BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-PDAM Kota Bandung mengakui sekarang ini ada warganya yang mampu mengelola air hujan menjadi air yang layak minum.
Hal itu dikatakan Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi saat ditemui di acara sosialisasi tentang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Hotel Prime Prak Hotel Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, Senin (4/12/2017).
"Saat ini PDAM hanya mengolah air dengan memanfaatkan air sungai, air tanah, dan mata air. Sedangkan pemanfaatan air hujan walau sudah ada yang mengelola namun belum kerja sama karena harus diperhitungkan masalah biayanya," kata Sonny.
Sementara itu warga Kota Bandung yang telah mengelola air hujan menjadi air layak minum, Simon Y Sanjay yang juga hadir di acara sosialisasi, mengatakan sudah lima tahun mengelola air hujan menjadi layak minum bahkan kualitasnya hasil uji lab lebih bagus dari air kemasan.
Menurut Simon mengolah air hujan bermanfaat untuk menghemat air tanah maupun PDAM, menghemat uang tidak harus membeli air.
"Dengan menggunakan air hujan otomatis tak menggunakan air tanah sehingga ikut menjaga lingkungan," ujar Simon.
Dengan alat nano filter microtron 0,1 kata Simon 10 menit awal air hujan terlebih dulu dibuang, baru setelah itu ditampung.
Hasil uji pengelolan air menggunakan alat itu PH airnya dibawah 7,34 sehingga layak minum dan uji bakteri 0 sehingga memenuhi syarat kesehatan.
Air hujan ini bisa diolah dalam 1 menit untuk bakteri dan virus yang lolos bisa disaring melalui tabung ultraviolet.
Selama lima tahun mengolah air hujan kini bisa menampung 4 kubik air di rumahnya, bisa membagi air ke tetangga.Simon tetap semangat walau hasil karyanya belum dimanfaatkan pemerintah.(Red/Rls)
Hal itu dikatakan Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi saat ditemui di acara sosialisasi tentang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Hotel Prime Prak Hotel Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, Senin (4/12/2017).
"Saat ini PDAM hanya mengolah air dengan memanfaatkan air sungai, air tanah, dan mata air. Sedangkan pemanfaatan air hujan walau sudah ada yang mengelola namun belum kerja sama karena harus diperhitungkan masalah biayanya," kata Sonny.
Sementara itu warga Kota Bandung yang telah mengelola air hujan menjadi air layak minum, Simon Y Sanjay yang juga hadir di acara sosialisasi, mengatakan sudah lima tahun mengelola air hujan menjadi layak minum bahkan kualitasnya hasil uji lab lebih bagus dari air kemasan.
Menurut Simon mengolah air hujan bermanfaat untuk menghemat air tanah maupun PDAM, menghemat uang tidak harus membeli air.
"Dengan menggunakan air hujan otomatis tak menggunakan air tanah sehingga ikut menjaga lingkungan," ujar Simon.
Dengan alat nano filter microtron 0,1 kata Simon 10 menit awal air hujan terlebih dulu dibuang, baru setelah itu ditampung.
Hasil uji pengelolan air menggunakan alat itu PH airnya dibawah 7,34 sehingga layak minum dan uji bakteri 0 sehingga memenuhi syarat kesehatan.
Air hujan ini bisa diolah dalam 1 menit untuk bakteri dan virus yang lolos bisa disaring melalui tabung ultraviolet.
Selama lima tahun mengolah air hujan kini bisa menampung 4 kubik air di rumahnya, bisa membagi air ke tetangga.Simon tetap semangat walau hasil karyanya belum dimanfaatkan pemerintah.(Red/Rls)