersamaan dengan destinasi wisata lainnya di Jabar.
"Pemprop Jabar, akan menudukung penuh pengembangan situs tertua di dunia ini. Sehingga ketika siswa datang ke lokasi, dapat praktek langsung untuk mengetahui ilmu langsung dari sumbernya. Kami juga mendukung rencana pembangunan museum sebagai sarana penunjang pembatasan jumlah wisatawan ke puncak situs," katanya.(Fr/Ad)