Notification

×

Iklan

Iklan

Ahmad Zainuddin Aleg PKS: Sosialisasi 4 Pilar, Bicara Korelasi Ramadhan dan Nasionalisme

Rabu, 14 Juni 2017 | 09:48 WIB Last Updated 2017-06-15T02:48:47Z
JAKARTA.LENTERAJABAR. COM - Ibadah puasa Ramadhan yang tengah dijalani umat muslim Indonesia khususnya memiliki hubungan makna yang kuat dengan nilai-nilai nasionalisme. Karena itu, agama dan negara tidak bisa dipisahkan dalam perspektif Islam di Indonesia. 

Hal itu dikatakan anggota FPKS MPR RI Ahmad Zainuddin saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar RT 06 RW 07 Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2017). 

Menurut Zainuddin, semangat Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika sangat sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam bulan suci Ramadhan. Dia mencotohkan, ibadah puasa yang dilakukan umat Islam mengandung nilai persatuan dan persamaan. 

"Siapapun yang mengaku umat Islam, baik kaya, miskin, raja, rakyat, tentara, polisi, apapun sukunya diwajibkan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Puasanya sama. Bahkan saat berbuka, dapat duduk bersama, shalat tarawih bersama. Perbedaan hanya pada taqwa. Inilah kebhinnekaan tunggal ika," ujar Zainuddin. 

Lebih lanjut anggota Komisi IX DPR RI asal daerah pemilihan Jakarta Timur ini mengatakan, dengan ibadah puasa menumbuhkan semangat kecintaan terhadap Tanah Air. Karena dalam ibadah puasa ada semangat gotong royong, saling berbagi dan bekerja sama. "Anugerah kemerdekaan yang kita raih pun terjadi di bulan Ramadhan di saat para founding fathers dan rakyat Indonesia sedang berpuasa. Ini menunjukkan umat Islam sangat mencintai Tanah Airnya," jelas Zainuddin. 

Zainuddin juga mengatakan, kebebasan mennjalankan ibadah Ramadhan merupakan refleksi pengamalan Pancasila sebagai falsafah bangsa yang mendasari Indonesia sebagai negara berketuhanan Yang Maha Esa. Bab kebebasan beribadah yang dijamin dalam Undang-undang Dasar disepakati sebagai bagian dari konstitusi yang tidak boleh diamandemen. 

"Dari hal-hal ini semua, sangat jelas hubungan Islam dan nasionalisme Indonesia. Karena itu sebenarnya tidak tepat jika agama harus dipisahkan dari negara dalam konteks Indonesia," pungkasnya. (Red/Rls)
×
Berita Terbaru Update