Pemerintah Kota Bandung saat ini tengah menggencarkan program dakwah digital. Program dakwah digital ini ditunjukan kepada para ustadz/ustadzah dalam pengembangan dakwah lewat teknologi informasi.
"Saya bersama KUA dan pengurus Nahdlatul Ulama Kota Bandung melatih dai-dai dan ustadz/ustadzah untuk belajar media sosial, belajar Instagram, Facebook dan Twitter agar dakwahnya tidak hanya hadir secara fisik, tapi juga digital," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, di Bandung Senin, (30/10/2017).
Cara ini dinilai Ridwan Kamil efektif untuk menyentuh masyarakat luas, apalagi era saat ini cenderung banyak yang memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi.
"Pertanyaannya, bagaimana dakwah Islam kita hadir pada ruang mereka yang jarang ke masjid, hadir ke mereka yang sibuk di jalan, yang sibuk urusan dunia ? Saya yakin semua punya hape. Dari situ dakwah masuk, Isinya dari kitab, hadist, kutipan Alquran agar sampai pada mereka yang menunggu macet, yang tempatnya jauh dari masjid," ungkapnya lagi.
Ia menyebut, tingkat penggunaan handphone di Indonesia sangat tinggi. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hanya 250 juta, namun jumlah handphone di Indonesia mencapai 280 juta unit.
"Indonesia adalah negeri dengan jumlah hape yang lebih banyak dari jumlah penduduknya. Menurut survey, masyarakat Jawa Barat menghabiskan waktu 3 jam rata-rata dengan hapenya. Bayangkan jumlah sholat fardhu 5 kali masih kalah dengan jumlah waktu mengakses hape. Semoga 3 jam mengakses hape nantinya dihabiskan dengan akses Dakwah Digital, agar kita tetap bertahan sebagai bangsa yang utuh," tutupnya. (Red)
