BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Dua pekan terakhir, gempa berkekuatan besar mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa awal terjadi pada Ahad (29/7) dengan magnitudo 6,4 SR, disusul dengan gempa utama yang terjadi pada Ahad (5/8) dengan kekuatan yang lebih besar yaitu 7,0 SR. Berbeda dengan gempa sebelumnya, gempa Ahad (5/8) menyebabkan skala guncangan VIII MMI.
Merunut kedua gempa tersebut, sekiranya 652 kali gempa susulan mengguncang Lombok, 24 kali di antaranya memiliki kekuatan yang cukup besar. Akibatnya, sebagian besar wilayah Lombok porak-poranda, terutama Kabupaten Lombok Utara yang menjadi wilayah paling terdampak. Kondisi tersebut juga melumpuhkan ekonomi dan kehidupan masyarakat Lombok.
Koordinator Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap yang telah berada di Lombok sejak peristiwa gempa pertama, Kusmayadi melaporkan bahwa jumlah sementara korban meninggal dunia akibat gempa 7,0 SR bertambah menjadi 381 jiwa, Rabu (8/8).
“Jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari wilayah Lombok Utara. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah, mengingat masih banyak daerah terisolasi akibat rusaknya akses jalan dan jembatan,” kata Kusmayadi.
Kusmayadi juga memaparkan, hingga Rabu (8/8) situasi darurat masih menyelimuti wilayah Lombok, terutama Lombok Utara. Baik yang meninggal dunia maupun luka-luka merupakan korban akibat tertimpa bangunan yang runtuh. Bahkan di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara terdapat bangunan masjid ambruk dan menimpa para jamaah yang sedang menjalankan shalat Isya, Ahad (5/8).
Hingga laporan tersebut diterima, Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap masih bersiaga membantu para korban gempa Lombok. “Kami sudah membantu proses evakuasi pascagempa terjadi, tim Medis ACT juga terus melakukan penyelamatan bagi mereka yang terluka karena terkena reruntuhan,” jelas Kusmayadi.
Setelah Tim Emergency Response dan Tim Medis ACT berada di Lombok sejak pekan lalu, kini bantuan natura dari ACT Jawa Barat (Jabar) siap untuk dikirim. Bantuan diberangkatkan menggunakan 7 unit truk yang masing-masing berkapasitas 7.5 ton, untuk selanjutnya dilayarkan menuju Lombok.
Kepala Cabang ACT Jabar Adi Nurdiansyah menjelaskan bantuan natura ini berasal dari kepedulian seluruh masyarakat Jawa Barat. “Bantuan dari warga Jawa Barat ini berupa paket pangan yang berisi beras, minyak sayur, dan gula kemasan, yang dikemas dalam 6.000 paket pangan,” terang Adi.
Pelepasan keberangkatan 7 truk natura dari Bandung ini dilakukan di halaman gedung DPRD Provinsi Jawa Barat dengan dihadiri dan disaksikan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Haris Yuliana dan ketua Baznas provinsi Jabar.
Haris Yuliana menjelaskan, musibah tidak semata-mata karena alam. Kepekaan keimanan harus menangkap hikmah lain. Momentum pemberangkatan ini sebagai bentuk muhasabah kita terhadap ruang kehidupan kita, dan pemberangkatan ini mewakili masyarakat Jabar, jangan sampai musibah itu sampai datang kepada masyarakat Jabar,” ungkap Haris.
Dengan diberangkatkannya 7 truk bantuan kemanusiaan dari Bandung, tidak berarti bantuan yang akan dikirimkan oleh ACT Jabar berhenti. Ikhtiar ini merupakan tahap awal pengiriman bantuan selama fase tanggap darurat. Adi menambahkan, di fase pemulihan pascabencana nanti, ACT juga akan menggulirkan sejumlah program pemberdayaan untuk membangun Lombok kembali.
“Kami berharap masyarakat Jawa Barat dapat terus ikut andil dalam pemenuhan kebutuhan bagi warga Lombok melalui ACT, baik itu dengan berdonasi tunai maupun dalam bentuk barang seperti makanan, suplai air bersih, perlengkapan bayi, obat-obatan, tenaga medis, pakaian, dan selimut. Kepedulian kita sangat berarti bagi mereka,” pungkas Adi.(Red)
Merunut kedua gempa tersebut, sekiranya 652 kali gempa susulan mengguncang Lombok, 24 kali di antaranya memiliki kekuatan yang cukup besar. Akibatnya, sebagian besar wilayah Lombok porak-poranda, terutama Kabupaten Lombok Utara yang menjadi wilayah paling terdampak. Kondisi tersebut juga melumpuhkan ekonomi dan kehidupan masyarakat Lombok.
Koordinator Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap yang telah berada di Lombok sejak peristiwa gempa pertama, Kusmayadi melaporkan bahwa jumlah sementara korban meninggal dunia akibat gempa 7,0 SR bertambah menjadi 381 jiwa, Rabu (8/8).
“Jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari wilayah Lombok Utara. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah, mengingat masih banyak daerah terisolasi akibat rusaknya akses jalan dan jembatan,” kata Kusmayadi.
Kusmayadi juga memaparkan, hingga Rabu (8/8) situasi darurat masih menyelimuti wilayah Lombok, terutama Lombok Utara. Baik yang meninggal dunia maupun luka-luka merupakan korban akibat tertimpa bangunan yang runtuh. Bahkan di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara terdapat bangunan masjid ambruk dan menimpa para jamaah yang sedang menjalankan shalat Isya, Ahad (5/8).
Hingga laporan tersebut diterima, Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap masih bersiaga membantu para korban gempa Lombok. “Kami sudah membantu proses evakuasi pascagempa terjadi, tim Medis ACT juga terus melakukan penyelamatan bagi mereka yang terluka karena terkena reruntuhan,” jelas Kusmayadi.
Setelah Tim Emergency Response dan Tim Medis ACT berada di Lombok sejak pekan lalu, kini bantuan natura dari ACT Jawa Barat (Jabar) siap untuk dikirim. Bantuan diberangkatkan menggunakan 7 unit truk yang masing-masing berkapasitas 7.5 ton, untuk selanjutnya dilayarkan menuju Lombok.
Kepala Cabang ACT Jabar Adi Nurdiansyah menjelaskan bantuan natura ini berasal dari kepedulian seluruh masyarakat Jawa Barat. “Bantuan dari warga Jawa Barat ini berupa paket pangan yang berisi beras, minyak sayur, dan gula kemasan, yang dikemas dalam 6.000 paket pangan,” terang Adi.
Pelepasan keberangkatan 7 truk natura dari Bandung ini dilakukan di halaman gedung DPRD Provinsi Jawa Barat dengan dihadiri dan disaksikan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Haris Yuliana dan ketua Baznas provinsi Jabar.
Haris Yuliana menjelaskan, musibah tidak semata-mata karena alam. Kepekaan keimanan harus menangkap hikmah lain. Momentum pemberangkatan ini sebagai bentuk muhasabah kita terhadap ruang kehidupan kita, dan pemberangkatan ini mewakili masyarakat Jabar, jangan sampai musibah itu sampai datang kepada masyarakat Jabar,” ungkap Haris.
Dengan diberangkatkannya 7 truk bantuan kemanusiaan dari Bandung, tidak berarti bantuan yang akan dikirimkan oleh ACT Jabar berhenti. Ikhtiar ini merupakan tahap awal pengiriman bantuan selama fase tanggap darurat. Adi menambahkan, di fase pemulihan pascabencana nanti, ACT juga akan menggulirkan sejumlah program pemberdayaan untuk membangun Lombok kembali.
“Kami berharap masyarakat Jawa Barat dapat terus ikut andil dalam pemenuhan kebutuhan bagi warga Lombok melalui ACT, baik itu dengan berdonasi tunai maupun dalam bentuk barang seperti makanan, suplai air bersih, perlengkapan bayi, obat-obatan, tenaga medis, pakaian, dan selimut. Kepedulian kita sangat berarti bagi mereka,” pungkas Adi.(Red)