BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menyatakan masyarakat tidak perlu meragukan kualitas
serta kehalalan vaksin yang mengandung komponen difteri seperti vaksin
DT, Td dan DTP-HB-Hib untuk memutus penularan dan menurunkan jumlah
kasus difteri di Indonesia.
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Abdu Hadi Wijaya mengatakan,"Sudah dari sejak proses produksi, itu sudah dipastikan kehalalannya saya kira, tidak mungkin istilahnya pemerintah mau meracuni rakyatnya sendiri," kata legislator dari Fraksi PKS ini kepada wartawan di Bandung, Kamis(26/12).
Lebih lanjut dikatakan politisi dari PKS ini mengaku prihatin masih ada sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) wabah difteri.
"Jadi kami sebagai DPRD Jabar sangat prihatin dan sangat kecewa bahwa ternyata kita masuk dalam provinsi sebagai kabupaten/kota di Jawa Barat yang KLB difteri," kata wakil rakyat daerah Purwakarta-Karawang ini.
Selain itu, ia juga meminta kepada dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta pihak terkait seperti puskesmas dan rumah sakit daerah untuk menjalankan prosedur penanganan wabah difteri hingga tuntas.
"Saya sangat menekankan Dinkes dan jajaran terkait seperti rumah sakit dan puskesmas, jalannya prosedur penanganan difteri itu secara detail jangan sampai sekedar proses administrasi semata karena di banyak kasus karena tidak sampai detail," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengimbau masyarakat untuk menyukseskan imunisasi serentak terhadap anak usia 1-19 tahun guna pencegahan wabah difteri oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat di lima kabupaten/kota dengan 3,6 juta anak sasaran.
"Yang pertama imunisasi itu kan sangat penting, kalau pun menolak ya tentu harus diyakinkan supaya tidak menolak demi kebaikan bersama. Baik difteri, atau campak atau polio, banyak yang terkena polio ternyata saat kecil tidak diimunisasi, kan bahaya untuk masa depan," kata Aher.
Penyakit difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir dan kulit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Corynebacterium diphteriae.
Dia meyakini apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan imunisasi serentak untuk anak sebagai upaya pencegahan difteri adalah langkah yang baik. "Saya yakin, apa yang dilakukan itu bertujuan baik bukan malah sebaliknya," pungkasnya.(Red/Rls)
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Abdu Hadi Wijaya mengatakan,"Sudah dari sejak proses produksi, itu sudah dipastikan kehalalannya saya kira, tidak mungkin istilahnya pemerintah mau meracuni rakyatnya sendiri," kata legislator dari Fraksi PKS ini kepada wartawan di Bandung, Kamis(26/12).
Lebih lanjut dikatakan politisi dari PKS ini mengaku prihatin masih ada sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) wabah difteri.
"Jadi kami sebagai DPRD Jabar sangat prihatin dan sangat kecewa bahwa ternyata kita masuk dalam provinsi sebagai kabupaten/kota di Jawa Barat yang KLB difteri," kata wakil rakyat daerah Purwakarta-Karawang ini.
Selain itu, ia juga meminta kepada dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta pihak terkait seperti puskesmas dan rumah sakit daerah untuk menjalankan prosedur penanganan wabah difteri hingga tuntas.
"Saya sangat menekankan Dinkes dan jajaran terkait seperti rumah sakit dan puskesmas, jalannya prosedur penanganan difteri itu secara detail jangan sampai sekedar proses administrasi semata karena di banyak kasus karena tidak sampai detail," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengimbau masyarakat untuk menyukseskan imunisasi serentak terhadap anak usia 1-19 tahun guna pencegahan wabah difteri oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat di lima kabupaten/kota dengan 3,6 juta anak sasaran.
"Yang pertama imunisasi itu kan sangat penting, kalau pun menolak ya tentu harus diyakinkan supaya tidak menolak demi kebaikan bersama. Baik difteri, atau campak atau polio, banyak yang terkena polio ternyata saat kecil tidak diimunisasi, kan bahaya untuk masa depan," kata Aher.
Penyakit difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir dan kulit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Corynebacterium diphteriae.
Dia meyakini apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan imunisasi serentak untuk anak sebagai upaya pencegahan difteri adalah langkah yang baik. "Saya yakin, apa yang dilakukan itu bertujuan baik bukan malah sebaliknya," pungkasnya.(Red/Rls)