Dalam sambutannya, Ida mengatakan Branding Pesona Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata RI pada tahun 2016 merupakan identitas pariwisata Indonesia. Ini menjadi bagian penting untuk komunikasi dan merupakan ekspresi dari brand itu sendiri, ini tidak hanya membedakan Indonesia dari destinasi turis lainnya, namun juga memberikan jiwa yang penuh arti demi menjaga brand itu tetap hidup.
Branding Pesona Indonesia terus disosialisasikan kepada semua pelaku bisnis pariwisata agar memiliki kesamaan visi, persepsi, baik desain logo, komposisi warna, posisi, dan makna di balik logo Pesona Indonesia itu sendiri ke seluruh penjuru Indonesia.
“Alhamdulillah Kementerian Pariwisata Republik Indonesia pada Tahun Anggaran 2017 memberikan dukungan Dekonsentrasi Pemasaran Pariwisata Nusantara kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat,” ujarnya, Kamis (20/4).
Ia menambahkan pemerintah telah mencanangkan target pencapaian pembangunan kepariwisataan yang sangat tinggi, sehingga memerlukan perhatian dan pemikiran “ekstra” untuk mencapai target yaitu 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 250 juta lebih target pergerakan kunjungan wisatawan nusantara. Untuk mencapai target tersebut, tidak hanya mengandalkan kepada penataan destinasi dan penataan daya tariknya, akan tetapi perlu diimbangi oleh peningkatan citra dan kualitas, sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan nasional maupun daerah.
“Pesona Indonesia adalah janji pariwisata Indonesia kepada dunia. Kata “Pesona” mengandung janji bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban, dari aspek manusia maupun alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang menyenangkan bagi para wisatawan. Branding Pesona Indonesia juga perlu terus disosialisasikan kepada semua pelaku bisnis pariwisata agar memiliki kesamaan visi, persepsi, baik desain logo, komposisi warna, posisi, dan makna di balik logo Pesona Indonesia itu sendiri ke seluruh penjuru Indonesia,” paparnya.
Ida menjelaskan kedepan untuk penguatan promosi pariwisata Jawa Barat, masing masing Kabupaten dan Kota dapat menentukan “Top Five” Available Destination, kemudian “Top Three” Potential Destination dan “Top Two” Marketable Destination, sehingga setiap daerah memiliki fokus hanya 10 dari puluhan destinasi yang ada.
Dari 10 tersebut diharapkan memenuhi kriteria minimal tiga aspek yaitu Nature, Art and Food.
Pada akhirnya pengembangannya merujuk pada empat pilar pembangunan, yaitu pembangunan dan pengembangan destinasi (objek), industrinya yang memiliki daya dukung yang cukup kuat pada destinasi, kelembagaan kepariwisataan termasuk didalamnya sumber daya manusia dan yang terakhir adalah pemasaran pariwisata sebagai ujung tombak suksesnya pembangunan ekonomi melalui pariwisata.(Red/Hfa)
