Notification

×

Iklan

Iklan

PSDA Gelar Seminar Hari Air Sedunia XXV

Rabu, 22 Maret 2017 | 17:25 WIB Last Updated 2017-03-22T10:25:56Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM – Air memiliki peran sangat penting dalam kehidupan. Saking pentingnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Hari Air Sedunia yang diselenggarakan setiap 22 Maret.
 
Inisiatif peringatan ini diumumkan pada Sidang Umum PBB ke-47 pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. 
 
“Kenapa hal tersebut sampai dibuat deklarasi oleh PBB? Pasalnya, salah satu permasalahan dunia saat ini adalah masalah kondisi air,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat, Nana Nasuha Djuhri SP 1, di sela seminar sehari bertema “Water and Wastewater” dalam rangka memeringati Hari Air Sedunia XXV di Kantor PSDA Provinsi Jawa Barat, Rabu (22/3/2017).

Nana menambahkan, saat ini persoalan air terus mengalami perkembangan, seperti tekanan air, ketahanan pangan, dan ketahanan energi yang semuanya saling terkait.

“Air dan energi sangat tergantung terhadap ketahanan air, sehingga tak heran PBB memandang sangat penting seluruh anggota PBB memeringati Hari Air Sedunia ini,” tandas Nana di depan 180 peserta seminar yang berasal 13 perguruan tinggi di Jabar, 13 komunitas peduli sungai, kecamatan dan kelurahan.

Ia mengatakan, tiga permasalahan utama yang berkaitan dengan sumber air. Nana menyebut pendangkalan terjadi dari sedimentasi karena erosi. Ini karena kondisi sangat kritis, sehingga saat hujan timbul energi yang begitu besar membawa butiran tanah, maka terjadilah sedimentasi seperti di Sungai Citarum.

Selain itu, adanya penyempitan sumber air atau sungai, karena banyak pemanfaatan sumber air atau sempadan air yang tidak sesuai dengan fungsi, semisal banyaknya bangunan sehingga kapasitas air berkurang. “Ini tantangan buat kita,” katanya.

Tak hanya itu. Tingginya pencemaran yang berasal dari limbah industri, domestik (rumah tangga), dan kotoran hewan juga merusak kondisi air. Ini diakibatkan, lanjut Nana, banyak peternakan banyak di hulu sungai yang tidak dikelola dengan baik sehingga kotoran masuk ke aliran sungai. “Belum lagi pencemaran limbah pabrik dan rumah tangga,” tandasnya.

Sebetulnya, sambung dia, air limbah bisa dimanfaatkan tapi upaya ini memerlukan investasi yang cukup besar.

“Tapi limbah ini bisa menjadi sumber daya. Bagaimana upaya mendaur ulang atau menjernihkan air limbah yang bisa untuk irigasi atau kebutuhan rumah tangga. Nah ini perlu upaya atau dukungan dari kita semua, ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa dan masyarakat umum. Ini diperlukan kesadaran masyarakat, dan kita semua, termasuk mahasiswa,” kata Nana.

Pada kesempatan itu, Nana juga menegaskan komitmen Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang selalu peduli dengan kondisi air.

“Pak Gubernur selalu mengingatkan, bahwa apa pun yang dilakukan dalam pembangunan harus bermuara dalam tiga hal, yakni mengurangi pengangguran, maksimal menurunkan angka kemiskinan, tapi lingkungan tetap terjaga. Ini sasaran utama. Manakala setiap buat program, apapun jenis pembangunan. Tanpa itu pembangunan tidak ada artinya,” kata Nana.
 
Selain seminar, kata Nana, pihaknya juga menggelar sejumlah kegiatan. “Kami berharap seminar ini bisa memberikan informasi mengenai pemberdayaan air di Jabar, baik masyarakat, mahasiswa, akademisi, pengusaha dan pemerintah. Semua unsur ini harus bersinergi dalam pembangunan, sesuai yang diharapkan,” ujar Nana.(Red/Hms)
×
Berita Terbaru Update