BANDUNG,LENTERAJABAR.COM – Pemerintah Kota Bandung menerima kunjungan Tim Verifikasi Penilaian Kota Sehat Tingkat Nasional 2017. Tim verifikasi diterima langsung oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana no. 2, Minggu (17/9/2017).
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Bandung menyampaikan Pemkot Bandung dalam kegiatan kota sehat selalu menggunakan semangat gerakan, bukan program atau proyek. "Hal tersebut mengandung arti mengajak, sehingga masyarakat bisa mandiri dan berinovasi lebih baik,"ujarnya.
Lanjutnya, dalam hal kesehatan pemerintah merangkul masyarakat agar menjadi lebih mandiri. Salah satu contohnya yaitu Omaba (Ojek Makanan Balita). Program tersebut dilakukan oleh masyarakat secara bersama memberikan pelayanan yang maksimal untuk balita.
"Bahan makanannya diproduksi oleh hasil urban farming, dilanjut dengan proses penimbangan gizi, setalah jadi makanan langsung diantarkan oleh ibu ibu kepada balita yang membutuhkan. Hal tersebut efektif dilakukan karena kemandirian masyarakat untuk kesehatan bagi balita,"tuturnya.
Ditambahkan Emil sapaan akrab Wali Kota Bandung, untuk pelayanan kesehatan juga di Kota Bandung terdapat Program Layad Rawat. Program tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat kurang mampu untuk diperiksa kesehatannya.
"Dengan jumlah 1500 tenaga kerja dimulai dari dokter maupun perawat, program ini cukup efektif. Sehingga warga tidak perlu jauh jauh datang ke rumah sakit, cukup telfon call center, nanti dokter langsung mendatangi tempat tinggal warga,"tuturnya.
Ditambahkan Emil, kota yang sehat pastinya harus bersih dan nyaman. Saat ini kota Bandung terbukti dengan diraihnya penghargaan Adipura tingkat nasional dan ASEAN Environment Award (Adipura untuk tingkat Asean).
"Ini terbukti bahwa kota Bandung sebagai kota metropolitan dengan udara terbersih dan terjaga membuat kami yakin bahwa Bandung layak sebagai kota sehat,"ujar Emil.
Dirinya berharap, dengan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah diharapkan kota Bandung bisa terpilih sebagai kota sehat. "Intinya semangat gerakan yang kami lakukan insya Allah membuahkan hasil yang terbaik,"ujar Emil.
Sementara itu menurut Ketua FRPBS (Forum Rempug Peduli Bandung Selatan) Atalia Ridwan Kamil menyampaikan, kota yang nyaman yaitu gerakan yang dilakukan bersama sama. Intinya harus ada tiga pilar yang membuat kita ini menjadi lebih berkembang.
"Pilar tersebut diantaranya inovasi, kolaborasi dan disentralisasi. Hal ini meyakinkan bahwa Bandung dengan kerjasama akan terus selaras membuat nyaman dan sehat,"tuturnya.
Ditambahkan Atalia, Dengan gerakan Sera kerjasama maka pemerintah menyediakan kemudahan dalam pembangunan setiap wilayah. Yaitu dengan adanya PIPPK (Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan) maka setiap wilayah di kota Bandung berkembang dengan baik.
"Caranya mudah, dengan merangkul masyarakat disertai memberikan arahan, maka akan diterapkan dalam pembangunan. Dengan kerjasama antara pemerintah dan unsur kewilayah, Hal membuat setiap wilayah di kota Bandung lebih mandiri dalam hal Pembangunan khususunya kesehatan,"ujar Atalia.
Menurut Ketua Tim Verifikasi Pusat Direktorat Lingkungan Kementerian Kesehatan Sri Endah Suwarni menyampaikan, penilaian Kabupaten/Kota Sehat menyangkut kegiatan yang berbasis kepada masyarakat yang tidak difasilitasi oleh pemerintah kabupaten/kota, yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Program Kabupaten/Kota sehat bukan hanya sektor kesehatan saja namun juga sinergitas sektor yang ada sehingga perlu peran semua lintas sektor peran SKPD secara berkesinambungan.
Lanjutnya, perlu diketahui untuk penilaian Kabupaten/Kota Sehat dilaksanakan 2 tahun sekali dan untuk tahun 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 itu diikuti oleh 143 kab/kota dari 23 provinsi dan di tahun 2017 diikuti oleh 173 kab/kota dari 26 provinsi.
"Maka dari itu berikan yang terbaik untuk penilaian kota sehat ini. Diharapkan kota Bandung bisa memberikan yang terbaik untuk kota sehat 2017 ini,"pungkasnya.(Red/Hms)