BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengimbau masyarakat agar tetap melakukan ativitas normal pascagempa, namun tetap harus waspada.
Lebih lanjut ia mengatakan,karena khawatir ada potensi tsunami, masyarakat di Pangandaran, Cipatujah, dan di Pameungpeuk sudah siap-siap keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Tapi pada dua jam kemudian dinyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami dan sejak pagi sudah mulai didata tentang kerusakan apa saja yang terjadi akibat musibah ini, terus sudah ada laporan dari Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, Ciamis, dan sekitarnya," kata dia.
Gempa bumi tersebut, kata Aher, juga mengakibatkan sejumlah kerusakan bangunan mulai dari rumah warga hingga fasilitas publik lainnya."Ada kerusakan rumah, sekolah, pusat layanan masyarakat, perkantoran dan akan segera kita tangani," katanya.
"Kalau dijumlahkan lumayan, ada 300-an rumah berupa rusak berat, sedang, dan ringan. Ada beberapa SMA/SMK, RSUD di Tasikmalaya juga retak-retak. Korban bencana kebanyakan luka-luka," tutur Aher seraya menambahkan, penanganan pacsa-bencana yang dilakukan saat ini di antaranya dengan mengevakuasi warga serta melakukan mitigasi bencana atau upaya untuk mengurangi risiko bencana.
Tentu kalau yang rumahnya baik-baik saja selesai dan aman walaupun masih ada trauma, sekarang kita data rumah-rumah yang rusak," kata dia.Penanganannya, lanjutnya, ialah pertama menenangkan masyarakat, lalu melakukan mitigasi dan normalisasi pascabencana. "Sehingga Insya Allah tertangani," kata dia.
Gempa yang berlangsung lebih dari 30 detik ini merupakan gempa berskala menengah yang terasa hingga ke sejumlah wilayah Pulau Jawa.Lima menit setelah gempa terjadi, sistem diseminasi BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).Selanjutnya, BMKG melakukan monitoring tsunami gauge di Pangandaran, Pamayang Sari, Binangeun (Banten) dan Pacitan (Jawa Timur).(Red)
"Pascagempa saat Jumat malam kemarin masyarakat sudah bisa kembali lagi ke rumahnya dan pagi ini sudah bisa beraktivitas, tapi ingat harus tetap waspada," kata Aher dalam siaran persnya, Minggu (17/12/2017).
Lebih lanjut ia mengatakan,karena khawatir ada potensi tsunami, masyarakat di Pangandaran, Cipatujah, dan di Pameungpeuk sudah siap-siap keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Tapi pada dua jam kemudian dinyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami dan sejak pagi sudah mulai didata tentang kerusakan apa saja yang terjadi akibat musibah ini, terus sudah ada laporan dari Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, Ciamis, dan sekitarnya," kata dia.
Gempa bumi tersebut, kata Aher, juga mengakibatkan sejumlah kerusakan bangunan mulai dari rumah warga hingga fasilitas publik lainnya."Ada kerusakan rumah, sekolah, pusat layanan masyarakat, perkantoran dan akan segera kita tangani," katanya.
"Kalau dijumlahkan lumayan, ada 300-an rumah berupa rusak berat, sedang, dan ringan. Ada beberapa SMA/SMK, RSUD di Tasikmalaya juga retak-retak. Korban bencana kebanyakan luka-luka," tutur Aher seraya menambahkan, penanganan pacsa-bencana yang dilakukan saat ini di antaranya dengan mengevakuasi warga serta melakukan mitigasi bencana atau upaya untuk mengurangi risiko bencana.
Tentu kalau yang rumahnya baik-baik saja selesai dan aman walaupun masih ada trauma, sekarang kita data rumah-rumah yang rusak," kata dia.Penanganannya, lanjutnya, ialah pertama menenangkan masyarakat, lalu melakukan mitigasi dan normalisasi pascabencana. "Sehingga Insya Allah tertangani," kata dia.
Gempa yang berlangsung lebih dari 30 detik ini merupakan gempa berskala menengah yang terasa hingga ke sejumlah wilayah Pulau Jawa.Lima menit setelah gempa terjadi, sistem diseminasi BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).Selanjutnya, BMKG melakukan monitoring tsunami gauge di Pangandaran, Pamayang Sari, Binangeun (Banten) dan Pacitan (Jawa Timur).(Red)