Lebih lanjut dikatakannya,sampel tersebut mengandung unsur sitentis dan pelarut minyak,tutur Sonny seraya menerangkan unsur sintetisnya bisa berupa wantex atau cat,katanya kepada wartawan di Bandung Selasa (18/7/2017).
Sonny mengatakan, pihaknya tidak mau menuduh siapa pun yang mewarnai air. “Saya tidak mau berburuk sangka kepada yang melaporkan hal ini. Meskipun kami melihat ada beberapa kejanggalan dalam kejadian ini,” tegasnya.
Menurutnya hanya saja,Dia tidak dapat memastikan bahwa PDAM memproduksi dan mengalirkan air yang 100 persen baik dan layak dikonsumsi.“Kami tidak memproduksi air berwarna merah. Kami pastikan air yang kami produksi kualitasnya baik,” tegasnya.
Untuk itu Sonny akan meminta bantuan Polda Jabar untuk melakukan investigasi lebih lanjut terkait hal ini.Karenanya, kami membentuk tim khusus untuk melakukan penelitian. Serta meminta Polda Jabar melakukan penyeledikian,” tegasnya.
Meski merasa dirugikan dengan adanya kasus ini, Sonny mengatakan pihaknya tidak akan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
“Hanya saja sebagai pembelajaran, kami meminta kepada yang bersangkutan, untuk meminta maaf secara resmi di media sosial. Karena kasus ini pun dilaporkan hingga menjadi viral lewat sosial media, bukan melalui layanan resmi kami,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, akhir pekan lalu, ada laporan melalui akun facebook salah seorang warga Jalan Panjunan bahwa air PDAM yang ada di rumahnya berwarna merah. Setelah tim URC PDAM melakukan penyelidikan, ditemukan fakta bawah dari sekitar 126 pelanggan yang ada di gang tersebut, ada 9 orang yang mengeluhkan air PDAM berwarna merah.
Namun hanya 3 warga yang memberikan sampel, dan hanya 1 warga yang sampel airnya berwarna merah pekat.Ditambahkan Sonny, PDAM juga memastikan tidak ada kebocoran pipa. Di kawasan tersebut juga tidak ada aliran air sungai yang berwarna merah, dan drainasenya pun relatif kering,pungkasnya.(Red/Spb).
