BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan,”Aset tanah milik Badan Usaha Milik Daerah Kota Bandung tidak boleh menjadi lahan tidur. Pemanfaatan lahan dengan skema kerja sama bersama pihak ketiga bisa menambah pendapatan BUMD.
Menurut Kang Emil sapaan akrab pria berkacamata ini,"Aset tersebut tidak boleh mubazir. untuk itulah saya keluarkan peraturan wali kota, agar tidak ada lahan yang kosong," katanya kepada wartawan, setelah peletakan batu pembangunan mesjid di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening, Jalan Badaksinga no 10 kota Bandung, Jumat ( 4 /8/ 2017).
Menurut Emil selama ini, pemanfaatan aset BUMD Kota Bandung belum dimaksimalkan. Padahal, banyak potensi sumber pendapatan baru yang bisa diraup di luar sektor layanan BUMD masing-masing. Ridwan mengatakan, aset berupa lahan ini harus diberi suntikan nilai tambah.
Lebih lanjut dikatakannya,“Baik PDAM, PD pasar, BPR, itu memiliki lahan, beberapa tempat ada yang mubazir. Saya titip khusus PDAM karena jumlah aset tanahnya paling banyak, tidak boleh mubazir. Enggak perlu dibangun besar, cukup seperti ini, yang penting memiliki nilai lingkungan, nilai ekonomi, dan nilai sosial,” katanya.
Pada kesempatan itu juga walikota meresmikan pusat kuliner PDAM Tirtawening,Banyu Leisure yang diisi ragam menu makanan dan minuman, lapanan futsal, dan mesjid yang semuanya dibangun di dalam kompleks kantor di Jalan Badaksinga.
Ridwan berharap area kuliner itu menargetkan kelas menengah dan anak sekolah, sehingga harganya tidak dipatok terlalu mahal. Sementara mesjid ia harapkan dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas bagi aktifitas ibadah yang lebih nyaman.
Mesjid bernama Maaimmaskuub ini menggunakan lahan seluas 350 meter persegi. Fasilitas terdiri atas ruangan dua lantai masing-masing seluas 110 meter persegi, teras masjid, area salat luar ruang, ruang serbaguna, kolam, minaret, ada juga area wudlu, toilet, dan ruang DKM. Mesjid ini diperkirakan akan dapat menampung hingga 1000 jemaah.
Sebelumnya, mesjid di tempat yang sama ini hanya mampu menampung sedikitnya 200 jemaah. Setiap Salat Jumat, jemaah sampai meluber ke jalan di luar kompleks PDAM Tirtawening.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Sonny Salimi berharap mesjid baru itu akan dapat menampung jemaah yang selama ini harus menggelar koran dan sejadah di jalan raya. “Kita fokus hal hal sifatnya positif untuk memberikan dampak yang baik,” ujar Sonny.(Red)