BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Pemilih pemula diharapkan kritis dalam menyikapi Pilgub 27 Juni mendatang. Sikap kritis itu ditunjukkan dengan mencari tahu calon pemimpin, mencermati visi dan misinya, menjadi pionir penangkal hoax, menggunakan hak pilih, dan mengawasi kinerja pemimpin terpilih.
Hal itu mengemuka pada acara sosialisasi Pilgub Jabar yang dibungkus acara electaiment on campus, sebagai salah satu bentuk kerjasama KPU Jabar dengan 30 perguran tinggi, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jl. Setiabudi Bandung, Selasa (24/4).
Menurut Dadan Wildan, Deputi Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara, setelah 20 tahun reformasi Indonesia, para pemilih muda diharapkan bersikap lebih kritis, terutama untuk mengubah Jawa Barat lima tahun ke depan. "Peran pemilih pemula sangat strategis karena jumlahnya mencapai 17 juta atau 56% dari jumlah pemilih di Jawa Barat," ungkapnya.
Hal senada juga dikemukakan Komisioner KPU Jabar Endun Abdul Haq. Menurut dia, peran pemilih pemula akan berpengaruh terhadap kepemimpinan dan pembangunan Jawa Barat lima tahun mendatang. Oleh karena itu, ia menawarkan catur ajakan kepada pemilih muda, yakni : tidak menjadi penonton pada Pilgub 2018 dan Pemilu Serentak 2019, menjadi pemilih rasional, berada di barisan terdepan dalam menangkal berita bohong, dan menyampaikan informasi kepemiluan kepada orang-orang terdekat.
Perlunya sikap kritis juga disampaikan Hasbi Rofiki yang mewakili Center for Election and Political Party (CEPP) Universitas Indonesia. Sikap kritis diperlukan pemilih pemula, khususnya saat menghadapi infiltrasi di media-media sosial. "Perlu sikap cerdas dan kritis saat menghadapi situasi seperti itu," sebutnya.
Pernyataan itu diamini Eli Malihah, Kepala Pusat Studi Wanita UPI, yang juga meminta khalayak yang hadir, cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin. "Pilihlah pemimpin yang patut memimpin," ujarnya.
Kegiatan electainment on campus di UPI dihadiri ratusan mahasiswa dan puluhan dosen. Panitia juga membagi-bagi door prize bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan narasumber.(Red/Rls)
Hal itu mengemuka pada acara sosialisasi Pilgub Jabar yang dibungkus acara electaiment on campus, sebagai salah satu bentuk kerjasama KPU Jabar dengan 30 perguran tinggi, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jl. Setiabudi Bandung, Selasa (24/4).
Menurut Dadan Wildan, Deputi Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara, setelah 20 tahun reformasi Indonesia, para pemilih muda diharapkan bersikap lebih kritis, terutama untuk mengubah Jawa Barat lima tahun ke depan. "Peran pemilih pemula sangat strategis karena jumlahnya mencapai 17 juta atau 56% dari jumlah pemilih di Jawa Barat," ungkapnya.
Hal senada juga dikemukakan Komisioner KPU Jabar Endun Abdul Haq. Menurut dia, peran pemilih pemula akan berpengaruh terhadap kepemimpinan dan pembangunan Jawa Barat lima tahun mendatang. Oleh karena itu, ia menawarkan catur ajakan kepada pemilih muda, yakni : tidak menjadi penonton pada Pilgub 2018 dan Pemilu Serentak 2019, menjadi pemilih rasional, berada di barisan terdepan dalam menangkal berita bohong, dan menyampaikan informasi kepemiluan kepada orang-orang terdekat.
Perlunya sikap kritis juga disampaikan Hasbi Rofiki yang mewakili Center for Election and Political Party (CEPP) Universitas Indonesia. Sikap kritis diperlukan pemilih pemula, khususnya saat menghadapi infiltrasi di media-media sosial. "Perlu sikap cerdas dan kritis saat menghadapi situasi seperti itu," sebutnya.
Pernyataan itu diamini Eli Malihah, Kepala Pusat Studi Wanita UPI, yang juga meminta khalayak yang hadir, cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin. "Pilihlah pemimpin yang patut memimpin," ujarnya.
Kegiatan electainment on campus di UPI dihadiri ratusan mahasiswa dan puluhan dosen. Panitia juga membagi-bagi door prize bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan narasumber.(Red/Rls)