JAKARTA,LENTERAJABAR.COM - Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar
menilai rusaknya ekosistem Terumbu Karang di Raja Ampat, Papua, oleh Kapal MV
Caledonian Sky, adalah bentuk kelalaian kolektif.
Sebab, menurut Rofi, tidak mungkin otoritas resmi setempat
tidak mengetahui dan memahami adanya kapal berbobot lebih dari 4.200 GT yang
melewati perairan dangkal tersebut.
“Terlebih, dalam proses evakuasi kapal hingga menabrak
terumbu karang tersebut dikabarkan menggunakan Kapal penarik dari Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)," jelas Rofi di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/3).
Rofi pun memertanyakan beberapa persoalan terhadap kasus
ini. Terkait, mengapa Kapal sebesar itu tidak dapat mendeteksi kedalaman,
padahal dilengkapi teknologi yang modern? Padahal, dalam dunia perairan, sudah
seharusnya pengelola kapal memahami alur laut dan 'peta' kontur daerah yang
akan disinggahi.
Ironisnya semua kejadian tersebut, lepas dari pengawasan
otoritas resmi sehingga Kapal tersebut masuk ke perairan dangkal di Raja Ampat.
"Ini bentuk kelalaian kolektif yang harus dilakukan
evaluasi secara menyeluruh dan dilakukan perbaikan dengan terintegrasi.
Pemerintah harus segera meminta klarifikasi kepada pemilik kapal dan
mengevaluasi sistem kesyahbandaran dengan lebih baik" tegas wakil rakyat
PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII ini.
Rofi menyesalkan bahwa langkah untuk menarik Kapal tersebut
tidak dipantau oleh pihak yang berwenang, mengingat ketika Kapal terhempas di perairan dangkal Raja ampat, cukup
lama dan diketahui oleh otoritas resmi.
"Pemerintah harus segera membuat langkah nyata meminta
ganti rugi terhadap pemilik Kapal MV Caledonian Sky dan segera membuat
perencanaan perbaikan terumbu karang secara serius," pungkasnya.
Sebagai Informasi, Kapal pesiar MV Caledonian Sky
berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat dan telah menyebabkan
kerusakan yang parah, pada Rabu (15/3).(Red/Rfk)