Notification

×

Iklan

Iklan

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan : Perlu Ada Regulasi Media Sosial

Rabu, 22 Februari 2017 | 18:09 WIB Last Updated 2017-02-22T11:09:44Z

BANDUNG,LENTERAJABAR.COM- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan saat ini diperlukan sebuah regulasi khusus untuk media sosial agar keberadaannya tidak memberikan dampak negatif kepada masyarakat seperti dipakai sebagai sarana penyebaran berita atau kabar hoax.

"Saya kira penting kalau ke depan ada regulasi khusus terkait media sosial," kata Ahmad Heryawan usai menghadiri pembukaan International Conference Media for World Harmony dan Pertemuan Tahunan IBRAF Ke-5 di hotel Trans Luxury jalan Gatot Subroto Kota Bandung, Rabu (22/2/2017).

Menurut dia, saat ini regulasi untuk media mainstrem sudah ada dan berjalan bagus namun regulasi untuk media sosial perlu dibuat secara khusus.

"Ketika media sosial yang pribadi masing-masing bisa menyiarkan. Lewat youtube, lewat facebook, twitter lewat media sosial lainnya ini. Nah, ini yang perlu ada sebuah regulasi mengatur supaya tidak bebas untuk memprovokasi tidak bebas membully tanpa sanksi hukum yang jelas," kata dia.

Gubernur yang akrab disapa Aher ini berharap penyelenggaraan Conference Media for World Harmony dan Pertemuan Tahunan Organization of Islamic Cooperation (OIC) Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) Ke-5 bisa menghadirkan sebuah media penyiaran yang bermutu atau berkualitas.

"Jadi kalau pun ada kritik, kritiknya disampaikan secara etis, supaya para pembaca tidak terpengaruh negatif oleh bacaan atau kalimat yang ada pada media tersebut," kata dia.

Ia menuturkan Tema konvergensi media yang menjadi bahasan utama Pertemuan Tahunan IBRAF kali ini, adalah tema yang sangat relevan dan menjadi kebutuhan kita semua, seiring dengan transformasi teknologi komunikasi informasi dari era konvensional menuju era digital.

Hal ini juga sejalan dengan yang apa yang jauh-jauh hari diramalkan oleh Marshall Mcluhan, dalam karyanya The Medium is The Message, bahwa selain mesin yang tumbuh berkembang dan transformasi teknologi informasi, media massa pun menghantarkan perubahan di masyarakat, yakni dari masyarakat konvensional menuju masyarakat informasi, yang mana landasan berperilakunya bergantung akses dan pasokan informasi.

Menurutnya munculnya ruang siber media, merupakan lompatan kualitatif setiap orang dalam hal pencarian, mengakses, memproduksi, dan bereaksi terhadap informasi yang diterima," kata Aher.

Hal ini, menurut dia, jelas memperluas akses ke alat komunikasi era digital melalui teknologi komunikasi, sehingga segalanya lebih partisipatif.

Selain itu, peran produsen dan penerima informasi pun diacak, sehingga lebih banyak masyarakat yang juga mampu berperan membentuk pesan komunikasi, dan ini membuktikan proses timbal balik kian kental dalam komunikasi global saat ini.

"Namun demikian, jika anugerah ini tidak dikelola secara baik dan benar, khususnya oleh para pengelola media broadcasting, maka bisa dengan mudah tercipta kondisi chaos informasi di masyarakat," kata dia.

Oleh sebab itu, diperlukan penguatan kompetensi para wartawan, editor, hingga divisi bisnis, sehingga kecepatan informasi bisa berbanding lurus dengan ketepatan dan kebermanfaatan informasi tersebut di lapangan.

"Demikian pula dengan perlunya penguatan literasi media, khususnya kepada masyarakat pengguna media massa,"pungkas pria berkacamata ini.(hj/Ra)
×
Berita Terbaru Update