Notification

×

Iklan

Iklan

Dibutuhkan Tol dan Bandara Untuk Mempermudah Wisatawan Ke ODTW Ciletuh

Senin, 28 Agustus 2017 | 14:22 WIB Last Updated 2017-08-29T07:23:07Z
SUKABUMI PELABUHAN RATU,LENTERAJABAR.COM -Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar Festival Geopark Ciletuh atau Ciletuh Geopark Festival(CGF) 2017 yang diselenggarakan di GOR Tinju Palabuhanratu, Jl. A Yani, Desa Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Minggu (27/8). CGF 2017 yang dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, sepi pengunjung.

Hal ini mungkin, kurangnya sosialisasi/promosi atau lokasinya kurang strategis, sehingga animo masyarakat untuk menyaksikan helaran seni-budaya dan pameran, kurang mendapat sambutan masyarakat. Padahal, diharapkan akan dihadiri paling sedikit 5.000 pengunjung.

Acara CGF 2017, diawali dengan karnaval Seni-Budaya dilepas dari kantor Pemkab Sukabumi oleh Kadisparbud Kab Sukabumi Dana Budiman, mengatakan, CGF 2017 kali ini ikuti sebanyak 200 pelaku seni budaya yang berasal 5 kecamatan dari semula 8 kecamatan yang ada di wilayah kawasan Geopark Ciletuh.

Melalui CGF 2017, diharapkan keberadaan kawasan Geopark Ciletuh semakin tersosialisasi dan terpublikasikan keseluruh Nusantara dan Dunia. Hal ini sangat penting dalam mendorong dan mendukung tumbuh dan berkembangnya Seni-Budaya masyakat di kawasan geopark Ciletuh. Selain itu, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan semakin meningkat. Serta mendukung ditetapkannya, Geopark Ciletuh sebagai Geopark Dunia oleh UNESCO, ujar Kadisparbud Kab Sukabumi, saat melepas peserta karnaval Ciletuh 2017.

Kegiatan CGF 2017 yang semula dijadwalkan akan dibuka oleh Wagub Jabar Deddy Mizwar pukul 09.45 WIB, molor menjadi 10.30 WIB. Padahal peserta karnaval/ festival yang mayoritas diikuti oleh para pelajar, pelaku seni-budaya, sudah diberangkatkan sekitar pukul 08.30. Mereka terpaksa diistirahatkan di pinggir jalan menunggu kedatangan Wagub Jabar Demiz dan Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono.

Dalam sambutannya, Kadisparbud Jabar, Ida Hernida mengatakan, bahwa Disparbud Jabar dalam rangka mendorong kawasan Geopark Ciletuh menjadi Destinasi wisata baru tingkat dunia, pihaknya akan terus berupaya menggelar berbagai event seni-budaya, pameran dan kuliner.

Selain itu, kita juga akan terus melakukan sosialisasi dan promosi melalai berbagai media massa, media social termasuk juga menyebarkan buklet dalam berbagai kegiatan Seni Budaya, baik yang diselenggarakan tingkat Provin, Nasional maupun Internasional, ujar Ida.

Sementara itu, Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono dalam sambutannya, mengatakan, Pemkab Sukabumi siap mengembangkan sector Kepariwisataan, bahkan siap menjadikan kawasan Geopark Ciletuh, sebagai program prioritas / unggulan kepariwisataan. Untuk itu, pemkab Sukabumi siap bersinergi dengan Pemprov Jabar melalui Disparbud Jabar dalam mengembangkan dan mensosialisasikan kawasan Geopark Ciletuh, ujarnya.

Namun dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupari Odjo Sardjono, mengatakan, meminta Wagub Demiz, agar tidak meninggalkan kami. “ Kami minta pak Wagib Demiz jangan tinggalkan kami, karena warga Kabupaten Sukabumi siap mendukung”.

Sambutan Wabub Sukabumi ini, mengandung unsur politik atau kampanye tersebung, yang diucapkan secara implisit.

Sedangkan Wagub Jabar Demiz, dalam sambutannya, menyampaikan, untuk mendukung kawasan Geopark Ciletuh sebagai Destinasi Wisata Dunia, tentunya perlu didukung dengan akses jalan yang memadai, yaitu jalan Tol dan Pembangunan Bandara, termasuk juga menata dan membangun kawasan Ciletuh yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat, yaitu memperbanyak Home Stay, bukan hotel berbintang.

Saat ini Pemprob Jabar, tengah mendorong semua pihak agar secepatnya mendirikan beberapa homestay atau tempat singgah bagi wisatawan. Karena, kita ingin Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Akan ada bantuan dari pusat, agar masyarakat disini bisa mengelola homestay, pinjaman dari Pemerintah Pusat," ungkap Demiz.

"Makanya homestay perlu cepat dibangun agar ada partisipasi masyarakat di dalamnya. Bukan hotel-hotel besar. Jangan sampai yang menikmatinya (keuntungan ekonomi) bukan masyarakat Ciletuh dan Palabuhanratu sendiri," lanjutnya.

Lebih lanjut, Demiz juga meminta kepada Badan Pengelola Kawasan Geopark Ciletuh, untuk membuat website/ digitalisasi tersendiri, sehingga segala informasi tentang pariwisata di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu didigitalisasi. Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di geopark ini bisa tersebar luas dan cepat.

Dikatakan, sebaran informasi melalui digital atau internet -- terutama sosial media memberikan dampak signifikan terhadap wisata di Ciletuh-Palabuhanratu. Demiz mengatakan pihaknya tidak menyangka karena berbeda dengan tiga tahun lalu kini kawasan Ciletuh dan Palabuhan bisa lebih ramai terutama di akhir pekan.

"Bahkan ada informasi di Palangpang sekarang setiap akhir pekan sampah itu numpuk. Harus tetap jaga lingkungan juga ya," pinta Demiz.

Segala hal informasi yang berkaitan dengan tempat wisata, potensi seni dan budaya, juga agenda seni dan budaya di Ciletuh-Palabuhanatu harus terintegrasi dengan baik. Aksesibilitas informasi melalui digital ini sangat penting, sehingga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan informasinya.

Selain kemudahan akses informasi, infrastruktur fisik juga perlu didorong agar terus dibenahi. Bahkan kata Demiz, dirinya pernah meminta ukungan dan bantuan langsung ke Presdien Jokowi, agar secepatnya akses jalan told an bandara untuk secepatnya dibangun.

Saat itu, Presiden Jokowi pernah berjanji akan mempercepat penyelesaian pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada 2019, selain Tol Jakarta-Bogor-Palabuhanratu (Jagoratu). Apabila Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi selesai akan memperpendek waktu tempuh menuju ke Sukabumi.

"Untuk jalanan di dalam ini (akses jalan menuju lokasi wisata) juga kita kasih bantuan besar. Rp 211 Miliar, di luar CSR yang ada, itu hanya untuk jalan. Jalanannya makin baik dan ada jalan baru. Dari Loji ke Puncak Darma. Jadi dari sini (Palabuhanratu) ke Puncak Darma cuman satu jam," tukas Demiz.

Selain jalan tol, Pemprov Jawa Barat juga mendorong agar di Ciletuh atau Palabuhanratu bisa dibangun bandara. Namun, Kementerian Perhubungan menurut Demiz minta alternatif lokasi lain untuk pembangunan bandara selain di Citarate.

"Sebab ini (bandara) bisa melayani masalah pemerintahan dan juga kepariwisataan. Mudah-mudahan kalau itu ditetapkan kalau itu ada lokasi yang kita ajukan, tahun depan bisa kita mulai bangun. Alternatifnya di Citarate atau Cikembar," pungkasnya.(Red)
×
Berita Terbaru Update