Notification

×

Iklan

Iklan

Peresmian Bandung Creative Hub

Jumat, 29 Desember 2017 | 11:13 WIB Last Updated 2017-12-29T04:13:47Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Kota Bandung kembali memiliki  bangunan bercorak warna-warni berbentuk dinamis yang terletak di sudut persimpangan Jalan Laswi dan Jalan Sukabumi di Bandung, yang selama ini mengundang pertanyaan dan rasa penasaran warga, kini secara resmi dibuka untuk publik. Bandung Creative Hub (BCH), yang dilengkapi berbagai peralatan dan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan para pelaku industri kreatif di Bandung, disediakan oleh Pemerintah Kota Bandung. 

“Bandung sudah terkenal dengan anak mudanya yang kreatif,” demikian ungkap Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, “Untuk menjadikan kreativitas ini sebuah kekuatan, sebuah identitas, kita perlu sebuah tempat di mana semua potensi kreativitas itu dapat berkumpul.” Lanjutnya, “Sehingga anak-anak muda ini tinggal membawa gagasan ke tempat ini, berkarya dengan memanfaatkan peralatan yang ada, bertemu sesama orang kreatif, juga memamerkan hingga menjual karyanya.” 

Keni Dewi Kaniasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, melengkapi, “Bentuk pengelolaan BCH saat ini merupakan UPT, dengan fasilitas seperti ruang-ruang kelas, perpustakaan, cafe, toko desain, galeri, bioskop, dan workshop atau studio yang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk berbagai sub-sektor, seperti fotografi, animasi, game, desain, musik, fashion, dan lain-lain.” BCH, yang terdiri dari lima lantai ditambah dengan basement dan rooftop, memuat ruang-ruang dengan berbagai fungsi. 

Di lantai dasar terdapat cafe dan toko desain; di atasnya terdapat pelataran berjenjang yang dapat berfungsi sebagai tempat pertemuan dan kerja bersama, cafe, perpustakaan, dan ruang pengelola gedung. Di lantai-lantai berikutnya terdapat ruang teater dengan layar lebar dan panggung yang dapat digunakan untuk screening film, seni pertunjukan dan fashion show; terdapat pula galeri seni, studio audio, studio produksi dan pasca produksi karya-karya digital seperti game dan animasi, ruang fotografi, ruang produksi desain dengan printer 3D, laser cutter, dll., serta ruang-ruang kelas untuk workshop, pelatihan, atau pertemuan. Masing-masing ruang tersebut dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas sesuai dengan peruntukannya. 

Selain itu terdapat pula sebuah ruangan yang difungsikan sebagai kantor bersama dan tempat pertemuan lintas sub-sektor industri kreatif seperti Forum Desain Bandung, yang terdiri dari desainer profesional yang telah tergabung dalam asosiasi Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), dan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI). 

Di BCH terdapat pula sebuah ruang yang baru pertama kali ada di Indonesia, yaitu Bandung Design Archive (BDA), semacam “museum desain mini” yang memuat berbagai arsip dan dokumentasi desain, terutama di Kota Bandung, yang pengelolanya masih terus aktif mengarsipkan berbagai data desain, terutama dalam format digital. BCH terbuka untuk komunitas, mahasiswa, dan masyarakat umum. 

Tris Avianti, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menjelaskan, “Ruang dan fasilitas yang ada di BCH beberapa akan dikelola oleh asosiasi profesi terkait. Ada ruang-ruang yang merupakan area yang dapat diakses bebas oleh publik, seperti cafe, perpustakaan, dan galeri. Namun ruang-ruang dengan peralatan khusus hanya dapat diakses oleh anggota atau yang berkepentingan,” lanjutnya, “Standar prosedur operasional, mekanisme pemakaian ruang dan alat, dan hal-hal mendetail lainnya, akan kami sampaikan segera setelah semuanya siap.” 

Terkait dengan status Bandung sebagai Kota Desain anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative Cities Network/ UCCN) sejak 11 Desember 2015, Tita Larasati, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Bandung melanjutkan, “Adanya BCH merupakan salah satu perwujudan komitmen Kota Bandung terhadap jejaring UCCN, di mana pemerintahnya secara nyata mendukung pengembangan ekonomi kreatif melalui sinergi dengan pihak-pihak asosiasi profesional, komunitas, dan akademisi.” Kota Bandung memiliki sudut pandangnya sendiri sebagai salah satu dari 31 Kota Desain UCCN yang berasal dari 25 negara. 

Fiki Satari, Ketua Tim Manajemen Dossier Bandung untuk UCCN, yang kini juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN), menegaskan, “Arti Desain bagi Bandung dalam UCCN bukan hanya merujuk pada obyek dengan kualitas estetik tertentu; melainkan Desain sebagai cara berpikir, dan sebagai alat untuk mendapatkan solusi nyata bagi berbagai permasalahan lokal.” Meskipun tergabung sebagai City of Design dalam UCCN, peta jalan perkembangan ekonomi kreatif Bandung selalu memuat sub-sektor industri kreatif lainnya dalam strategi dan program-programnya. 

“Seperti halnya kota-kota kreatif anggota UCCN lainnya, pemilihan salah satu sub-sektor tidak membatasi kolaborasi dan sinergi untuk sub-sektor lainnya, dan hal ini yang justru selama ini telah terjadi sejak Bandung bergabung dalam UCCN,” jelas Tita Larasati, “Misalkan, beberapa bulan lalu diselenggarakan Santos-Bandung Film Festival secara serempak di Santos, Kota Film UCCN di Brazil, dan Bandung, dengan pengampu Bandung Film Council.”

Lanjutnya, “Direncanakan, untuk masa mendatang, kerja sama semacam ini akan terus terbangun dengan berbagai komunitas dan pelaku ekonomi kreatif di Bandung, melalui jejaring UCCN yang sangat strategis.”

Dari Focus Group Discussion (FGD) bagi komunitas kreatif dari 16 sub-sektor di Bandung yang telah berlangsung selama beberapa kali terdapat masukan bahwa BCH intinya bertujuan sebagai sebuah laboratorium, ruang eksperimen dan tempat belajar bagi beragam sub-sektor industri kreatif di Kota Bandung. BCH direncanakan untuk diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada hari Kamis, tanggal 28 Desember 2017. 

“Keberhasilan BCH sebagai pusat aktivitas kreatif adalah bila suatu hari nanti ada orang yang pernah memanfaatkan tempat ini, lalu menghasilkan produk dan gagasan yang dapat mensejahterakan secara ekonomi,” lanjut Ridwan Kamil, “Diharapkan dari sini lahir karya-karya spektakuler terkait kreativitas dan inovasi, di mana para pelakunya menjadi makmur sejahtera oleh karya-karya kreatifnya,” pungkasnya.(Red)
×
Berita Terbaru Update