JAKARTA.LENTERAJABAR. COM - Ibadah
puasa Ramadhan yang tengah dijalani umat muslim Indonesia khususnya
memiliki hubungan makna yang kuat dengan nilai-nilai nasionalisme.
Karena itu, agama dan negara tidak bisa dipisahkan dalam perspektif
Islam di Indonesia.
Hal
itu dikatakan anggota FPKS MPR RI Ahmad Zainuddin saat menyampaikan
Sosialisasi Empat Pilar RT 06 RW 07 Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar
Rebo, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2017).
Menurut
Zainuddin, semangat Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara
Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
Bhinneka Tunggal Ika sangat sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam bulan suci Ramadhan. Dia mencotohkan, ibadah puasa yang dilakukan
umat Islam mengandung nilai persatuan dan persamaan.
"Siapapun
yang mengaku umat Islam, baik kaya, miskin, raja, rakyat, tentara,
polisi, apapun sukunya diwajibkan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Puasanya sama. Bahkan saat berbuka, dapat duduk bersama, shalat tarawih
bersama. Perbedaan hanya pada taqwa. Inilah kebhinnekaan tunggal ika,"
ujar Zainuddin.
Lebih
lanjut anggota Komisi IX DPR RI asal daerah pemilihan Jakarta Timur ini
mengatakan, dengan ibadah puasa menumbuhkan semangat kecintaan terhadap
Tanah Air. Karena dalam ibadah puasa ada semangat gotong royong, saling
berbagi dan bekerja sama. "Anugerah kemerdekaan yang kita raih pun
terjadi di bulan Ramadhan di saat para founding fathers dan rakyat
Indonesia sedang berpuasa. Ini menunjukkan umat Islam sangat mencintai
Tanah Airnya," jelas Zainuddin.
Zainuddin
juga mengatakan, kebebasan mennjalankan ibadah Ramadhan merupakan
refleksi pengamalan Pancasila sebagai falsafah bangsa yang mendasari
Indonesia sebagai negara berketuhanan Yang Maha Esa. Bab kebebasan
beribadah yang dijamin dalam Undang-undang Dasar disepakati sebagai
bagian dari konstitusi yang tidak boleh diamandemen.
"Dari
hal-hal ini semua, sangat jelas hubungan Islam dan nasionalisme
Indonesia. Karena itu sebenarnya tidak tepat jika agama harus dipisahkan
dari negara dalam konteks Indonesia," pungkasnya. (Red/Rls)