BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Upaya cepat dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat terkait merebaknya penyebaran wabah difteri yang menyerang beberapa daerah di Jabar. untuk itu pihak dinkes tengah melakukan investigasi terkait penyebaran wabah difteri tersebut ,hal ini untuk menekan bertambahnya jumlah kasus penyakit menular dan mematikan tersebut.
Menurut Kepala Seksi Surveilan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Yus Ruseno mengatakan sudah menginstruksikan puskesmas di berbagai wilayah untuk siaga. Pihaknya meminta puskesmas responsif apabila menemukan kasus difteri.
Menurut Kepala Seksi Surveilan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Yus Ruseno mengatakan sudah menginstruksikan puskesmas di berbagai wilayah untuk siaga. Pihaknya meminta puskesmas responsif apabila menemukan kasus difteri.
"Puspkesmas harus siaga kalau ada yang mengarah (difteri) segera ditemukan dan segera dirujuk ke rumah sakit untuk diobati karena harus diisolasi," kata Ruseno saat dihubungi wartawan via telepon genggam, Selasa (5/12/2017).
Lebih lanjut dikatakan Yus , pihaknya juga melakukan pemetaan di lapangan kemungkinan penyebaran penyakit difteri dari pasien yang sudah terjangkit. Terutama orang-orang di lingkungan tempat tinggal pasien yang terjangkit.
"Kita akan terjun ke lapangan memutus mata rantai penularan itu, kami datangi ke keluarga pasien yang sudah terjangkit. Karena penularannya cepat sekali, jadi langsung kita kasih obat penangkal," tuturnya.
Dia menegaskan wabah difteri biasanya menyerang anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi penyakit tersebut. Sehingga, sambung dia, pihaknya meminta para orang tua memiliki kesadaran melakukan imunisasi difteri juga.
"Dulu-dulunya merasa tidak diimuniasasi ya diimunisasi sekarang. Karena penyakit ini bisa menular dan menyebabkan kematian kalau tidak segera ditangani,"jelasnya .
Seperti diketahui, Dinkes Jabar mencatat sebanyak 116 kasus difteri hingga 3 Desember 2017 ini, dengan jumlah kematian sebanyak 13 kasus. Dengan jumlah tersebut, wabah difteri di Jabar masuk dalam status KLB. Meski satu kasus saja sudah berstatus KLB.
Penyebaran kasus difteri sudah menerpa 18 kota dan kabupaten. Purwakarta merupakan wilayah dengan kasus difteri tertinggi di Jabar yaitu dengan 21 kasus selama 2017 ini dengan satu kasus kematian. Selain itu, di antaranya Kabupaten Karawang terdapat 13 kasus difteri, Kota Depok dan Kota Bekasi masing-maisng 12 kasus, Garut 11 kasus, dan Kota Bandung 7 kasus.
Berdasarkan nomenklatur Difteri adalah penyakit yang ditandai dengan panas 38 c, disertai adanya psedoumembrane atau selaput tipis keabu-abuan pada tenggorokan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Penyakit ini disebabkan bakterium difteri dan bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan segera. Kebanyakan penyakit tersebut dialami oleh anak-anak yang belum mendapatkan vaksin difteri.(Red)
Lebih lanjut dikatakan Yus , pihaknya juga melakukan pemetaan di lapangan kemungkinan penyebaran penyakit difteri dari pasien yang sudah terjangkit. Terutama orang-orang di lingkungan tempat tinggal pasien yang terjangkit.
"Kita akan terjun ke lapangan memutus mata rantai penularan itu, kami datangi ke keluarga pasien yang sudah terjangkit. Karena penularannya cepat sekali, jadi langsung kita kasih obat penangkal," tuturnya.
Dia menegaskan wabah difteri biasanya menyerang anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi penyakit tersebut. Sehingga, sambung dia, pihaknya meminta para orang tua memiliki kesadaran melakukan imunisasi difteri juga.
"Dulu-dulunya merasa tidak diimuniasasi ya diimunisasi sekarang. Karena penyakit ini bisa menular dan menyebabkan kematian kalau tidak segera ditangani,"jelasnya .
Seperti diketahui, Dinkes Jabar mencatat sebanyak 116 kasus difteri hingga 3 Desember 2017 ini, dengan jumlah kematian sebanyak 13 kasus. Dengan jumlah tersebut, wabah difteri di Jabar masuk dalam status KLB. Meski satu kasus saja sudah berstatus KLB.
Penyebaran kasus difteri sudah menerpa 18 kota dan kabupaten. Purwakarta merupakan wilayah dengan kasus difteri tertinggi di Jabar yaitu dengan 21 kasus selama 2017 ini dengan satu kasus kematian. Selain itu, di antaranya Kabupaten Karawang terdapat 13 kasus difteri, Kota Depok dan Kota Bekasi masing-maisng 12 kasus, Garut 11 kasus, dan Kota Bandung 7 kasus.
Berdasarkan nomenklatur Difteri adalah penyakit yang ditandai dengan panas 38 c, disertai adanya psedoumembrane atau selaput tipis keabu-abuan pada tenggorokan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Penyakit ini disebabkan bakterium difteri dan bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan segera. Kebanyakan penyakit tersebut dialami oleh anak-anak yang belum mendapatkan vaksin difteri.(Red)