TEGAL.LENTERAJABAR.COM - Wakil Rakyat DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX, Abdul Fikri Faqih menemui dan menyerap aspirasi dari masyarakat Desa Bumi Jawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (14/7).
Agenda yang berlangsung dalam rangka Kunjungan Dapil (Kundapil) ini bertempat di sebuah rumah warga, Bapak Tomo, sehingga benar-benar efektif untuk menyapa warga secara riil, khususnya para Kader PKS.
"Kita harus terus berjuang, tapi niatnya harus panjang. Partai memang urusan duniawi, tapi niatnya harus ukhrowi (akhirat). Jadi, kita serahkan urusan kemenangan kepada Allah dibarengi dengan usaha kita terus berjuang," jelas Abdul Fikri kepada para Kader PKS yang hadir.
PKS, jelas Abdul Fikri, sudah berada di jalur yang benar. Oleh karena itu, para Kader PKS diharapkan dapat terus menjaga kesan (image) sebagai partai dakwah, terutama untuk kembali dekat kepada para ulama, kyai, dan habib.
"Kita tidak boleh jauh dari mereka. Jangan jauh dari masyarakat. Hormati ulama, cium tangannya, karena itu bagian dari manhaj kita dalam fiqhud dakwah. Kita ini berasal dari masyarakat. Nahnu minhum, nahnu ma'ahum, wa nahnh lahum, maka akan selalu bersama dan kembali masyarakat apa yang kita lakukan," jelas Sekretaris Wilayah Dakwah (Wilda) Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta (Jatijaya) ini.(Red/Rls)
Agenda yang berlangsung dalam rangka Kunjungan Dapil (Kundapil) ini bertempat di sebuah rumah warga, Bapak Tomo, sehingga benar-benar efektif untuk menyapa warga secara riil, khususnya para Kader PKS.
"Kita harus terus berjuang, tapi niatnya harus panjang. Partai memang urusan duniawi, tapi niatnya harus ukhrowi (akhirat). Jadi, kita serahkan urusan kemenangan kepada Allah dibarengi dengan usaha kita terus berjuang," jelas Abdul Fikri kepada para Kader PKS yang hadir.
PKS, jelas Abdul Fikri, sudah berada di jalur yang benar. Oleh karena itu, para Kader PKS diharapkan dapat terus menjaga kesan (image) sebagai partai dakwah, terutama untuk kembali dekat kepada para ulama, kyai, dan habib.
"Kita tidak boleh jauh dari mereka. Jangan jauh dari masyarakat. Hormati ulama, cium tangannya, karena itu bagian dari manhaj kita dalam fiqhud dakwah. Kita ini berasal dari masyarakat. Nahnu minhum, nahnu ma'ahum, wa nahnh lahum, maka akan selalu bersama dan kembali masyarakat apa yang kita lakukan," jelas Sekretaris Wilayah Dakwah (Wilda) Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta (Jatijaya) ini.(Red/Rls)