BANDUNG,LENTERAJABAR.COM -Dedi Mulyadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat mengatakan optimis Calon walikota Bandung Nurul Arifin menang dalam Pilwalkot Bandung 2018.
Optimisme Dedi mencuat setelah adanya survei dari internal Golkar melalui Lingkar Survei Indonesia (LSI) yang memposisikan Nurul berada di peringkat kedua setelah Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.
Lebih lanjut dikatan Demul,hasilnya berada di posisi kedua setelah Wakil Wali Kota, artinya ini menjadi tren positif. Padahal baru sebentar sudah menjadi yang kedua, juga ditambah karena sebagai artis jadi sudah terkenal,katanya kepada wartawan di Kantor DPD I Golkar Jabar, Jln. Maskumambang , Kota Bandung, Kamis (12/10/2017).
Diakuinya, dari internal partai Golkar untuk Kota Bandung belum ada calon yang kuat, sehingga dengan ada hasil survei tersebut maka harus diterima."Saya sudah meminta ke DPD II Kota Bandung untuk mendampingi Nurul Arifin. Kansnya bisa menang kalau pengelolaan dan mensosialisasikan terus termasuk bertemu muka dengan masyarakat," katanya.
Pasangan calon yang memadai, lanjutnya, akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam langkah Nurul Arifin memenangkan Pilwalkot Bandung mendatang. Termasuk membangun koalisi partai yang tentu berperan dalam pemilihan Wakil dan Wali Kota.
Menurutnya dengan hasil tersebut tentu kita optimis akan keberhasilan Nurul Arifin. Walaupun tugas dari pusat masih terus diupayakan seperti mencari pasangan dan koalisi yang cocok,tuturnya seraya
menerangkan Jawa Barat termasuk di kota dan kabupaten, kepemimpinan eksekutif memiliki peran yang strategis untuk memenangkan Pilkada tersebut. Karena warga di Jabar banyak mengikuti trend arus mode, terutama partai apa yang menaungi eksekutif tersebut.
"Tren isu nasional tidak berpengaruh kepada tren yang ada di Jawa Barat, jadi tren partai yang menang dipengaruhi kepemimpinan eksekutif yang ada di Kota dan Kabupaten di Kota Bandung, ambil contoh ketika trennya PDIP maka yang menang partai PDIP, begitu juga kalau Golkar, Demokrat dan lain sebagainya," tuturnya.(Red)
Optimisme Dedi mencuat setelah adanya survei dari internal Golkar melalui Lingkar Survei Indonesia (LSI) yang memposisikan Nurul berada di peringkat kedua setelah Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.
Lebih lanjut dikatan Demul,hasilnya berada di posisi kedua setelah Wakil Wali Kota, artinya ini menjadi tren positif. Padahal baru sebentar sudah menjadi yang kedua, juga ditambah karena sebagai artis jadi sudah terkenal,katanya kepada wartawan di Kantor DPD I Golkar Jabar, Jln. Maskumambang , Kota Bandung, Kamis (12/10/2017).
Diakuinya, dari internal partai Golkar untuk Kota Bandung belum ada calon yang kuat, sehingga dengan ada hasil survei tersebut maka harus diterima."Saya sudah meminta ke DPD II Kota Bandung untuk mendampingi Nurul Arifin. Kansnya bisa menang kalau pengelolaan dan mensosialisasikan terus termasuk bertemu muka dengan masyarakat," katanya.
Pasangan calon yang memadai, lanjutnya, akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam langkah Nurul Arifin memenangkan Pilwalkot Bandung mendatang. Termasuk membangun koalisi partai yang tentu berperan dalam pemilihan Wakil dan Wali Kota.
Menurutnya dengan hasil tersebut tentu kita optimis akan keberhasilan Nurul Arifin. Walaupun tugas dari pusat masih terus diupayakan seperti mencari pasangan dan koalisi yang cocok,tuturnya seraya
menerangkan Jawa Barat termasuk di kota dan kabupaten, kepemimpinan eksekutif memiliki peran yang strategis untuk memenangkan Pilkada tersebut. Karena warga di Jabar banyak mengikuti trend arus mode, terutama partai apa yang menaungi eksekutif tersebut.
"Tren isu nasional tidak berpengaruh kepada tren yang ada di Jawa Barat, jadi tren partai yang menang dipengaruhi kepemimpinan eksekutif yang ada di Kota dan Kabupaten di Kota Bandung, ambil contoh ketika trennya PDIP maka yang menang partai PDIP, begitu juga kalau Golkar, Demokrat dan lain sebagainya," tuturnya.(Red)