BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Perjalanan politik Cagub dan Cawagub Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi ternyata tak mulus. Sebelum koalisi dan deklrasi, cerita bergabungnya dua tokoh ini memiliki cerita unik. Dalam Konprensi Pers setelah deklarasi Dua DM, cerita bergabungnya dua partai dan calon gubernur dan wagub ini diungkapkan Dedi Mulyadi.
“Sebelum kami bersatu, kita menjalani empat kali pertemuan. Sudah ditinggal kereta dan saya sempat kehilangan kereta,” kata Dedi Mulyadi di hadaparan para wartawan di Sabuga ITB, Bandung, Selasa (9/1/2018).
Dedi mengatakan, pertemuan pertama satu setengah tahun lalu di rumah Dedi Mizwar. Waktu itu tidak mempermasalahkan siapa nomor satu dan siapa nomor dua. Bagi Dedi, katanya, ia tidak mempermasalahkan hal itu. “Yang penting saya jangan sampai nomor tiga,” katanya.
Setelah pertemuan di kediaman Demiz itu, pertemuan dilanjutkan ke Jakarta. Pertemuan dilakukan dalam posisi Dedi Mulyadi belum memiliki kereta karena keretanya dibawa orang. Pa Demiz sendiri posisinya dua kali ditinggal kereta.
Pertemuan kembali terjadi di Jakarta, namun belum pula membuahkan kesepakatan. Dedi menawarkan kepada Dedi Mizwar untuk menjadi nomor satunya. Namun Pa Dedi Mizwar juga malah memintanya yang nomor satu. “Saya katakana, masa bapak Wagub tetap menjadi wagub lagi,” Katanya.
Terakhir, lanjutnya, pertemuan kembali terjadi dalam posisi Dedi Mulyadi sudah mendapatkan kereta setelah masinisnya diganti. “Waktu itu lalu saya telpon Pak Irfan Suryanegara, Ketua Partai Demokrat, dan terjadi pertemuan sampai akhirnya menjadikan koalisi ini,” kata Dedi lagi.
“Alhamdulillah sekarang sudah berkoalisi dan akan mendaftar ke KPU,” katanya lagi. Dedi menambahkan, ia menawarkan Dedi Mizwar menjadi gubernur karena sadar secara usia ia masih muda. “Usia saya sekarang 46 tahun. Berarti perjalanannya masih panjang. Jadi untuk jabatan gubernur saya serahkan kepada Pa Dedi Mizwar dulu,” katanya.(Red/Rls)
“Sebelum kami bersatu, kita menjalani empat kali pertemuan. Sudah ditinggal kereta dan saya sempat kehilangan kereta,” kata Dedi Mulyadi di hadaparan para wartawan di Sabuga ITB, Bandung, Selasa (9/1/2018).
Dedi mengatakan, pertemuan pertama satu setengah tahun lalu di rumah Dedi Mizwar. Waktu itu tidak mempermasalahkan siapa nomor satu dan siapa nomor dua. Bagi Dedi, katanya, ia tidak mempermasalahkan hal itu. “Yang penting saya jangan sampai nomor tiga,” katanya.
Setelah pertemuan di kediaman Demiz itu, pertemuan dilanjutkan ke Jakarta. Pertemuan dilakukan dalam posisi Dedi Mulyadi belum memiliki kereta karena keretanya dibawa orang. Pa Demiz sendiri posisinya dua kali ditinggal kereta.
Pertemuan kembali terjadi di Jakarta, namun belum pula membuahkan kesepakatan. Dedi menawarkan kepada Dedi Mizwar untuk menjadi nomor satunya. Namun Pa Dedi Mizwar juga malah memintanya yang nomor satu. “Saya katakana, masa bapak Wagub tetap menjadi wagub lagi,” Katanya.
Terakhir, lanjutnya, pertemuan kembali terjadi dalam posisi Dedi Mulyadi sudah mendapatkan kereta setelah masinisnya diganti. “Waktu itu lalu saya telpon Pak Irfan Suryanegara, Ketua Partai Demokrat, dan terjadi pertemuan sampai akhirnya menjadikan koalisi ini,” kata Dedi lagi.
“Alhamdulillah sekarang sudah berkoalisi dan akan mendaftar ke KPU,” katanya lagi. Dedi menambahkan, ia menawarkan Dedi Mizwar menjadi gubernur karena sadar secara usia ia masih muda. “Usia saya sekarang 46 tahun. Berarti perjalanannya masih panjang. Jadi untuk jabatan gubernur saya serahkan kepada Pa Dedi Mizwar dulu,” katanya.(Red/Rls)