Notification

×

Iklan

Iklan

Pembentukan Paud Non-Formal Tingkat RW Tingkatkan Partisipasi Pendidikan

Selasa, 21 Februari 2017 | 11:29 WIB Last Updated 2017-02-21T04:29:28Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Kepala Dinas Pendidikan kota Bandung,Elih Sudiapermana,mengatakan," minim angka partisipasi pendidikan usia 5 sampai  6 tahun , pemkot melalui disdik  berencana membuat Paud non-formal di tingkat RW.Demikian hal tersebut diungkap kepada wartawan dikantornya, di Jln Achmad Yani, Kota Bandung, Selasa (21/2/2017)

Menurut Elih,Paud di tingkat RW,merupakan salah satu program Pemkot Bandung di bidang pendidikan, yaitu Paud Juara. Ia mengatakan, maksud dari program tersebut, salah satunya untuk mendorong, agar anak-anak di tingkat usia tersebut memiliki pengalaman.‎

Lebih lanjut dikatakannya,Paud juara, jadi kita ini sesuai dengan kesepakatan internasional, ingin mendorong agar semua anak usia 6 tahun  minimal berpengalaman 1 tahun mendapatkan layanan, selama ini kan lebih banyak dari keluarga langsung ke SD. Nah angka partisipasi  kita masih relatif rendah makanya kita mendorong paud juara ini,jelas Elih.

Langkah dalam merealisasikan program tersebut di katakan, pihaknya akan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan elemen masyarakat lainnya. Dimana sejauh ini, ia mengaku sudah melantik beberapa istri Camat dan Ibu Camat, sebagai Bunda Paud di tingkat Kecamatan.‎
"Pertama kita akses, jadi kita dorong sekarang, tugas kita bagaimana setiap RW ada satu paud yang melayani, makanya bekerjasama dengan team penggerak PKK, kita juga sudah melantik Ibu-ibu camat sebagai bunda paud kecamatan," jelasnya.

Ditambahkannya dalam waktu dekat Disdik sudah sepakat dengan Istri Wali Kota Bandung, Atalia Praratya untuk melantik Bunda Paud di tingkat Kelurahan. Karena, selain jumlah personel yang kurang memadai, dirasa sulit untuk meng-cover,‎ sekian ribu RW yang ada di Kota Bandung.‎
Ia menjelaskan, sejauh ini gerakan tersebut belum di laksanakan oleh seluruh RW. Selain masalah tempat, terdapat kesulitan mengidentifikasi siapa-siapa yang akan jadi motor penggerak di tiap RW. Dengan pelantikan ASN di tingkat Kecamatan dan Kelurahan, di harapkan dapat menemukan penggerak lokal tersebut, salah satunya dengan ibu-ibu PKK.pungkas Elih.(Ak/Rg)
×
Berita Terbaru Update