BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Rangkaian penerimaan delegasi Swedia ke Kota Bandung sudah dimulai.
Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil menerima 26 delegasi pebisnis Swedia
dari 16 perusahaan di kediamannya, Pendopo Kota Bandung, Rabu
(24/5/2017).
Para pebisnis itu datang untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Kota Bandung. Keenambelas perusahaan tersebut terdiri dari korporasi yang bergerak di bidang teknologi, energy, barang konsumsi (consumer goods), fashion, waste management, intelligent transportation system, properti, dan telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang hadir antara lain ABB, Atlas Copco, Axis Communications, Bombardier, Ericsson, Fortum, H&M, IKEA, Kapsch, SAAB, Scania, SKF, Stena, Swedish Energy Agency, Swedish Institute (SI), dan Volvo Group.
Para pebisnis itu datang untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Kota Bandung. Keenambelas perusahaan tersebut terdiri dari korporasi yang bergerak di bidang teknologi, energy, barang konsumsi (consumer goods), fashion, waste management, intelligent transportation system, properti, dan telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang hadir antara lain ABB, Atlas Copco, Axis Communications, Bombardier, Ericsson, Fortum, H&M, IKEA, Kapsch, SAAB, Scania, SKF, Stena, Swedish Energy Agency, Swedish Institute (SI), dan Volvo Group.
Pada
kesempatan tersebut, Ridwan memaparkan segala hal tentang Kota Bandung,
mulai dari program unggulan pemerintah kota, hingga menyinggung soal
sumber daya manusia dan persoalan sosial. Ia menjelaskan, pertumbuhan
ekonomi Kota Bandung saat ini adalah salah satu yang tertinggi di
Indonesia. Angka tersebut melampaui Provinsi Jawa Barat (5,7%) dan
nasional (5,01%).
Ia juga
menjelaskan tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh Kota Bandung.
Di tengah jumlah penduduk yang terus meningkat, yakni 2,4 juta jiwa pada
akhir tahun 2016, ia ingin memberikan berbagai fasilitas publik yang
memadai bagi seluruh warganya.
“Kami juga kota wisata dengan 6 juta turis setiap tahunnya. Maka tantangan kami ada di transportasi dan energi,” tutur Ridwan.
Selain
itu, ia juga memaparkan kebutuhan berbagai infrastruktur kota, mulai
dari perumahan, penerangan jalan, hingga pembangunan transportasi.
Secara keseluruhan, total investasi yang dibutuhkan Kota Bandung senilai
Rp60 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari pembangunan infrastruktur
sosial, infrastruktur pemerintahan, dan infrastruktur komersial.
Infrastruktur
sosial terdiri dari 66 proyek pembangunan, mulai dari sector sungai dan
drainase, pendidikan, ruang terbuka hijau, teknologi informasi,
penerangan jalan, hingga jalan dan jembatan. Nilai proyek-proyek
tersebut diprogramkan mencapai Rp32,8 triliun.
Sementara
itu, infrastruktur komersil Kota Bandung terdiri dari 17 proyek senilai
Rp26,9 triliun. Proyek-proyek tersebut seperti transportasi, industri,
perumahan, kesehatan, dan air minum.
Sedangkan
infrastruktur pemerintahan terdiri dari 9 proyek senilai Rp5,5 triliun.
Proyek-proyek itu terdiri dari program reformasi birokrasi, pembangunan
wilayah, dan instrumen teknologi informasi dan komunikasi.
Delegasi
yang dipimpin oleh Trade Commisioner, Country Manager of The Swedish
Trade and Invest Council Andres Wickberg itu lantas melanjutkan
perbincangan kerja sama di Beehive Café, Jalan Dayang Sumbi No. 1 Kota
Bandung, bersama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan
Pengembangan Kota Bandung Hery Antasari.(Red/Adk)