Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengapresiasi semangat dan karya duta baca.Para duta baca ini tak henti-hentinya menumbuhkan minat baca yang ditularkan kepada siswa-siswa yang lainnya dan menciptakan budaya literasi disetiap lingkungan sekolahnya.
"Mereka berasal dari sekolah yg berbeda, tidak saling kenal sebelumnya, bahkan saat ditanya masih ada yg tidak tahu nama teman satu kelompoknya," kata ungkap Elih kepada wartawan di Bandung, Minggu (30/4).
Akan tetapi kata dia, mereka luar biasa, ceria dan atraktif menyampaikan gagasan atau ide dan saling mengkritisi sehingga bersepakat tentang sesuatu yg akhirnya dituliskan sebagai hasil karya bersama.
"Setelah itu hasil karya bersamanya diceritakan sesuai dengan tema yang diminta oleh panitia," tuturnya.
Untuk itu, kepada para guru dan orangtua agar suasana seperti ini terus dipupuk dan dipelihara agar mereka nanti menjadi penerus generasi yang lebih baik, generasi yang senang berbagi, saling mengkritisi tetapi dalam suasana ceria tanpa konflik.
"Karena mereka tulus berkarya dalam satu tim dengan latar belakang yang berbeda, mungkin beda agama, beda kebiasaan, dan lainnya," terangnya.
Tetapi untuk memberikan karya yang terbaik mereka tidak mempersoalkan perbedaan-perbedaan itu. Karena akan menghambat karya yang dicita-citakannya.
"Mereka kreatif, kritis, komunikatif, kolaboratif dan produktif menghasilkan karya yang bisa dipersembahkan untuk kebanggaan kelompoknya dan kita semua," tandasnya.
"Mereka berasal dari sekolah yg berbeda, tidak saling kenal sebelumnya, bahkan saat ditanya masih ada yg tidak tahu nama teman satu kelompoknya," kata ungkap Elih kepada wartawan di Bandung, Minggu (30/4).
Akan tetapi kata dia, mereka luar biasa, ceria dan atraktif menyampaikan gagasan atau ide dan saling mengkritisi sehingga bersepakat tentang sesuatu yg akhirnya dituliskan sebagai hasil karya bersama.
"Setelah itu hasil karya bersamanya diceritakan sesuai dengan tema yang diminta oleh panitia," tuturnya.
Untuk itu, kepada para guru dan orangtua agar suasana seperti ini terus dipupuk dan dipelihara agar mereka nanti menjadi penerus generasi yang lebih baik, generasi yang senang berbagi, saling mengkritisi tetapi dalam suasana ceria tanpa konflik.
"Karena mereka tulus berkarya dalam satu tim dengan latar belakang yang berbeda, mungkin beda agama, beda kebiasaan, dan lainnya," terangnya.
Tetapi untuk memberikan karya yang terbaik mereka tidak mempersoalkan perbedaan-perbedaan itu. Karena akan menghambat karya yang dicita-citakannya.
"Mereka kreatif, kritis, komunikatif, kolaboratif dan produktif menghasilkan karya yang bisa dipersembahkan untuk kebanggaan kelompoknya dan kita semua," tandasnya.
