BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Wali Kota Bandung M.Ridwan Kamil mengatakan sangat mendukung tumbuhnya wirausaha-wirausaha berbasis organisasi yang akan berdampak tumbuhnya ekonomi masyarakat. Dan menghilangkan kesenjangan yang terjadi sehingga menghilangkan jarak antara yang miskin dan yang kaya.
"Saya sebagai Wali Kota Bandung sangat mendukung adanya dan tumbuhnya wirausaha-wirausaha yang berbasis organisasi. Kali ini dari pengusaha Nahdiyin yang mengukuhkan keanggotaannya untuk memajukan perekonomian umat Dan menghilangkan gep antara si kaya dan si miskin,"ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Nahdiyin (HPN) Kota Bandung di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Jum'at (16/6/2017).
Pada kesempatan itu , Emil menyampaikan perekonomian Kota Bandung sebesar 7,7% namun jarak antara masyarakat atas dan bawahnya masih tinggi. Kalangan menengah keatas mampu memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dibanding kalangan menengah kebawah.
"Jarak antara kalangan atas dan bawahnya di Kota Bandung masih jauh, padahal perekonomian di Kota Bandung mencapai 7,7%. Yang terjadi sat ini ialah kalangan menengah keatas lebih bisa memanfaatkan peluang-peluang perekonomian yang ada dibanding mereka yang menengah kebawah, make dari itu, saya titipkan HPN harus memiliki misi menaikan derajat jumlah perbedaan kesejahteraan," katanya.
Selain itu, Emil menyampaikan teori baru yaitu poskapitalism dimana kegiatan perekonomiannya hadir, tetapi tidak terkonsentrasi terhadap satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada yang tidak memiliki instrumen ekonomi.
"Saya menyoroti teori baru yaitu poskapitalism, dimana kegiatan hadir, namun tidak terkonsentrasikan kepada satu objek atau satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada mereka yang tidak memiliki instrumen ekonomi, contohnya gojek. Motornya milik pribadi tetapi tersambungkan dengan sistem ekonomi sehingga keuntungannya bisa dirasakan semua tanpa harus dimiliki oleh satu institusi,"jelasnya.
Pemerintah Kota Bandung memiliki gagasan baru untuk mensejahterakan masyarakat yang memiliki kamar yang tidak terpakai. Sekarang wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan biaya standar dapat menyewa kamar kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kendapatan tambahan bagi masyarakat.
"Gagasan baru yang saat ini dikembangkan yaitu jika Ada wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan uang pas-pasan mereka dapat menyewa sebuah kamar kepada masyarakat tanpa harus memikirkan biaya hotel yang cukup Mahal. Sehingga masyarakat bisa menikmati kondisi pariwisata Kota Bandung dengan keuntungannya yang merata,"imbuhnya.
Pemerintah Kota Bandung sendiri sudah melaksanakan konsep poskapitalism tersebut, diantaranya jika ada acara konsumsi yang disediakan terbagi dari beberapa produsen sehingga banyak pihak yang dapat menikmati keuntungannya.
"Kami di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah menjalankan konsep ini, jika memerlukan konsumsi dalam suatu acara kita bagi-bagi, kerupuknya dari si A, tahunnya dari si B dan airnya dari si C. Sehingga semua dapat merasakan kesejahteraan,"pungkasnya.(Red/Amd)
"Saya sebagai Wali Kota Bandung sangat mendukung adanya dan tumbuhnya wirausaha-wirausaha yang berbasis organisasi. Kali ini dari pengusaha Nahdiyin yang mengukuhkan keanggotaannya untuk memajukan perekonomian umat Dan menghilangkan gep antara si kaya dan si miskin,"ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Nahdiyin (HPN) Kota Bandung di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Jum'at (16/6/2017).
Pada kesempatan itu , Emil menyampaikan perekonomian Kota Bandung sebesar 7,7% namun jarak antara masyarakat atas dan bawahnya masih tinggi. Kalangan menengah keatas mampu memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dibanding kalangan menengah kebawah.
"Jarak antara kalangan atas dan bawahnya di Kota Bandung masih jauh, padahal perekonomian di Kota Bandung mencapai 7,7%. Yang terjadi sat ini ialah kalangan menengah keatas lebih bisa memanfaatkan peluang-peluang perekonomian yang ada dibanding mereka yang menengah kebawah, make dari itu, saya titipkan HPN harus memiliki misi menaikan derajat jumlah perbedaan kesejahteraan," katanya.
Selain itu, Emil menyampaikan teori baru yaitu poskapitalism dimana kegiatan perekonomiannya hadir, tetapi tidak terkonsentrasi terhadap satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada yang tidak memiliki instrumen ekonomi.
"Saya menyoroti teori baru yaitu poskapitalism, dimana kegiatan hadir, namun tidak terkonsentrasikan kepada satu objek atau satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada mereka yang tidak memiliki instrumen ekonomi, contohnya gojek. Motornya milik pribadi tetapi tersambungkan dengan sistem ekonomi sehingga keuntungannya bisa dirasakan semua tanpa harus dimiliki oleh satu institusi,"jelasnya.
Pemerintah Kota Bandung memiliki gagasan baru untuk mensejahterakan masyarakat yang memiliki kamar yang tidak terpakai. Sekarang wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan biaya standar dapat menyewa kamar kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kendapatan tambahan bagi masyarakat.
"Gagasan baru yang saat ini dikembangkan yaitu jika Ada wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan uang pas-pasan mereka dapat menyewa sebuah kamar kepada masyarakat tanpa harus memikirkan biaya hotel yang cukup Mahal. Sehingga masyarakat bisa menikmati kondisi pariwisata Kota Bandung dengan keuntungannya yang merata,"imbuhnya.
Pemerintah Kota Bandung sendiri sudah melaksanakan konsep poskapitalism tersebut, diantaranya jika ada acara konsumsi yang disediakan terbagi dari beberapa produsen sehingga banyak pihak yang dapat menikmati keuntungannya.
"Kami di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah menjalankan konsep ini, jika memerlukan konsumsi dalam suatu acara kita bagi-bagi, kerupuknya dari si A, tahunnya dari si B dan airnya dari si C. Sehingga semua dapat merasakan kesejahteraan,"pungkasnya.(Red/Amd)