BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Inovasi terus digulirkan Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Setelah Posyandu Goes to Mall, kini muncul Bussekel (buanglah segala macam sampah elektronik dan plastik ke kelurahan) yang digagas Kelurahaan Suka Asih. Program Bussekel ini sudah mulai bergulir awal Agustus.
"Jadi setiap warga yang akan ke Kelurahan Sukaasih harus bawa sampah plastik atau elektronik, nanti mereka akan dilayani kelurahan," ujar Camat Bojongloa Kaler Eka Taufik Hidayat pada program Bandung Menjawab di Balai Kota Jalan Wastukancanq, Selasa (21/8/2018).
Warga yang membawa sampah, ungkap Eka, nantinya akan diberikan voucher sebagai bukti yang bersangkutan sudah melakukan sedekah sampah. "Untuk hasil penjualan sampah yang terkumpul manti diberikan pada warga dan anak kurang mampu," ungkapnya.
Program ini, kata Eka, sudah berjalan tiga bulan. Pihak kelurahan Sukaasih pun sudah menandatangani MoU (kesepahaman) dengan sekolah, polsek dan perusahaan-perusahaan di wilayah kelurahan terkait Bussekel ini.
Menurut Lurah Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kalee, Ade Rahayu, program Bussekel ini berawal dari kerisauan saat beberes yang dilakukan wilayahnya. Saat gotong royong, nampak sampah plastik yang paling banyak ditemukan. Dari sana, pihak kelurahan pun mencari cara untuk mengolah sampah plastik tersebut agar bermanfaat.
"Kelurahan Sukaasih akhirnya membuat regulasi tingkat kelurahan berupa surat edaran ke RT/RW, di mana masyarakat yang akan mengurus segala sesuatu ke kelurahan harus membawa sampah," ungkapnya.
Sebelum regulasi diterapkan, kata Ade, pihak kelurahan melakukan sosialisasi selama 1,5 bulan. Barulah pada 1 Agustus 2018, aturan wajib membawa sampah plastik atau elektronik ke kelurahan diterapkan.
"Kalau warga ke kelurahan terus ditolak karena enggak bawa sampah, sekarang mereka enggak komplain. Karena memang sudah terbiasa dan sosialisasi pun sudah dilakukan," tandasnya.
Sampah yang dibawa, lanjutnya, tidak dibatasi. "Satu atau dua botol aqua juga enggak masalah. Bahkan ada warga yang bawa sampai sekarung, isinya ya sampah plastik," ungkapnya.
Saat ini, sekitar 12 sampai 15 kilogram sampah plastik terkumpul setiap harinya. Sampah ini nantinya dipilah sesuai jenis, sebagian dijadikan barang bermanfaat dan sebagian dijual. Hasil penjualannya, 30 persen untuk pengolah, 30 peraen untuk operasional dan 40 persen untuk santunan.
"Dengan program ini kami ingin mengubah image masyarakat terhadap sampah, kalau sampah itu bukan hal yang menjijikan tapi barang bermanfaat dan bisa disedekahkan. Selain itu, program ini pun bisa mengurangi sampah plastik dan elektronim khusus di Kelurahan Sukaasih," pungkasnya.(Red)
"Jadi setiap warga yang akan ke Kelurahan Sukaasih harus bawa sampah plastik atau elektronik, nanti mereka akan dilayani kelurahan," ujar Camat Bojongloa Kaler Eka Taufik Hidayat pada program Bandung Menjawab di Balai Kota Jalan Wastukancanq, Selasa (21/8/2018).
Warga yang membawa sampah, ungkap Eka, nantinya akan diberikan voucher sebagai bukti yang bersangkutan sudah melakukan sedekah sampah. "Untuk hasil penjualan sampah yang terkumpul manti diberikan pada warga dan anak kurang mampu," ungkapnya.
Program ini, kata Eka, sudah berjalan tiga bulan. Pihak kelurahan Sukaasih pun sudah menandatangani MoU (kesepahaman) dengan sekolah, polsek dan perusahaan-perusahaan di wilayah kelurahan terkait Bussekel ini.
Menurut Lurah Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kalee, Ade Rahayu, program Bussekel ini berawal dari kerisauan saat beberes yang dilakukan wilayahnya. Saat gotong royong, nampak sampah plastik yang paling banyak ditemukan. Dari sana, pihak kelurahan pun mencari cara untuk mengolah sampah plastik tersebut agar bermanfaat.
"Kelurahan Sukaasih akhirnya membuat regulasi tingkat kelurahan berupa surat edaran ke RT/RW, di mana masyarakat yang akan mengurus segala sesuatu ke kelurahan harus membawa sampah," ungkapnya.
Sebelum regulasi diterapkan, kata Ade, pihak kelurahan melakukan sosialisasi selama 1,5 bulan. Barulah pada 1 Agustus 2018, aturan wajib membawa sampah plastik atau elektronik ke kelurahan diterapkan.
"Kalau warga ke kelurahan terus ditolak karena enggak bawa sampah, sekarang mereka enggak komplain. Karena memang sudah terbiasa dan sosialisasi pun sudah dilakukan," tandasnya.
Sampah yang dibawa, lanjutnya, tidak dibatasi. "Satu atau dua botol aqua juga enggak masalah. Bahkan ada warga yang bawa sampai sekarung, isinya ya sampah plastik," ungkapnya.
Saat ini, sekitar 12 sampai 15 kilogram sampah plastik terkumpul setiap harinya. Sampah ini nantinya dipilah sesuai jenis, sebagian dijadikan barang bermanfaat dan sebagian dijual. Hasil penjualannya, 30 persen untuk pengolah, 30 peraen untuk operasional dan 40 persen untuk santunan.
"Dengan program ini kami ingin mengubah image masyarakat terhadap sampah, kalau sampah itu bukan hal yang menjijikan tapi barang bermanfaat dan bisa disedekahkan. Selain itu, program ini pun bisa mengurangi sampah plastik dan elektronim khusus di Kelurahan Sukaasih," pungkasnya.(Red)