SUBANG,LENTERAJABAR.COM - Dalam upaya meningkatkan swasembada tanaman kedelai Komandan Korem 063 Sunan Gunung Jati (Danrem SGJ) bersama Bupati Subang, Hj. Imas Aryumningsih melakukan pencanangan Gerakan Tanam Kedelai di wilayah Kabupaten Subang guna memutus siklus hama padi. Pencangan dipusatkan di Desa Sidamulya, Kecamatan Cipunagara, Subang, Jumat (4/8/2017).
Danrem 063 SGJ, Kol. Inf. Feri Sudijanto Sudin melalui Kepala Stafnya, Letkol Arm Wahyu Widodo menyatakan, pihaknya siap membantu dan bekerjasama dengan para petani untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Penananman kedelai ini sangat penting sama pentingnya dengan penanaman padi sebagaimana yang telah dilaksanakan mulai dari wilayah Korem, Kabupaten Kuningan, Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka dan Subang, “ungkapnya.
Apalagi penanaman kedelai tersebut merupakan langkah untuk memutus siklus hama padi seperti hama wereng coklat dan hama virus yang merupakan bawaan dari luar, sehingga membuat berkurangnya hasil panen dan bahkan gagal panen. “Dengan menanam kedelai diharapkan hama hilang dan petani yang selalu gagal di daerah tadah hujan menjadi terbantu, “kata Feri.
"Sampai pada bulan Juli hama wereng coklat,melanda sampai 100 hektar lebih, dan juga membawa hama virus, sehingga upaya untuk melawannya sementara menggantinya dengan kedelai," ungkapnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Tanam Pangan dan Holtikutura Prov. Jabar, Unif Permadi didampingi Kadis Pertanian Subang, H.Jaja R mengatakan kalau kebutuhan kedelai di Jabar sebanuak 375 ribu ton pertahun, namun rata hanya menghasilkan 1.6 ton perhektar.
"Harusnya dari luas yang ada baru walaupun 120 ribu hektar, itu bisa menghasilkan rata 2,3 ton perhektar. Kendalanya adalah perbenihan dan harga, maka provinsi akan menganggarkan untuk perbenihan sebesar 1,5 milyar," jelasnya.
Mengenai hama wereng yang menyerang Kabupaten Subang, berdasarkan data mencapai 100 hektar lebih sehingga banyak petani harus tanam berulang-ulang dan bahkan tidak panen. “Makanya untuk melawan hama tersebut lahan sawah yang terserang digantikan dengan tanaman kedelai," kata Unif.
Bupati Subang Hj. Imas Aryumningsih sendiri mengungkapkan, dengan tidak adanya kantor UPTD pertanian yang merupakan panjangan tangan dari dinas, praktis menjadi satu kendala.
“Penghapusan UPTD baru setahun ini dan ternyata membawa kendala dalam bidang pertanian terutama mendorong petani. Hanya kita masih gembira karena luas lahan sawah teknis masih cukup luas dan bisa panen 3 kali setahun, “ujarnya.
Mengenai penanam kedelai sendiri sudah lama dilakukan, namun seringkali tidak menari karena soal harga dan sulitnya mendapatkan benih.“Semoga saja dengan adanya tanam serentak di beberapa areal pertanian, hasilnya bisa menggembirakan karena begitu panen, hasilnya aka nada yang menampung, “pungkas Imas.
(Red/Sgm)