TEGAL,LENTERAJABAR.COM - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih mendorong masyarakat di Kota Tegal, Jawa Tengah, agar menguatkan dan mengembangkan ekonomi kreatif. Sebab, saat ini, adalah era dimana pertumbuhan ekonomi tidak lagi berbasis pada sumber daya alam (SDA), melainkan kreativitas masyarakat.
“Sumber daya alam kita saat ini semakin menurun. Jumlahnya terbatas. Negara-negara maju ditopang bukan karena sumber daya alamnya, tapi karena sumber daya manusianya. Oleh karena itu, kita perlu sadari bahwa ekonomi kita depan bukan lagi ditopang oleh SDA, melainkan kreatifitas manusianya,” jelas Fikri di acara Focus Group Discussion (FGD) Penguatan dan Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif di Kota Tegal, Selasa (9/5).
Di sisi lain, Fikri mendorong agar masyarakat tidak melulu harus terjebak dengan persoalan modal dan aset dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif. “Sebab, inti utama dari Ekonomi Kreatif adalah kreatifitas, sumber daya manusianya. Jangan hanya berpikir soal modal dan aset. Karena kalau kita kreatif, modal dengan sendirinya akan datang,” jelas Fikri.
Dalam acara yang berlangsung dalam rangka reses dengan bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI ini, Fikri Faqih memberikan contoh bahwa negara Jepang saat ini secara demografi lebih banyak didominasi oleh orang tua. Saat ini, menurut data, jumlah warga Jepang yang berusia 65 tahun atau lebih meningkat dari 1,1 juta menjadi 33 juta. Jumlah warga yang lanjut usia sekarang melebihi jumlah mereka yang berusia 14 tahun atau lebih muda dengan perbandingan 2 : 1.
“Meskipun penduduk Jepang terkenal pintar dan disiplin, tetapi kreatifitas mereka berkurang karena yang dipakai orang-orang tua. Contohnya, produk Sony yang dulunya diasumsikan sebagai perusahaan besar, faktanya saat ini sudah tutup,” jelas wakil rakyat PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ini.
Oleh karena itu, Fikri berkomitmen untuk tetap memfasilitasi warga di dapil-nya agar intensif bekerjasama dengan Bekraf dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif bagi masyarakat agar berdaya secara finansial.
“Di satu sisi penyerapan Bekraf di April 2016 baru 0,9 persen. Tidak sampai 1 persennya. Sekarang, dengan acara ini, harapannya bisa lebih terbuka. Sehingga, 16 sektor ekonomi kreatif yang dikelola oleh Bekraf dapat maju dan mendorong perekonomian daerah menjadi lebih baik,” jelas Fikri.
Selain FGD, dalam kesempatan ini pun Fikri turut menyerap aspirasi dari Komunitas Forum Film Tegal. Mereka berharap Komisi X DPR RI bersama dengan Bekraf RI dapat membantu penyelenggaraan Festival Forum Film Tegal untuk memperkenalkan kearifan melalui seni budaya.
Hadir pula dalam acara itu Ibu Rita Dwikartika Utama yang mewakil Kepala Deputi Hubungan Antar Lembaga Non-Pemerintah Dalam Negeri BEKRAF RI.(Red/Hfa)
“Sumber daya alam kita saat ini semakin menurun. Jumlahnya terbatas. Negara-negara maju ditopang bukan karena sumber daya alamnya, tapi karena sumber daya manusianya. Oleh karena itu, kita perlu sadari bahwa ekonomi kita depan bukan lagi ditopang oleh SDA, melainkan kreatifitas manusianya,” jelas Fikri di acara Focus Group Discussion (FGD) Penguatan dan Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif di Kota Tegal, Selasa (9/5).
Di sisi lain, Fikri mendorong agar masyarakat tidak melulu harus terjebak dengan persoalan modal dan aset dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif. “Sebab, inti utama dari Ekonomi Kreatif adalah kreatifitas, sumber daya manusianya. Jangan hanya berpikir soal modal dan aset. Karena kalau kita kreatif, modal dengan sendirinya akan datang,” jelas Fikri.
Dalam acara yang berlangsung dalam rangka reses dengan bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI ini, Fikri Faqih memberikan contoh bahwa negara Jepang saat ini secara demografi lebih banyak didominasi oleh orang tua. Saat ini, menurut data, jumlah warga Jepang yang berusia 65 tahun atau lebih meningkat dari 1,1 juta menjadi 33 juta. Jumlah warga yang lanjut usia sekarang melebihi jumlah mereka yang berusia 14 tahun atau lebih muda dengan perbandingan 2 : 1.
“Meskipun penduduk Jepang terkenal pintar dan disiplin, tetapi kreatifitas mereka berkurang karena yang dipakai orang-orang tua. Contohnya, produk Sony yang dulunya diasumsikan sebagai perusahaan besar, faktanya saat ini sudah tutup,” jelas wakil rakyat PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ini.
Oleh karena itu, Fikri berkomitmen untuk tetap memfasilitasi warga di dapil-nya agar intensif bekerjasama dengan Bekraf dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif bagi masyarakat agar berdaya secara finansial.
“Di satu sisi penyerapan Bekraf di April 2016 baru 0,9 persen. Tidak sampai 1 persennya. Sekarang, dengan acara ini, harapannya bisa lebih terbuka. Sehingga, 16 sektor ekonomi kreatif yang dikelola oleh Bekraf dapat maju dan mendorong perekonomian daerah menjadi lebih baik,” jelas Fikri.
Selain FGD, dalam kesempatan ini pun Fikri turut menyerap aspirasi dari Komunitas Forum Film Tegal. Mereka berharap Komisi X DPR RI bersama dengan Bekraf RI dapat membantu penyelenggaraan Festival Forum Film Tegal untuk memperkenalkan kearifan melalui seni budaya.
Hadir pula dalam acara itu Ibu Rita Dwikartika Utama yang mewakil Kepala Deputi Hubungan Antar Lembaga Non-Pemerintah Dalam Negeri BEKRAF RI.(Red/Hfa)