BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung mencatat, daerah Sukajadi menjadi wilayah yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika di Kota Bandung selama 2017. Di daerah tersebut banyak pemakai dan pengedar yang ditangkap. Selain itu, Sukajadi dikenal kawasan yang banyak mahasiswa.
"Berdasarkan data yang kami peroleh, Sukajadi menjadi daerah rawan karena di sana cukup banyak mahasiswa," kata Kepala BNN Kota Bandung Yeni Siti Saodah dalam Press Release Akhir Tahun 2017 di Kantor BNN Kota Bandung Jalan Cianjur No 4, Jumat (29/12/2017).
Ia menjelaskan, sepanjang 2017 ini pihaknya telah melakukan pengungkapan kasus narkoba jenis ganja dan shabu sebanyak tiga kali dengan tersangka lima orang. Dari pengungkapan itu, sabu seberat 3.96 gram dan ganja 3.97 gram berhasil disita.
Sementara itu, Kepala Bidang Berantas BNN Kota Bandung Ansari Fuad menambahkan, tiga kasus yang berhasil diungkap itu sudah melebihi target awal BNN Kota Bandung untuk tahun ini hanya menargetkan satu kasus saja.
Dia menjelaskan dari hasil pengungkapan itu, semua yang ditangkap ialah kurir dan pemakai. Modusnya dengan memesan lalu menempelkan barang narkotika pesanan di suatu tempat. "Dari data yang kami peroleh semuanya pemain baru, dan jaringan tidak ada yang saling keterkaitan. Begitu diungkap langsung putus," kata Ansari Fuad.
Di tahun depan, pihaknya pun tetap akan melakukan penyelidikan. Karena dirinya tidak memungkiri Kota Bandung menjadi kota bagi kalangan urban yang banyak beraktivitas di malam hari dibandingkan siang. "Tahun depan kalau melihat eskalasi kasus kemungkinan akan meningkatkan. Oleh karena itu kita akan bekerja dengan lembaga dan dinas lain dalam penanganan narkotika," ujarnya.
Adapun, Yeni menjelaskan mengapa hanya tiga kasus yang berhasil diungkap selama setahun. Alasannya karena BNN Kota Bandung minim sumber daya manusia. Oleh karenanya dalam waktu setahun itu pihaknya lebih banyak melakukan upaya preventif, sosialisasi dan rehabilitasi.
"Meskipun kita kurang sumber daya, tapi tetap kita melakukan proses penyelidikan dan pengungkapan perkara. Hanya saja fokus kita memang lebih kepada pencegahan," ujarnya.
Ia memaparkan upaya preventif yang telah dilakukan yakni dengan sosialisasi ke instansi pemerintah, swasta, melakukan MoU dan melakukan advokasi. "Kita juga bekerjasama dengan instansi kesehatan seperti RSUD dan Puskesmas untuk membuka layanan rehabilitasi secara gratis,"terangnya.
Adapun selain itu, pihaknya juga melakukan pemberdayaan alternatif kepada daerah yang dinilai rawan. Pihaknya bekerjasama dengan kecamatan, dan kepolisian untuk melakukan sosialisasi dan pencegahan.
Selama 2017 ini Yeni memaparkan, telah melakukan rehabilitasi kepada pengguna narkotika sebanyak 646 orang. Dia pun berharap semua yang telah menjalani rehabilitasi bisa segera pulih dan Kota Bandung bisa jauh dari perilaku kriminalitas.(Red)
"Berdasarkan data yang kami peroleh, Sukajadi menjadi daerah rawan karena di sana cukup banyak mahasiswa," kata Kepala BNN Kota Bandung Yeni Siti Saodah dalam Press Release Akhir Tahun 2017 di Kantor BNN Kota Bandung Jalan Cianjur No 4, Jumat (29/12/2017).
Ia menjelaskan, sepanjang 2017 ini pihaknya telah melakukan pengungkapan kasus narkoba jenis ganja dan shabu sebanyak tiga kali dengan tersangka lima orang. Dari pengungkapan itu, sabu seberat 3.96 gram dan ganja 3.97 gram berhasil disita.
Sementara itu, Kepala Bidang Berantas BNN Kota Bandung Ansari Fuad menambahkan, tiga kasus yang berhasil diungkap itu sudah melebihi target awal BNN Kota Bandung untuk tahun ini hanya menargetkan satu kasus saja.
Dia menjelaskan dari hasil pengungkapan itu, semua yang ditangkap ialah kurir dan pemakai. Modusnya dengan memesan lalu menempelkan barang narkotika pesanan di suatu tempat. "Dari data yang kami peroleh semuanya pemain baru, dan jaringan tidak ada yang saling keterkaitan. Begitu diungkap langsung putus," kata Ansari Fuad.
Di tahun depan, pihaknya pun tetap akan melakukan penyelidikan. Karena dirinya tidak memungkiri Kota Bandung menjadi kota bagi kalangan urban yang banyak beraktivitas di malam hari dibandingkan siang. "Tahun depan kalau melihat eskalasi kasus kemungkinan akan meningkatkan. Oleh karena itu kita akan bekerja dengan lembaga dan dinas lain dalam penanganan narkotika," ujarnya.
Adapun, Yeni menjelaskan mengapa hanya tiga kasus yang berhasil diungkap selama setahun. Alasannya karena BNN Kota Bandung minim sumber daya manusia. Oleh karenanya dalam waktu setahun itu pihaknya lebih banyak melakukan upaya preventif, sosialisasi dan rehabilitasi.
"Meskipun kita kurang sumber daya, tapi tetap kita melakukan proses penyelidikan dan pengungkapan perkara. Hanya saja fokus kita memang lebih kepada pencegahan," ujarnya.
Ia memaparkan upaya preventif yang telah dilakukan yakni dengan sosialisasi ke instansi pemerintah, swasta, melakukan MoU dan melakukan advokasi. "Kita juga bekerjasama dengan instansi kesehatan seperti RSUD dan Puskesmas untuk membuka layanan rehabilitasi secara gratis,"terangnya.
Adapun selain itu, pihaknya juga melakukan pemberdayaan alternatif kepada daerah yang dinilai rawan. Pihaknya bekerjasama dengan kecamatan, dan kepolisian untuk melakukan sosialisasi dan pencegahan.
Selama 2017 ini Yeni memaparkan, telah melakukan rehabilitasi kepada pengguna narkotika sebanyak 646 orang. Dia pun berharap semua yang telah menjalani rehabilitasi bisa segera pulih dan Kota Bandung bisa jauh dari perilaku kriminalitas.(Red)