BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Pemerintah Kota Bandung melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung telah sejak tahun 2013 menerima hibah dari Pemerintah Australia untuk air limbah dan air minum. Tujuannya untuk membangun infrastruktur air minum dan air limbah.
Saat ini, PDAM Tirtawening tengah berupaya menuntaskan pelaksanaan realisasi dana hibah untuk masa tahun 2016-2017 sebesar Rp10 milyar. Menggunakan dana tersebut, PDAM Tirtawening telah berhasil membuat 5600 sambungan rumah.
“Dalam setahun, kami memberikan dana sebesar Rp100 juta setiap RW. Mereka menggunakannya untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk infrastruktur sanitasi,” tutur Ridwan.
Ia lantas memaparkan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK), bagaimana program tersebut bisa membangun 335 unit MCK dalam setahun.
Pada kunjungan kali ini, tim DFAT meninjau beberapa titik untuk melihat progress pembangunan saluran air minum dan air limbah. Tim menuju ke beberapa rumah di Kec. Antapani yang mendapat sambungan air perpipaan.
Selama peninjauan, tim melakukan dialog dengan masyarakat dan dinas terkait untuk menggali informasi tentang program..(Red)
Saat ini, PDAM Tirtawening tengah berupaya menuntaskan pelaksanaan realisasi dana hibah untuk masa tahun 2016-2017 sebesar Rp10 milyar. Menggunakan dana tersebut, PDAM Tirtawening telah berhasil membuat 5600 sambungan rumah.
Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) datang ke Kota Bandung untuk melalukan evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut. Tim yang dipimpin oleh Juliet Willets itu diterima langsung oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil di Pendopo jalan Dalemkaum Kota Bandung , Kamis (5/10/2017)
Ridwan mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih atas perhatian Pemerintah Australia kepada Indonesia, khususnya Kota Bandung. Ia lalu menjelaskan bagaimana pemerintah menyelesaikan berbagai permasalahan sanitasi.
“Dalam setahun, kami memberikan dana sebesar Rp100 juta setiap RW. Mereka menggunakannya untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk infrastruktur sanitasi,” tutur Ridwan.
Ia lantas memaparkan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK), bagaimana program tersebut bisa membangun 335 unit MCK dalam setahun.
Pada kunjungan kali ini, tim DFAT meninjau beberapa titik untuk melihat progress pembangunan saluran air minum dan air limbah. Tim menuju ke beberapa rumah di Kec. Antapani yang mendapat sambungan air perpipaan.
Selama peninjauan, tim melakukan dialog dengan masyarakat dan dinas terkait untuk menggali informasi tentang program..(Red)