BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Pemerintah Kota Bandung bersama sejumlah stakeholder seperti TNI, Polri, Wanadri sepakat untuk membersihkan aliran anak sungai Citarum yang melewati wilayah Kota Bandung. Hal ini untuk menciptakan sungai Citarum yang bersih dan lestari demi terwujudnya kebersihan yang lebih baik.
"Maka sekarang ini kita kolaborasi dengan TNI, Polri dan beberapa komunitas untuk melaksanakan pembekalan untuk survei 46 aliran sungai anak Citarum yang melintasi Kota Bandung," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial pada acara Pembekalan Tim Survei Anak Sungai Citarum Wilayah Kota Bandung di Aula Citra Bakti Makodim 0618/BS Kota Bandung, Rabu (10/1/2018).
Diungkapkan Oded, tim survei akan menelusuri 46 anak sungai Citarum dengan panjang 252 km. Survei perlu perlu dilakukan untuk memperoleh data yang akurat. Data ini akan digunakan untuk solusi revitalisasi sungai Citarum.
"Dengan unsur-unsur yang berkolaborasi itu diharapkan sungai Citarum yang melintasi Kota Bandung akan menjadi lebih bersih," tutur oded.
Oded mengimbau kepada masyarakat maupun pengusaha yang berada di Kota Bandung untuk tetap menjaga kebersihan.
"Sebagai bagian warga Kota Bandung yang teraliri anak sungai Citarum harus mulai memiliki kesadaran. Jangan lagi buang limbah ke sungai. Pemerintah juga terus berupaya membangun sanitasi, seperti septic tank komunal untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai,” katanya.
“Para pengusaha pabrik pun harus betul betul teliti dalam membuang limbahnya. Jangan lagi buang limbahnya ke sungai apalagi sampai mencemari lingkungan," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0618/BS, Kol Inf Arfin Dahlan mengatakan, sungai Citarum telah menjadi isu nasional bahkan internasional. Keberadaan sungai Citarum sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jawa Barat bahkan penduduk Jakarta yang total penduduknya sekitar 30-40 juta jiwa.
"Jika kondisinya tidak bersih, berarti penduduk yang bergantung pada sungai Citarum akan berdampak kurang baik. Maka keinginan menjadi Indonesia Emas 2045, harus digagas mulai dari sekarang. Salah satunya kita bergerak untuk Citarum bersih," tegasnya.
Dijelaskan Dandim, tim survei dibentuk untuk mengetahui permasalahan yang ada. Hal itu akan diketahui akan melalui data yang akurat. Sehingga nantinya bisa dijadikan acuan bagi pemerintah kota untuk mengatasi aliran sungai.
"Maka dari itu, tujuannya memberikan pembekalan hari ini agar bisa lebih memahami sungai yang akan disurvei. Sehingga pelaksananya dapat data yang akurat," ujar Arfin Dahlan.
Rencananya, tim survei akan beranggotakan 911 orang yang terbagi dalam 27 tim atau sekitar 50 orang per tim. Untuk mewujudkan sungai Citarum yang bersih, Dandim memastikan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah tetapi harus melibatkan seluruh unsur mulai dari pemerintah, TNI, polisi, kewilayahan, hingga masyarakat.
"Korelasi dengan militer salah satunya ketahanan masyarakat. Jadi dengan diadakannya tim survei mudah mudahan ketahanan masyarakat dan kebersihan lingkungan menjadi lebih baik," pungkasnya.
Selain Wakil Wali Kota Bandung dan Dandim, hadir juga sejumlah narasumber dalam acara ini. Narasumber yang berasal Dinas Kesehatan, PD Kebersihan, Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Bapelitbang, Wanadri, Polri dan TNI memberikan penjelasan seputar Citarum Bersih.
Sementara itu, dalam paparannya sebagai pemateri, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo mengajak kepada seluruh pihak untuk lebih mencintai lingkungan khususnya Sungai Citarum termasuk anak sungai, hingga cucu sungai.
“Mari selamatkan Citarum dengan konsep satu kesatuan komando dari hulu sampai hilir. Mari bersama semua komponen masyarakat menjaga Citarum, anak sungainya, hingga cucu sungainya termasuk. Program Citarum bersih ini bukan program cari untung, bukan kepentingan politik, ini demi kepentingan warga. Saya yakin program ini akan sukses dengan semangat dan dedikasi bapak ibu semuanya,” bebernya.
Pangdam pun memaparkan penamaan sungai Citarum yang berasal dari kata Bahasa Sunda ‘Ci’ yang berarti air dan Tarum yang merupakan pohon yang manfaatnya untuk pewarna alami. Saat ini pohon tersebut sudah tidak ada lagi di hulu sungai Citarum. Pihaknya pun berencana untuk kembali menanam pohon Tarum yang sudah sulit ditemui.
“Kita harus memikirkan masa depan alam kita. Udara kita berasal dari pohon, air pun berasal dari pohon. Ketika pohon ditebang maka mata air hilang. Saat ini mata air di Cekungan Bandung tinggal 50% atau sekitar 144 mata air. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama-sama untuk mengembalikan kejayaan Citarum,” paparnya.(Red)
"Maka sekarang ini kita kolaborasi dengan TNI, Polri dan beberapa komunitas untuk melaksanakan pembekalan untuk survei 46 aliran sungai anak Citarum yang melintasi Kota Bandung," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial pada acara Pembekalan Tim Survei Anak Sungai Citarum Wilayah Kota Bandung di Aula Citra Bakti Makodim 0618/BS Kota Bandung, Rabu (10/1/2018).
Diungkapkan Oded, tim survei akan menelusuri 46 anak sungai Citarum dengan panjang 252 km. Survei perlu perlu dilakukan untuk memperoleh data yang akurat. Data ini akan digunakan untuk solusi revitalisasi sungai Citarum.
"Dengan unsur-unsur yang berkolaborasi itu diharapkan sungai Citarum yang melintasi Kota Bandung akan menjadi lebih bersih," tutur oded.
Oded mengimbau kepada masyarakat maupun pengusaha yang berada di Kota Bandung untuk tetap menjaga kebersihan.
"Sebagai bagian warga Kota Bandung yang teraliri anak sungai Citarum harus mulai memiliki kesadaran. Jangan lagi buang limbah ke sungai. Pemerintah juga terus berupaya membangun sanitasi, seperti septic tank komunal untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai,” katanya.
“Para pengusaha pabrik pun harus betul betul teliti dalam membuang limbahnya. Jangan lagi buang limbahnya ke sungai apalagi sampai mencemari lingkungan," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0618/BS, Kol Inf Arfin Dahlan mengatakan, sungai Citarum telah menjadi isu nasional bahkan internasional. Keberadaan sungai Citarum sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jawa Barat bahkan penduduk Jakarta yang total penduduknya sekitar 30-40 juta jiwa.
"Jika kondisinya tidak bersih, berarti penduduk yang bergantung pada sungai Citarum akan berdampak kurang baik. Maka keinginan menjadi Indonesia Emas 2045, harus digagas mulai dari sekarang. Salah satunya kita bergerak untuk Citarum bersih," tegasnya.
Dijelaskan Dandim, tim survei dibentuk untuk mengetahui permasalahan yang ada. Hal itu akan diketahui akan melalui data yang akurat. Sehingga nantinya bisa dijadikan acuan bagi pemerintah kota untuk mengatasi aliran sungai.
"Maka dari itu, tujuannya memberikan pembekalan hari ini agar bisa lebih memahami sungai yang akan disurvei. Sehingga pelaksananya dapat data yang akurat," ujar Arfin Dahlan.
Rencananya, tim survei akan beranggotakan 911 orang yang terbagi dalam 27 tim atau sekitar 50 orang per tim. Untuk mewujudkan sungai Citarum yang bersih, Dandim memastikan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah tetapi harus melibatkan seluruh unsur mulai dari pemerintah, TNI, polisi, kewilayahan, hingga masyarakat.
"Korelasi dengan militer salah satunya ketahanan masyarakat. Jadi dengan diadakannya tim survei mudah mudahan ketahanan masyarakat dan kebersihan lingkungan menjadi lebih baik," pungkasnya.
Selain Wakil Wali Kota Bandung dan Dandim, hadir juga sejumlah narasumber dalam acara ini. Narasumber yang berasal Dinas Kesehatan, PD Kebersihan, Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Bapelitbang, Wanadri, Polri dan TNI memberikan penjelasan seputar Citarum Bersih.
Sementara itu, dalam paparannya sebagai pemateri, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo mengajak kepada seluruh pihak untuk lebih mencintai lingkungan khususnya Sungai Citarum termasuk anak sungai, hingga cucu sungai.
“Mari selamatkan Citarum dengan konsep satu kesatuan komando dari hulu sampai hilir. Mari bersama semua komponen masyarakat menjaga Citarum, anak sungainya, hingga cucu sungainya termasuk. Program Citarum bersih ini bukan program cari untung, bukan kepentingan politik, ini demi kepentingan warga. Saya yakin program ini akan sukses dengan semangat dan dedikasi bapak ibu semuanya,” bebernya.
Pangdam pun memaparkan penamaan sungai Citarum yang berasal dari kata Bahasa Sunda ‘Ci’ yang berarti air dan Tarum yang merupakan pohon yang manfaatnya untuk pewarna alami. Saat ini pohon tersebut sudah tidak ada lagi di hulu sungai Citarum. Pihaknya pun berencana untuk kembali menanam pohon Tarum yang sudah sulit ditemui.
“Kita harus memikirkan masa depan alam kita. Udara kita berasal dari pohon, air pun berasal dari pohon. Ketika pohon ditebang maka mata air hilang. Saat ini mata air di Cekungan Bandung tinggal 50% atau sekitar 144 mata air. Oleh karena itu, kita harus bergerak bersama-sama untuk mengembalikan kejayaan Citarum,” paparnya.(Red)