BANDUNG,LENTERAJABAR.COM- Ibukota Provinsi Jawa Barat Kota Bandung dengan program smart city, memberikan banyak perubaha,n terutama dalam sistem birokrasi dan pelayanan publik. Strategi tersebut, dinilai efektif dalam mengubah perwajahan pelayanan di Kota Bandung yang lebih baik.
"Jadi pada dasarnya memang mengembangkan kota dengan menggunakan Smart City. Dimana dengan teknologi akan lebih cepat, transparan, efisien, dan cepat baik kedalam untuk sistem birokrasi maupun keluar yakni pelayanan masyrakat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Achyani Raksanegara di Bandung, Minggu (24/9/2017).
Menurutnya, sistem smart city cukup efektif yang dapat diukur seperti dari pengurusan perizinan atau pajak yang kini lebih mudah. Masyarakat tidak perlu mengantri, tapi dapat memanfaatkan fasilitas online atau aplikasi yang disediakan oleh Pemkot Bandung.
"Tentu yang terasa langsung adalah yang langsung menyentuh ke pelayanan masyarakat. Banyak pelayanan yang harus mengantri dan waktu yang cukup lama, kini lebih mudah dan cepat," katanya.
Kendati demikian, Achyani mengaku terus ada evaluasi terkait sistem tersebut. Dimana adanya penyerdehanaan aplikasi yang sebelumnya lima menjadi satu dengan berbagai fungsi. Sehingga evaluasi yang dilakukan tidak hanya sebatas jenis tapi juga jumlah terutama integrasi pelayanan dengan IT.
"Prioritas adalah yang mengintegrasikan pelayanan dengan teknologi, sehingga ada semangat memberikan pelayanan dengan cepat. Yang paling efektif yakni perizinan, tapi sebenarnya masih banyak yang lain aplikasi yang juga berperan seperti e-musrenbang atau e-budgeting," tuturnya.
Disinggung mengenai hibah smart city kepada daerah lain, lanjutnya, hal tersebut merupakan visi dari Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk maju bersama. Sehingga bukan saling berkompetisi tapi lebih kepada memperbanyak kolaborasi.
Dengan hibah software tersebut tentu akan mempercepat proses adopsi dari sistem smart city ketimbang membuat sendiri dari awal. Kendati tentu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di masing-masing daerah.
"Kalau mengembangkan smart city dari awal tentu akan ketinggalan karena proses yang cukup panjang. Dengan sharing sistem ini juga menjadi motivasi lagi untuk membuat yang baru dan berinovasi," ujarnya.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Kota Bandung dianggap paling canggih dalam melakukan pelayanan ke masyarakat. Dimana untuk pembangunan sistem smart city menelan biaya sekitar Rp 50 miliar.
"Sejauh ini ada 65 kota dan kabupaten se-Indonesia yang melakukan MOU dengan kita terkait hibah smart city. Diharapkan mereka siap untuk SDM-nya sehingga sistem ini dapat berjalan maksimal," tambahnya..(Red)
"Jadi pada dasarnya memang mengembangkan kota dengan menggunakan Smart City. Dimana dengan teknologi akan lebih cepat, transparan, efisien, dan cepat baik kedalam untuk sistem birokrasi maupun keluar yakni pelayanan masyrakat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Achyani Raksanegara di Bandung, Minggu (24/9/2017).
Menurutnya, sistem smart city cukup efektif yang dapat diukur seperti dari pengurusan perizinan atau pajak yang kini lebih mudah. Masyarakat tidak perlu mengantri, tapi dapat memanfaatkan fasilitas online atau aplikasi yang disediakan oleh Pemkot Bandung.
"Tentu yang terasa langsung adalah yang langsung menyentuh ke pelayanan masyarakat. Banyak pelayanan yang harus mengantri dan waktu yang cukup lama, kini lebih mudah dan cepat," katanya.
Kendati demikian, Achyani mengaku terus ada evaluasi terkait sistem tersebut. Dimana adanya penyerdehanaan aplikasi yang sebelumnya lima menjadi satu dengan berbagai fungsi. Sehingga evaluasi yang dilakukan tidak hanya sebatas jenis tapi juga jumlah terutama integrasi pelayanan dengan IT.
"Prioritas adalah yang mengintegrasikan pelayanan dengan teknologi, sehingga ada semangat memberikan pelayanan dengan cepat. Yang paling efektif yakni perizinan, tapi sebenarnya masih banyak yang lain aplikasi yang juga berperan seperti e-musrenbang atau e-budgeting," tuturnya.
Disinggung mengenai hibah smart city kepada daerah lain, lanjutnya, hal tersebut merupakan visi dari Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk maju bersama. Sehingga bukan saling berkompetisi tapi lebih kepada memperbanyak kolaborasi.
Dengan hibah software tersebut tentu akan mempercepat proses adopsi dari sistem smart city ketimbang membuat sendiri dari awal. Kendati tentu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di masing-masing daerah.
"Kalau mengembangkan smart city dari awal tentu akan ketinggalan karena proses yang cukup panjang. Dengan sharing sistem ini juga menjadi motivasi lagi untuk membuat yang baru dan berinovasi," ujarnya.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Kota Bandung dianggap paling canggih dalam melakukan pelayanan ke masyarakat. Dimana untuk pembangunan sistem smart city menelan biaya sekitar Rp 50 miliar.
"Sejauh ini ada 65 kota dan kabupaten se-Indonesia yang melakukan MOU dengan kita terkait hibah smart city. Diharapkan mereka siap untuk SDM-nya sehingga sistem ini dapat berjalan maksimal," tambahnya..(Red)