BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Barat.Dalam rangka menyemarakkan Hari Kontrasepsi Dunia (World Contraception Day/WCD) yang jatuh setiap tanggal 26 September melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan itu berlangsung di kawasan Car Free Day (CFD) Dago, jalan H. Juanda kota Bandung Minggu (23/9) kemarin.
Kampanye WCD bertujuan mengangkat kesadaran masyarakat mengenai kontrasepsi dan meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual. Kampanye ini mengajak masyarakat, khususnya pasangan usia subur untuk dapat mengenal lebih mengenal tentang pilihan-pilihan metode kontrasepsi modern, sekaligus mengenal metode apa yang tepat bagi dirinya atau pasangannya.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Doddy Hidayat Gandakusumah yang juga hadir diacara ini mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kontrasepsi. “Agar kita selalu sadar dan ingat bahwa kontrasepsi adalah kebutuhan utama keluarga dalam rangka membentuk keluarga kecil bahagia sejahtera” kata Doddy.
Doddy juga menilai bahwa peringatan WCD relevan dengan spirit pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Menurutnya semangat WCD dapat menjadi momentum penyadaran pentingnya pengendalian penduduk dan keluarga berencana, mengingat penduduk Jawa Barat kini telah mencapai 46,7 juta jiwa dan yang terbesar di Indonesia, dengan 9,5 juta pasangan usia subur (PUS).
“Ini momentum bagi para pengelola program KB untuk menggugah kesadaran masyarakat akan penggunaan kontrasepsi untuk pengendalian kelahiran, demi kesehatan reproduksi, ketahanan dan kesejahteraan keluarga” tandasnya.
Terkait dengan kesadaran masyarakat dalam ber-KB, Doddy menjelaskan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Jabar sudah relatif baik, namun perlu ditingkatkan. Dijelaskannya dari 9,5 juta PUS di Jabar, peserta KB pengguna kontrasepsi modern sudah mencapai 66,27%. Namun demikian Doddy juga mengkhawatirkan terjadinya drop out peserta KB mengingat mayoritas PUS di Jabar lebih menyukai metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntikan.
Pemprov Jabar sendiri menurutnya sangat berkomitmen dalam menyukseskan program KKBPK. Sebagaimana termaktub dalam RPJMD Jabar 2013-2018, dimana kebijakaan revitalisasi program KB dan kesejahteraan keluarga dilaksanakan melalui program pelayanan KB dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas kesertaan program KB, juga dengan menurunkan laju pertumbuhan penduduk.
Selain itu pengokohan ketahanan keluarga juga dilakukan melalui pendewasaan usia perkawinan.
Peringatan WCD ini dikemas lebih menghibur untuk meraih atusiasme pengunjung. Diawali senam aerobic bersama ratusan pengunjung CFD, kemudian sosialisasi kontrasepsi yang dikemas dengan hiburan yang menghadirkan bintang tamu Dora Dori, seorang tokoh seniman Sunda yang sangat akrab di hati masyarakat Bandung dengan dongeng dan guyonannya leluconnya yang bermuatan informasi dan edukasi seputar program program keluarga berencana.(Red/Rls)
Kampanye WCD bertujuan mengangkat kesadaran masyarakat mengenai kontrasepsi dan meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual. Kampanye ini mengajak masyarakat, khususnya pasangan usia subur untuk dapat mengenal lebih mengenal tentang pilihan-pilihan metode kontrasepsi modern, sekaligus mengenal metode apa yang tepat bagi dirinya atau pasangannya.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Doddy Hidayat Gandakusumah yang juga hadir diacara ini mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kontrasepsi. “Agar kita selalu sadar dan ingat bahwa kontrasepsi adalah kebutuhan utama keluarga dalam rangka membentuk keluarga kecil bahagia sejahtera” kata Doddy.
Doddy juga menilai bahwa peringatan WCD relevan dengan spirit pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Menurutnya semangat WCD dapat menjadi momentum penyadaran pentingnya pengendalian penduduk dan keluarga berencana, mengingat penduduk Jawa Barat kini telah mencapai 46,7 juta jiwa dan yang terbesar di Indonesia, dengan 9,5 juta pasangan usia subur (PUS).
“Ini momentum bagi para pengelola program KB untuk menggugah kesadaran masyarakat akan penggunaan kontrasepsi untuk pengendalian kelahiran, demi kesehatan reproduksi, ketahanan dan kesejahteraan keluarga” tandasnya.
Terkait dengan kesadaran masyarakat dalam ber-KB, Doddy menjelaskan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Jabar sudah relatif baik, namun perlu ditingkatkan. Dijelaskannya dari 9,5 juta PUS di Jabar, peserta KB pengguna kontrasepsi modern sudah mencapai 66,27%. Namun demikian Doddy juga mengkhawatirkan terjadinya drop out peserta KB mengingat mayoritas PUS di Jabar lebih menyukai metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntikan.
Pemprov Jabar sendiri menurutnya sangat berkomitmen dalam menyukseskan program KKBPK. Sebagaimana termaktub dalam RPJMD Jabar 2013-2018, dimana kebijakaan revitalisasi program KB dan kesejahteraan keluarga dilaksanakan melalui program pelayanan KB dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas kesertaan program KB, juga dengan menurunkan laju pertumbuhan penduduk.
Selain itu pengokohan ketahanan keluarga juga dilakukan melalui pendewasaan usia perkawinan.
Peringatan WCD ini dikemas lebih menghibur untuk meraih atusiasme pengunjung. Diawali senam aerobic bersama ratusan pengunjung CFD, kemudian sosialisasi kontrasepsi yang dikemas dengan hiburan yang menghadirkan bintang tamu Dora Dori, seorang tokoh seniman Sunda yang sangat akrab di hati masyarakat Bandung dengan dongeng dan guyonannya leluconnya yang bermuatan informasi dan edukasi seputar program program keluarga berencana.(Red/Rls)