Notification

×

Iklan

Iklan

484 Nomor dari 42 Cabor Dipertandingkan di Asian Games 2018

Selasa, 07 Maret 2017 | 15:32 WIB Last Updated 2017-03-08T09:44:45Z
JAKARTA, LENTERAJABAR.COMRapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 (Corcom AG2018) keenam di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Senin, 6 Maret 2017 akhirnya mengunci jumlah cabang olah raga dan nomor pertandingan pada multievent empat tahunan se-Asia tersebut. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa Asian Games tahun depan akan mempertandingkan 484 nomor pertandingan dari 42 cabang olahraga.

Jumlah nomor pertandingan tersebut menciut dari sebelumnya mencapai 493 nomor. Pengurangan cabor tersebut merupakan bentuk efisiensi untuk menekan anggaran tidak membengkak. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komite Koordinasi Dewan Olimpiade Asia (OCA), Tzunekazu Takeda dalam jumpa pers usai Corcom.

"Hari ini kami mengunci 484 nomor pertandingan dari 42 cabor, dengan 59 disiplin cabor untuk Asian Games 2018. Jumlah ini sudah maksimum, tapi masih bisa berubah. Dengan catatan, nomornya berkurang dan tidak bertambah," ujarnya.

Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong menambahkan, meskipun sudah ditetapkan jumlah cabor dan nomor pertandingan, tapi menurutnya masih ada beberapa federasi seperti kriket, paragliding, dan jet Ski yang dinilai tidak memenuhi standarisasi OCA. Pihaknya meminta agar ketiganya menyelesaikan hal tersebut dalam waktu satu bulan.

"OCA masih akan menunggu sebelum technical handbook jadi, hitungannya 12 bulan sebelum event berlangsung. Jadi sekitar Agustus, semua masalah harus sudah selesai. Misalnya, paragliding. Masih ada dua federasi nasional yang menjadi penanggung jawab, kami maunya hanya satu saja. Kalau tidak juga selesai, OCA akan ambil alih penanggung jawab cabor. Lalu di jetsi, masalahnya soal transportasi untuk "board & loading" jet skinya. Cabor harus memastikan kalau federasi internasional harus membantu, mengingat biayanya mahal," ucapnya.

Lalu, untuk masalah cabor kriket. OCA menurutnya menginginkan agar pemain yang diturunkan di Asian Games nanti adalah para pemain profesional dan sudah disetujuh oleh negara-negara peserta. Tapi dari federasi internasional kriket sendiri, justru memperbolehkan pemain amatir yang turun di Asian Games nanti.



Terkait dengan jumlah nomor tersebut, Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc), Harry Warganegara mengatakan jika pihaknya akan mengembalikan lagi ke Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Apakah dengan 484 nomor pertandingan yang sudah ditetapkan tersebut, Prima bisa menyanggupi untuk perhitungan pemenuhan target medali emas.

"Apakah dengan jumlah 484 nomor pertandingan itu Prima cukup melakukan kalkulasi untuk proyeksi medali. Bila mereka menyanggupi dengan jumlah nomor tersebut kita bisa memenuhi target medali, maka kami akan langsung mengesahkan permohonan OCA tersebut," imbuh Harry menambahkan.

Jumlah nomor pertandingan pada Asian Games 2018 nanti, lebih besar dibandingkan pada penyelenggaraan sebelumnya di Incheon, Korea Selatan. Pada 2014 lalu, Asian Games mempertandingkan 439 nomor dari 36 cabang olahraga. Saat itu, Indonesia menempati posisi ke-17 dengan total 20 medali (empat emas, lima perak, dan 11 perunggu).

Sementara untuk 2018 mendatang, Indonesia, sebagai tuan tumah diharapkan bisa menembus peringkat 10 besar Asia. Dalam peringkat Asian Games, rangking terbaik Indonesia adalah sebagai runner-up pada pelaksaan di tahun 1962. Kala itu Indonesia mengoleksi 11 medali emas. Jepang menjadi juara umum saat itu.

Sementara itu dari serangkaian peninjauan yang dilakukan di dua tuan rumah penyelenggara Palembang dan Jakarta pada 5 dan 6 Maret 2017, perwakilan OCA menilai jika persiapan Indonesia masih bisa memenuhi tenggat waktu yang diberikan, yakni (mayoritas) akhir tahun ini. Secara keseluruhan perwakilan OCA mengaku puas dengan perkembangan Indonesia saat ini.

Sesuai yang disetujui dalam Corcom di Palembang dan Jakarta kemarin, Palembang akan mendapat kan jatah untuk mempertandingkan 10 cabang olahraga. Sisanya, 32 cabor akan dimainkan di Jakarta, sebagai tuan rumah utama.

"Jumlah cabor yang dipertandingkan di Jakarta dan Palembang tidak ada perubahan. Tapi ada beberapa masukan, seperti masalah komplek Gelora Bung Karno. Dimana GBK merupakan sport center yang dibangung sejak 1962 jadi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk merenovasi GBK. Saat ini renovasi masih on the track, tapi saya tegaskan kepada arsitek agar lebih memperhatikan detil-detil minor," kata Wei.

Dia juga merekomendasikan agar tidak terburu-buru menyelesaikan renovasi untuk mengejar tenggat waktu. Menurutnya, tiga bulan sebelum kompetisi di mulai sudah cukup.
"Karena kalau terlalu buru-buru, kualitas dari kontruksi dan renovasi justru mengkhawatirkan. Jadi saya lebih memiliki kualitas yang bagus dibandingkan hasil yang mengkhawatirkan. Kami ingin memastikannya sejak awal, bahwa renovasi dan pembangunan sudah sesuai dengan standar internasional," ucapnya.

Selain agenda Corcom, kemarin, Inasgoc dan SsyangYong Information & Communication Corporation (SICC) selaku penyedia sistem teknologi informasi dan komunikasi, Asian Games Information System (AGIS) juga menandatangani perjanjian khusus (spesific agreement) terkait ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi di Asian Games 2018 yang tidak kalah dengan ajang-ajang sebelumnya.

AGIS sendiri merupakan otak dari Asian Games 2018 yang berisi seluruh informasi tentang jadwal dan hasil pertandingan, venue pertandingan, catatan rekor terkini, profil atlet serta negara peserta, jadwal siaran langsung, sistem transportasi, dan lainnya. Segala hal yang disajikan AGIS sangat berguna bagi pengakses, baik itu media cetak/elektronik/online, maupun broadcast yang membutuhkan data-data secara cepat.

"Kami akan implementasikan sistem informasi tentang Games yang diterapkan pada Olympic Winter Games Pyeongchang yang digelar pada Februari 2018, ke Asian Games 2018 Jakarta Palembang Agustus mendatang. Sudah pasti jaminan teknologi terkini yang lebih canggih, aman, dan terintegrasi akan hadir dalam Asian Games 2018," tambah CEO SICC, Chang Ki Kim. Penandatanganan perjanjian khusus ini menandakan pekerjaan sistem infomasi akan langsung di mulai.

Selain menandatanganan spesific agreement dengan SICC, Inasgoc juga menjalin kerjasama sponsor dengan perusahaan apparel olahraga asal Tiongkok 361°. Mereka akan menjadi sponsor resmi untuk seragam, sepatu, dan asesoris seluruh panitia pelaksana, delegasi teknis, volunter, dan tenaga pelaksana lapangan serta kompetisi Asian Games 2018. 361° ini telah bekerjasama dengan OCA sejak pelaksaan Asian Games 2010 di Guangzhou, Universiade 2011 Shenzhen, Asian Beach Games 2012 Haiyang, Youth Olympic Games 2014 Nanjing, dan terakhir di Asian Games 2014 Incheon, Korsel.(Fr/R)
×
Berita Terbaru Update