BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Berdasarkan hasil survei Indodata periode 5-20 Agustus 2017. Sebagian besar masyarakat kota Bandung menghendaki calon walikota 2018 nanti dari tokoh masyarakat atau adat,
Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra W mengyngkapkan,total 30,30 persen responden yang ingin tokoh adat. Untuk pemilih pejabat pemerintah/birokrat sebanyak 15,10 persen, tokoh agama 13,20 persen, profesional 8,3 persen, dan cendekiawan 6,5 persen. Sedangkan politisi hanya 5,5 persen.
Lebih lanjut dikatakannya,buruknya citra partai politik membangun ketidakpercayaan publik pada partai politik dan kandidat yang berasal dari kader partai politik,” papar Danis T Saputra W dalam rilis tertulisnya, Kamis (31/8).
Sementara untuk kandidat terpopuler dalam hasil survei Indodata terhadap Pilkada Kota Bandung 2018, Oded M Danial menempati urutan teratas dengan perolehan 58,7 persen, diikuti Yossi Irianto 56,9 persen, dan Nurul Arifin 49,1 persen.
Menurut Danis, popularitas Oded dan Yossi didorong oleh kedekatannya dengan masyarakat Kota Bandung sebagai unsur dari pemerintah. Sedangkan popularitas Nurul didorong oleh profesi bersangkutan sebagai artis juga politisi nasional.
Ada lima kandidat dengan elektabilitas tertinggi adalah Yosi Irianto dengan 32,50 persen, kemudian Oded M Danial (30,70 persen), Nurul Arifin (12,9 persen), Ayi Vivananda (4,9 persen) dan Farhan 4,8 persen.
“Sebagian besar pemilih masih memungkinkan untuk mengubah pilihan sebesar 49,30 pesen, yang merasa sudah mantap 33,10 persen dan tidak memberikan jawaban 23 persen,” urai Danis lebih lanjut.
Data ini, tambah Danis, memperlihatkan bahwa pemilih Kota Bandung masih dipenuhi oleh pemilih mengambang. Perubahan pemilih ini dipengaruhi oleh visi dan misi serta faktor lingkungan sekitar. Selain itu juga memperlihatkan bahwa pemilih Kota Bandung yang rasional.
Ia mencermati menjelang Pilkada Kota Bandung pada Juni 2018 nanti, dinamika politik kota kembang masih akan terus berubah. Perubahan ini berbanding lurus dengan perilaku figur dan partai politik yang saat ini masih belum menentukan sikap dari partai politiknya masing-masing.
“Namun demikian masyarakat Kota Bandung sudah dapat move on dari kepopuleran Ridwan Kamil di Kota Bandung,” tukasnya.
Suvei Indodata tersebut dilakukan terhadap 1.600 responden dengan margin error +/- 2,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode survei yang digunakan adalah multi stage random sampling pada 160 kelurahan di Kota Bandung.(Red)
Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra W mengyngkapkan,total 30,30 persen responden yang ingin tokoh adat. Untuk pemilih pejabat pemerintah/birokrat sebanyak 15,10 persen, tokoh agama 13,20 persen, profesional 8,3 persen, dan cendekiawan 6,5 persen. Sedangkan politisi hanya 5,5 persen.
Lebih lanjut dikatakannya,buruknya citra partai politik membangun ketidakpercayaan publik pada partai politik dan kandidat yang berasal dari kader partai politik,” papar Danis T Saputra W dalam rilis tertulisnya, Kamis (31/8).
Sementara untuk kandidat terpopuler dalam hasil survei Indodata terhadap Pilkada Kota Bandung 2018, Oded M Danial menempati urutan teratas dengan perolehan 58,7 persen, diikuti Yossi Irianto 56,9 persen, dan Nurul Arifin 49,1 persen.
Menurut Danis, popularitas Oded dan Yossi didorong oleh kedekatannya dengan masyarakat Kota Bandung sebagai unsur dari pemerintah. Sedangkan popularitas Nurul didorong oleh profesi bersangkutan sebagai artis juga politisi nasional.
Ada lima kandidat dengan elektabilitas tertinggi adalah Yosi Irianto dengan 32,50 persen, kemudian Oded M Danial (30,70 persen), Nurul Arifin (12,9 persen), Ayi Vivananda (4,9 persen) dan Farhan 4,8 persen.
“Sebagian besar pemilih masih memungkinkan untuk mengubah pilihan sebesar 49,30 pesen, yang merasa sudah mantap 33,10 persen dan tidak memberikan jawaban 23 persen,” urai Danis lebih lanjut.
Data ini, tambah Danis, memperlihatkan bahwa pemilih Kota Bandung masih dipenuhi oleh pemilih mengambang. Perubahan pemilih ini dipengaruhi oleh visi dan misi serta faktor lingkungan sekitar. Selain itu juga memperlihatkan bahwa pemilih Kota Bandung yang rasional.
Ia mencermati menjelang Pilkada Kota Bandung pada Juni 2018 nanti, dinamika politik kota kembang masih akan terus berubah. Perubahan ini berbanding lurus dengan perilaku figur dan partai politik yang saat ini masih belum menentukan sikap dari partai politiknya masing-masing.
“Namun demikian masyarakat Kota Bandung sudah dapat move on dari kepopuleran Ridwan Kamil di Kota Bandung,” tukasnya.
Suvei Indodata tersebut dilakukan terhadap 1.600 responden dengan margin error +/- 2,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode survei yang digunakan adalah multi stage random sampling pada 160 kelurahan di Kota Bandung.(Red)