BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memilih datang lebih pagi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ia hadir untuk menjalani pemeriksaan kesehatan(rikes) ruhani, bebas narkotika, tes urine dan tes lainnya.
Sambil menunggu pemeriksaan dimulai, ia terlihat menyapa warga di salah satu titik trotoar di depan rumah sakit tersebut. Dedi yang mengenakan iket Sunda jenis Makutawangsa berwarna putih tersebut tampak melayani permintaan berfoto dari beberapa warga.
Bahkan, salah satu kader terbaik Nahdhatul Ulama itu mengajak warga yang lalu-lalang di trotoar itu untuk sarapan pagi. Menu sarapan nasi kuning ia tawarkan kepada warga, sementara dia sendiri sedang berpuasa.
“Hayu sarapan dulu sebelum kerja. Ambil saja, nanti saya bayar. Saya gak bisa ikut sarapan, lagi puasa,” kata Dedi, Kamis (11/1).
Kebiasaan yang selalu dilakukan Dedi itu sontak membuat terkejut warga sekitar RSHS sekaligus pedagang nasi kuning. Hal ini karena mereka jarang melihat tokoh Jawa Barat lainnya dengan kebiasaan serupa.
“Alhamdulillah langsung habis. Tadi sisa 80 bungkus, biasanya jam 11 siang baru habis. Ini masih pagi sudah gak ada sisa,” ujar Sri Mulyati (40), pedagang nasi uduk.
Spontan Bantu Pasien
Sambil menunggu pemeriksaan dimulai, ia terlihat menyapa warga di salah satu titik trotoar di depan rumah sakit tersebut. Dedi yang mengenakan iket Sunda jenis Makutawangsa berwarna putih tersebut tampak melayani permintaan berfoto dari beberapa warga.
Bahkan, salah satu kader terbaik Nahdhatul Ulama itu mengajak warga yang lalu-lalang di trotoar itu untuk sarapan pagi. Menu sarapan nasi kuning ia tawarkan kepada warga, sementara dia sendiri sedang berpuasa.
“Hayu sarapan dulu sebelum kerja. Ambil saja, nanti saya bayar. Saya gak bisa ikut sarapan, lagi puasa,” kata Dedi, Kamis (11/1).
Kebiasaan yang selalu dilakukan Dedi itu sontak membuat terkejut warga sekitar RSHS sekaligus pedagang nasi kuning. Hal ini karena mereka jarang melihat tokoh Jawa Barat lainnya dengan kebiasaan serupa.
“Alhamdulillah langsung habis. Tadi sisa 80 bungkus, biasanya jam 11 siang baru habis. Ini masih pagi sudah gak ada sisa,” ujar Sri Mulyati (40), pedagang nasi uduk.
Spontan Bantu Pasien
Usai membayar borongan nasi kuning, salah seorang keluarga pasien, Koko (50). Dia merupakan warga Kelurahan Cibodas Cempaka, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Anak dari Koko mengalami kecelakaan kerja saat bertugas di kawasan industri, Kota Bekasi.
“Saya tidak mampu bayar karena tidak punya BPJS. Kebetulan ada Kang Dedi, Alhamdulillah beliau membantu. Kang Dedi masuk ruangan pemeriksaan tadi. Jadi, saya diantar oleh ajudannya ke kasir untuk membayar tagihan rumah sakit,” tuturnya.
“Saya tidak mampu bayar karena tidak punya BPJS. Kebetulan ada Kang Dedi, Alhamdulillah beliau membantu. Kang Dedi masuk ruangan pemeriksaan tadi. Jadi, saya diantar oleh ajudannya ke kasir untuk membayar tagihan rumah sakit,” tuturnya.
Terkait layanan kesehatan, Dedi sempat melontarkan programnya jika nanti berhasil terpilih di Pilgub Jawa Barat. Kata dia, pembangunan rumah sakit setara RSHS harus dibangun paling tidak di lima wilayah di Jawa Barat.
“Jadi nanti pasien tidak menumpuk di Bandung. Misal ada warga Subang, Purwakarta atau Karawang, bisa berobat di Karawang. Kemudian, warga Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan bisa berobat di Cirebon, tidak perlu jauh ke Bandung,” katanya.
Layanan kesehatan untuk warga tidak mampu pun disebut Dedi harus bersifat paripurna. Pasien harus sudah mendapatkan layanan sejak dari rumah sampai kembali ke rumah dengan biaya perawatan gratis.
“Pasiennya dijemput ke rumah dengan ambulance gratis, dirawat di rumah sakit secara gratis. Kemudian, diantarkan pulang secara gratis juga,” pungkasnya.(Rls/Red)