Notification

×

Iklan

Iklan

Aktivis Bandung Gaungkan Kesetaraan Gender

Senin, 05 Maret 2018 | 11:32 WIB Last Updated 2018-03-05T04:32:05Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Menjelang Hari Perempuan Internasional, 8 Maret nanti, puluhan aktivis perempuan di Bandung dengan melakukan acara parade perempuan, Minggu (4/3/2018). Mereka berorasi di sekitaran Car Free Day (CFD) Dago lalu berjalan kaki menuju Gedung Sate.

Tema yang diangkat dalam Hari Perempuan Internasional kali ini, adalah Ketidakadilan Berbasis Gender. Para perempuan itu menyatakan keresahannya bahwa sampai saat ini penindakan terhadap perempuan masih sering terjadi.

"Bentuk-bentuk penindasan bermacam-macam, misalnya dalam sektor kerja perempuan memiliki upah yang minim, bahkan di sebuah pabrik di Tangerang si buruh perempuan dipersekusi karena kinerjanya tidak maksimal," kata aktivis perempuan Mega Mulandari di Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

Selain itu, kata Mega, di rumah-rumah kekerasan terhadap perempuan juga masih terjadi. Termasuk pemerkosaan dan pelecehan seksual masih banyak terjadi. "Kadang kala yang jadi persoalan yang selalu disalahkan itu perempuan, padahal yang salah itu logika dan tindakan si pelaku," ucapnya.

Konsep kesetaraan gender yang diinginkan oleh mereka ialah, adanya kesemaan dalam ruang-ruang sosial, akses ekonomi, akses politik dan budaya.

"Kesetaraan gender itu masih belum bisa tercapai. Misalnya ada lowongan kerja untuk posisi bos. Namun perusahaan kadang kala perempuan itu tidak bisa kooperatif atau bekerja karena mereka lebih mengutamakan perasaannya. Padahal itu salah besar," ucapnya.

Ia mengatakan, penilaian negatif atau stereotip terhadap perempuan masih ada dan banyak terjadi di lingkungan sekitar. Termasuk di Kota Bandung. "Kalau di Bandung masih ada, tapi bukan berangkat dari yang besar yang kecil di keseharian pun ada,"tuturnya.

Anak-anak ibu-ibu kaum difabel. Harapannya bisa lebih bersolidaritas satu sama lain. Bisa lebih mengungkapkan apa yang terjadi dengan dia. Dan membantu satu sama lain dalam Women March 2018

Dijelaskan Mega, kegiatan Hari Perempuan ini bukan hanya sebagai sebuah perayaan atas pencapaian perjuangan perempuan saat ini. Tapi juga cara untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, serta empati masyarakat mengenai pentingnya kesetaraan gender.

"Kegiatan ini diselenggarakan sejak tanggal 3-8 di 12 Kota di seluruh Indonesia. Tiap-tiap kota, punya fokus perjuangan masing-masing. Di Bandung fokusnya pada kesetaraan gender," katanya.

Adapun lima besar isu yang diangkat dalam perayaan kali ini, yakni tentang perkawinan anak, kekerasan terhadap anak, diskriminasi perempuan, pekerja perempuan dan human trafficking, dan perluasan pasal zina dalam RKUHP.

"Untuk RUKHP saya tidak sepakat, karena memiliki potensi besar untuk mengkriminalisasi perempuan, khususnya korban kekerasan kejahatan seksual," pungkasnya.(Red)
×
Berita Terbaru Update