Notification

×

Iklan

Iklan

Mau Rezeki Lancar Baca Dua Ayat di Al Qur'an ini

Selasa, 25 Juli 2017 | 16:32 WIB Last Updated 2017-07-25T09:32:23Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Nasib seseorang sudah di takdirkan Allah sebelum kehadirannya di dunia, ia juga tidak bisa memilih untuk terlahir dalam keluarga, keadaan ekonomi, sosial dan budaya tertentu.

Pada hakikatnya proses penciptaan manusia berawal dari ketiadaan menjadi ada, kendati demikian prosesnya, penciptaan manusia tidaklah lebih besar daripada penciptaan langit dan bumi sebagaimana tertuang dalam penjelasan Alquran.

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS : Ghaafir ayat 57).

Allah Ta’ala senantiasa memberi rezeki kepada setiap makhluk-Nya, rezeki-Nya amat luas, tidak terbatas pada materi melimpah, melainkan bisa juga berupa nikmat-nikmat berharga lainnya yang ada di sekitar manusia.

Itulah rezeki yang kita maknai sebagai bentuk karunia Allah SWT. Kita sebagai manusia dituntut untuk selalu berusaha dan berdoa menyambut rezeki yang telah ditetapkan kepada kita.

Jangan sampai hanya berdoa saja tanpa adanya usaha yang tekun, serta begitu pula sebaliknya. Oleh karena itulah, beberapa hal ketika berdoa juga patut kita pahami agar rezeki yang baik dapat segera datang pula.

Seperti misalnya membaca ayat-ayat Alquran.

Tahukah bahwa ada dua ayat di dalam Alquran yang jika dibaca setiap malam maka orang yang membacanya akan diberikan kecukupan? Dua ayat saja? Iya, hanya dua ayat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah pada malam hari, niscaya ia tercukupi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Nuthatul Muttaqin syarh Riyadhush Shalihin, Syaikh DR Mustofa Said Al Khin, Syaikh DR Mustofa Al Bugho, Syaikh Muhyidin Mistu, Syaikh Ali Asy Syirbaji dan Syaikh Muhammad Amin Luthfi menerangkan bahwa salah satu makna tercukupi dalam hadits ini adalah tercukupi keperluan dunia dan akhiratnya serta terhindarkan dari semua keburukan.

Hadits ini pula yang dicantumkan oleh Ibnu Katsir saat menjelaskan keutamaan dua ayat terakhir surat Al Baqarah ini dalam tafsirnya.

Dua ayat terakhir dalam surat Al Baqarah tersebut tidak lain adalah firman-Nya:

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an) dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan seseorang pun di antara rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.

Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al Baqarah: 285-286)

Wallahu a’lam bish shawab.

Hal yang terpenting ialah dalam menjalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rezekinya telah ditetapkan oleh Allah. Apabila rezekinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia lagi.

Oleh karena itu, setiap manusia haruslah mencari rezekinya lewat cara yang halal bukan di jalan yang sesat. Tak ingin bukan rezeki yang seharusnya menjadi berkah malah menambah dosa.
×
Berita Terbaru Update