BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Kota Bandung tidak hanya dibangun untuk memenuhi kebutuhan pria dewasa, melainkan juga harus ramah untuk anak-anak, perempuan, dan lansia. Para lansia, menurut Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil, adalah komponen masyarakat yang kerap kurang mendapatkan perhatian dalam pembangunan.
Maka dari itu, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan gerakan Bandung Cinta Lansia di Balai Kota Bandung, Minggu (16/7/2017). Gerakan tersebut terdiri dari program Aku Cinta Lansia dan pembentukan Sahabat Peduli Lansia. "Jika kaum lansia sudah merasa aman dan nyaman, itulah ciri kota yang berbahagia," ujar Ridwan.
Di kota ini, setiap lansia yang tidak memiliki sanak-saudara akan ditemani oleh relawan untuk melaksanakan aktivitas yang menyenangkan, seperti mengobrol, berolah raga, atau berjalan-jalan selama seharian penuh. Para relawan terdaftar berbasis komunitas di kewilayahan. Ada pula relawan yang mendaftar secara online. Tercatat, telah ada lebih dari 2100 relawan yang siap menjalankan program ini.
Ridwan menjelaskan, gagasannya ini terinspirasi dari salah seorang veteran yang berusia 107 tahun. Menurutnya, veteran tersebut merasa kesepian kesepian dan butuh perhatian. "Maka kita ciptakan program ini agar para lansia juga bisa hidup berbahagia tinggal di Kota Bandung," imbuhnya.
Inovasi ini mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) sebagai gagasan pertama di Indonesia atas kepedulian terhadap lansia melalui program Minggu Lansia dan pembentukan Sahabat Peduli Lansia. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Leprid Paulus Pangka kepada Ridwan Kamil.
"Kami berharap program ini bisa menginspirasi kota-kota lain di Indonesia, agar tidak hanya di Bandung lansianya bahagia, tetapi se-Indonesia," katanya.
Guna memfasilitasi kebutuhan para lansia, secara kelembagaan, pemerintah kota telah membentuk unit kerja di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPPAPM) Kota Bandung. Unit tersebut akan berupaya memenuhi kebutuhan para lansia agar mereka merasa bahagia.
"Kita tanya, mereka butuh apa, kita penuhi. Kadang-kadang kita nggak tahu lansia maunya apa. Kalau di Singapura, lansia minta kerjaan. Kalau di sini ternyata sebagian besar ingin berbagi jadi guru. Jadi lagi disiapkan lansia datang jadi guru tamu didunia sekolah-sekolah di Kota Bandung," jelas Ridwan.
Melalui program ini, Ridwan ingin agar seluruh komponen masyarakat merasa bahagia tinggal di Kota Bandung dan beraktivitas di luar rumah, seperti berjalan-jalan atau berpiknik. "Jika warga sudah lebih rindu beraktivitas di luar ruangan ketimbang di dalam rumah, itulah ciri kota yang baik dan bahagia, dan insya Allah sudah terlihat di Kota Bandung," ujarnya.(Red/Ags)
Maka dari itu, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan gerakan Bandung Cinta Lansia di Balai Kota Bandung, Minggu (16/7/2017). Gerakan tersebut terdiri dari program Aku Cinta Lansia dan pembentukan Sahabat Peduli Lansia. "Jika kaum lansia sudah merasa aman dan nyaman, itulah ciri kota yang berbahagia," ujar Ridwan.
Di kota ini, setiap lansia yang tidak memiliki sanak-saudara akan ditemani oleh relawan untuk melaksanakan aktivitas yang menyenangkan, seperti mengobrol, berolah raga, atau berjalan-jalan selama seharian penuh. Para relawan terdaftar berbasis komunitas di kewilayahan. Ada pula relawan yang mendaftar secara online. Tercatat, telah ada lebih dari 2100 relawan yang siap menjalankan program ini.
Ridwan menjelaskan, gagasannya ini terinspirasi dari salah seorang veteran yang berusia 107 tahun. Menurutnya, veteran tersebut merasa kesepian kesepian dan butuh perhatian. "Maka kita ciptakan program ini agar para lansia juga bisa hidup berbahagia tinggal di Kota Bandung," imbuhnya.
Inovasi ini mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) sebagai gagasan pertama di Indonesia atas kepedulian terhadap lansia melalui program Minggu Lansia dan pembentukan Sahabat Peduli Lansia. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Leprid Paulus Pangka kepada Ridwan Kamil.
"Kami berharap program ini bisa menginspirasi kota-kota lain di Indonesia, agar tidak hanya di Bandung lansianya bahagia, tetapi se-Indonesia," katanya.
Guna memfasilitasi kebutuhan para lansia, secara kelembagaan, pemerintah kota telah membentuk unit kerja di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPPAPM) Kota Bandung. Unit tersebut akan berupaya memenuhi kebutuhan para lansia agar mereka merasa bahagia.
"Kita tanya, mereka butuh apa, kita penuhi. Kadang-kadang kita nggak tahu lansia maunya apa. Kalau di Singapura, lansia minta kerjaan. Kalau di sini ternyata sebagian besar ingin berbagi jadi guru. Jadi lagi disiapkan lansia datang jadi guru tamu didunia sekolah-sekolah di Kota Bandung," jelas Ridwan.
Melalui program ini, Ridwan ingin agar seluruh komponen masyarakat merasa bahagia tinggal di Kota Bandung dan beraktivitas di luar rumah, seperti berjalan-jalan atau berpiknik. "Jika warga sudah lebih rindu beraktivitas di luar ruangan ketimbang di dalam rumah, itulah ciri kota yang baik dan bahagia, dan insya Allah sudah terlihat di Kota Bandung," ujarnya.(Red/Ags)