BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Penjabat Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan mengatakan persoalan pembebasan lahan menjadi prioritas pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) karena hingga saat ini masih ada beberapa seksi yang masih membutuhkan pembebasan lahan.
"Tentunya kami berharap pembangunan proyek jalan Tol Cileunyi -Sumedang- Dawuan atau Cisumdawu tidak melebihi target waktu yang telah ditentukan. Dan pembangunannya terus digenjot serta pembebasan lahan jadi prioritas," kata Iriawan, Kamis (12/7/2018).
Iriawan mencontohkan masalah pembebasan lahan Tol Cisumdawu pada seksi dua fase II (Ciherang- Sumedang) sepanjang 10,70 kilometer, baru 88,47 persen tanah yang bebas.
Dalam hal ini, pergantian lahan milik TNI berupa jalan, tengah dalam proses. Adapun target pengadaan lahan yakni bulan September 2018 dengan nilai kontrak mencapai Rp3.485.999.660.965.
Sementara itu, pada seksi satu fase III (Cileungi-Rancakalong) sepanjang 11,45 kilometer progres tanah bebasnya baru mencapai angka 37,43 persen. Lahan bebas di dua desa sepanjang kurang lebih 1,7 kilometer siap dilaksanakan konstruksi.
Ia mengatakan, sebagai upaya tindak lanjut, pada seksi dua fase II, tepatnya pada pembebasan lahan 'main road'. Di sana terdapat 70 bidang lahan yang belum bebas dari 1.100 bidang lahan.
"Proses pembebasan lahan 70 bidang tanah akan segera dilakukan konsinyasi," ujar Iriawan.
Adapun, pembebasan lahan di desa Girimukti, Sinarmulya, Mulyasari, Sukamaju, Margamukti, sedang dalam proses pengukuran.
"Status saat ini PPK Lahan telah mendaftarkan lima desa tersebut ke BPN Kabupaten Sumedang. Di sini dibutuhkan koordinasi dengan BUJT untuk kepastian ketersediaan anggaran guna pembebasan di lima desa tersebut," katanya.
Iriawan mengatakan, walaupun Cisumdawu merupakan proyek nasional Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang selaku yang mengetahui permasalahan di daerah pembangunannya, harus memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan masyarakat.
"Ada beberapa seksi untuk Cisumdawu, yang jelas target 2020 harus selesai, jadi tahapan-tahapan terus dilakukan baik oleh Pemerintah maupun Swasta sehingga kita harapkan sesuai dengan target," ujarnya.
Tol Cisumdawu merupakan sebuah ruas jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer, yang memiliki terowongan (Tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.
Pembangunan tol ini, terdiri dari enam seksi, antara lain Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.
Proyek pembangunan Cisumdawu dikerjakan oleh Pemerintah yang bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah, sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.
Pada perkembangannya saat ini, kendala yang dihadapi ada pada pembangunan terowongan. Itu dikarenakan kondisi tanah yang rawan mengalami keruntuhan, sehingga pekerja harus berhati-hati.(Red)
"Tentunya kami berharap pembangunan proyek jalan Tol Cileunyi -Sumedang- Dawuan atau Cisumdawu tidak melebihi target waktu yang telah ditentukan. Dan pembangunannya terus digenjot serta pembebasan lahan jadi prioritas," kata Iriawan, Kamis (12/7/2018).
Iriawan mencontohkan masalah pembebasan lahan Tol Cisumdawu pada seksi dua fase II (Ciherang- Sumedang) sepanjang 10,70 kilometer, baru 88,47 persen tanah yang bebas.
Dalam hal ini, pergantian lahan milik TNI berupa jalan, tengah dalam proses. Adapun target pengadaan lahan yakni bulan September 2018 dengan nilai kontrak mencapai Rp3.485.999.660.965.
Sementara itu, pada seksi satu fase III (Cileungi-Rancakalong) sepanjang 11,45 kilometer progres tanah bebasnya baru mencapai angka 37,43 persen. Lahan bebas di dua desa sepanjang kurang lebih 1,7 kilometer siap dilaksanakan konstruksi.
Ia mengatakan, sebagai upaya tindak lanjut, pada seksi dua fase II, tepatnya pada pembebasan lahan 'main road'. Di sana terdapat 70 bidang lahan yang belum bebas dari 1.100 bidang lahan.
"Proses pembebasan lahan 70 bidang tanah akan segera dilakukan konsinyasi," ujar Iriawan.
Adapun, pembebasan lahan di desa Girimukti, Sinarmulya, Mulyasari, Sukamaju, Margamukti, sedang dalam proses pengukuran.
"Status saat ini PPK Lahan telah mendaftarkan lima desa tersebut ke BPN Kabupaten Sumedang. Di sini dibutuhkan koordinasi dengan BUJT untuk kepastian ketersediaan anggaran guna pembebasan di lima desa tersebut," katanya.
Iriawan mengatakan, walaupun Cisumdawu merupakan proyek nasional Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang selaku yang mengetahui permasalahan di daerah pembangunannya, harus memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan masyarakat.
"Ada beberapa seksi untuk Cisumdawu, yang jelas target 2020 harus selesai, jadi tahapan-tahapan terus dilakukan baik oleh Pemerintah maupun Swasta sehingga kita harapkan sesuai dengan target," ujarnya.
Tol Cisumdawu merupakan sebuah ruas jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer, yang memiliki terowongan (Tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.
Pembangunan tol ini, terdiri dari enam seksi, antara lain Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.
Proyek pembangunan Cisumdawu dikerjakan oleh Pemerintah yang bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah, sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.
Pada perkembangannya saat ini, kendala yang dihadapi ada pada pembangunan terowongan. Itu dikarenakan kondisi tanah yang rawan mengalami keruntuhan, sehingga pekerja harus berhati-hati.(Red)