Data tersebut dikatakan oleh Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius saat pembukaan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017. Kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu tumbuhnya benih terorisme.
Bahkan teknologi dapat mengubah pola pikir baru dalam dunia terorisme yaitu belajar di dunia maya. Diketahui hingga saat ini tak ada satu pun provinsi, kota dan kabupaten yang steril dari terorisme.
Seperti dikutip dari Merdeka, Suhardi mengatakan bahwa target para terorisme adalah anak-anak yang masih muda, labil dan sedang mencari jati diri. Nantinya anak muda tersebut akan diprovokasi dengan ajaran yang tidak sesuai.
Anak yang tidak memiliki kematangan yang cukup dalam mengelola kejiwaan, akan mudah dipengaruhi. Untuk menjadi radikal tidak bisa serta merta karena ada tahapan yang dilalui.
Ada langkah-langkah untuk mencegah sedini meungkin. Semua pihak tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pencegahan. Oleh karena itu harus diketahui tanda-tanda mencurigakan pada anak.
Seperti sukanya menyendiri dan suka membuat kelompok eksklusif yang tidak boleh dimasuki orang lain. Jika begitu, pihak keluarga haruslah cepat ambil alih dan tindakan.(Red)
