BANDUNG,LENTERAJABAR. COM - Keluhan masyarakat RW 04, Kelurahan Pakemitan, Kecamatan Cinambo. tentang keberadaan air backwash unit pengelolaan air bersih (water treatment plant) rumah sakit di lingkungannya.
Menyikapi hal itu Direktur Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Bandung Dr. Exsenveny Lalopua menjawab keluhan warga itu mengatakan tidak ada kandungan kimia berbahaya yang terkandung dalam air tersebut. Persoalan yang ada hanya kekeruhan (TSS) yang disebabkan hasil endapan filter yang dikeluarkan oleh backwash.
Menurutnya ,masyarakat tidak usah risau dengan isu atau kabar yang beredar mengenai bau menyengat yang bersumber dari air saluran RSUD Kota Bandung. Setelah lakukan uji laboratorium air limbah RSUD bulan Mei 2017 yang dilakukan DLHK yang hasilnya parameter PH: 6,96; BOD: 10,15 mg/L; COD: 30,77 mg/L; TSS: 10,00 mg/L memenuhi baku mutu lingkungan dan tidak berbahaya bagi lingkungan masyarakat,jelasnya.
Exsenveny memastikan dan menjamin semua isu tentang air yang mengeluarkan bau menyengat, tidak benar. Pernyataan tersebut sesuai hasil dari uji laboratorium yang sudah ke luar hasilnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pihak RSUD Kota Bandung sudah melakukan investigasi lapangan pada Kamis, 27 April 2017 lalu. RSUD menemui masyarakat sekitar yang bernama Bapak Anton, Ibu Timah dan Bapak Haris. Ketiganya tidak merasa ada bau dari air limbah rumah sakit.
"Kita sudah berkordinasi, dan petugas rumah sakit sudah turun ke lapangan untuk melakukan investigasi. Mereka juga menemui salah satu warga sekitar dan menanyakan kebenaran tersebut. Mereka tidak merasa adanya bau yang dimaksud. Malahan mereka balik mengatakan kalau ada apa-apa juga pasti masyarakat akan langsung berkomunikasi dengan pihak RSUD," katanya.
Jumat 28 April 2017 sekitar pukul 09.00 WIB juga telah dilakukan peninjauan langsung oleh DLHK Kota Bandung disertai petugas Laboratorium LPKL-PDAM. Mereka langsung melakukan sampling terhadap air backwash dengan hasil pH 7,22 dan suhu 23°C.
"Tidak hanya itu, pihak DLHK Kota Bandung langsung melakukan uji sampling bersama petugas laboratorium LPKL dan hasilnya normal saja," katanya.
Selain itu, Exsenveny menambahkan, pengujian dilakukan di dua sumur masyarakat untuk memperkuat hasil tersebut. Sumur Bapak Demin RT 04/03 dan Bapak Hadris RT 03/03. Kedua berjarak kurang lebih 90 meter. Hasilnya baik-baik saja.
"Untuk memperkuat hasil penyataan lab kami, kita lakukan langsung uji lab air sumur yang berada tidak jauh dari lokasi keluhan masyarakat. Dan hasilnya kita lakukan di dua sumur semuanya normal dan tidak mengandung zat kimia berbahaya," katanya.
Sebagai langkah sosialisasi, pihak RSUD Kota Bandung akan melaksanakan silaturahmi dengan masyarakat sekitar RSUD Kota Bandung pada hari Sabtu 17 Juni 2017. Sosialisasi ini akan menghadirkan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, pihak Kecamatan Cinambo, pihak Keluarahan Pakemitan, RW dan RT setempat. Tujuannya, agar masyarakat tidak termakan isu-isu miring yang tidak benar.
"Kami akan lakukan sosialisasi dengan pihak-pihak terkait, supaya masyarakat tidak merasa resah dan gundah dengan isu-isu miring yang beredar. Tujuannya supaya masyarakat bisa mendapatkan sedikit edukasi dari kami," katanya.(Red/Spr)
Menyikapi hal itu Direktur Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Bandung Dr. Exsenveny Lalopua menjawab keluhan warga itu mengatakan tidak ada kandungan kimia berbahaya yang terkandung dalam air tersebut. Persoalan yang ada hanya kekeruhan (TSS) yang disebabkan hasil endapan filter yang dikeluarkan oleh backwash.
Menurutnya ,masyarakat tidak usah risau dengan isu atau kabar yang beredar mengenai bau menyengat yang bersumber dari air saluran RSUD Kota Bandung. Setelah lakukan uji laboratorium air limbah RSUD bulan Mei 2017 yang dilakukan DLHK yang hasilnya parameter PH: 6,96; BOD: 10,15 mg/L; COD: 30,77 mg/L; TSS: 10,00 mg/L memenuhi baku mutu lingkungan dan tidak berbahaya bagi lingkungan masyarakat,jelasnya.
Exsenveny memastikan dan menjamin semua isu tentang air yang mengeluarkan bau menyengat, tidak benar. Pernyataan tersebut sesuai hasil dari uji laboratorium yang sudah ke luar hasilnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pihak RSUD Kota Bandung sudah melakukan investigasi lapangan pada Kamis, 27 April 2017 lalu. RSUD menemui masyarakat sekitar yang bernama Bapak Anton, Ibu Timah dan Bapak Haris. Ketiganya tidak merasa ada bau dari air limbah rumah sakit.
"Kita sudah berkordinasi, dan petugas rumah sakit sudah turun ke lapangan untuk melakukan investigasi. Mereka juga menemui salah satu warga sekitar dan menanyakan kebenaran tersebut. Mereka tidak merasa adanya bau yang dimaksud. Malahan mereka balik mengatakan kalau ada apa-apa juga pasti masyarakat akan langsung berkomunikasi dengan pihak RSUD," katanya.
Jumat 28 April 2017 sekitar pukul 09.00 WIB juga telah dilakukan peninjauan langsung oleh DLHK Kota Bandung disertai petugas Laboratorium LPKL-PDAM. Mereka langsung melakukan sampling terhadap air backwash dengan hasil pH 7,22 dan suhu 23°C.
"Tidak hanya itu, pihak DLHK Kota Bandung langsung melakukan uji sampling bersama petugas laboratorium LPKL dan hasilnya normal saja," katanya.
Selain itu, Exsenveny menambahkan, pengujian dilakukan di dua sumur masyarakat untuk memperkuat hasil tersebut. Sumur Bapak Demin RT 04/03 dan Bapak Hadris RT 03/03. Kedua berjarak kurang lebih 90 meter. Hasilnya baik-baik saja.
"Untuk memperkuat hasil penyataan lab kami, kita lakukan langsung uji lab air sumur yang berada tidak jauh dari lokasi keluhan masyarakat. Dan hasilnya kita lakukan di dua sumur semuanya normal dan tidak mengandung zat kimia berbahaya," katanya.
Sebagai langkah sosialisasi, pihak RSUD Kota Bandung akan melaksanakan silaturahmi dengan masyarakat sekitar RSUD Kota Bandung pada hari Sabtu 17 Juni 2017. Sosialisasi ini akan menghadirkan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, pihak Kecamatan Cinambo, pihak Keluarahan Pakemitan, RW dan RT setempat. Tujuannya, agar masyarakat tidak termakan isu-isu miring yang tidak benar.
"Kami akan lakukan sosialisasi dengan pihak-pihak terkait, supaya masyarakat tidak merasa resah dan gundah dengan isu-isu miring yang beredar. Tujuannya supaya masyarakat bisa mendapatkan sedikit edukasi dari kami," katanya.(Red/Spr)