Notification

×

Iklan

Iklan

Jaswita dan Disdik Jabar Bina 270 SDM Unggulan Pariwisata

Sabtu, 15 September 2018 | 10:00 WIB Last Updated 2018-09-17T07:33:23Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM–Jawa Barat merupakan daerah yang banyak memiliki destinasi wisata dalam upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi di bidang wisata.

PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita) Jabar melalui Jaswita Tourism Center (JTC) membentuk 270 sumber daya manusia unggulan (SDM) yang terdiri dari siswa dan guru di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Mereka dipilih dan akan dibina selama dua tahun guna menguasai pengelolaan pariwisata.

“Setiap 1 kabupaten/kota dipilih 1 sekolah. Setiap 1 sekolah dipilih 10 SDM. Terdiri dari siswa dan guru,” kata Project Director Jaswita Tourism Center Deden Mustafa Kamal.

Guna mewujudkan program tersebut, Jaswita Jabar sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat. Terdapat 6 poin bentuk kerja samanya. Pertama, pengembangan pilot project laboratorium bisnis dan teknologi pariwisata di tingkat SMK di 27 daerah di Jabar. Kedua, memfasilitasi on the job training siswa unggulan di industri usaha pariwisata terbaik.

Ketiga, mempromosikan lulusan unggulan untuk dapat diterima di lingkungan industri pariwisata di tingkat regional, nasional, dan internasional. Keempat, memfasilitasi pelatihan siswa dan guru dalam studi lapangan dan identifikasi kesejarahan daerah.

“Kelima, memfasilitasi pelatihan siswa unggulan di bidang kemampuan usaha bisnis mandiri di bidang pariwisata dan tenaga pramusiwata. Keenam, kerja bersama pengembangan pagelaran seni dan budaya antarnegara,” papar pria yang akrab disapa Kemal ini di hadapan para perwakilan sekolah dari 27 kabupaten/kota se Jawa Barat di Hotel Fave Pasirkaliki, Jumat (14/9).

Kemal mengungkapkan, selama dua tahun tersebut, ke-270 SDM itu akan dibina melalui jenjang pendidikan dan pelatihan secara regular setiap enam bulan sekali. Diklat itu bertujuan membentuk mental dan skill mereka agar mampu mengembangkan dan mengelola potensi wisata di daerahnya masing-masing.

Direktur Utama Jaswita Jabar Ade Dikdik Isnandar menegaskan, potensi pariwisata di Jawa Barat masih tergolong besar. Dan Jaswita Jabar sudah merencanakan skema bisnis kepariwisataan dengan mengembangkan potensi wisata daerah. “Ada sekitar ratusan potensi wisata di berbagai daerah di Jawa Barat. Itu yang akan kita sasar,” kata Ade.

Pihaknya menginginkan, mereka yang menikmati industri pariwisata yakni orang daerah itu sendiri. Ia mencontohkan dengan adanya Geopark Ciletuh di Sukabumi. Dengan adanya kawasan wisata tersebut, banyak industri pariwisata yang bergerak. Seperti misalnya hotel. Di setiap hotel, kebutuhan makanan dan minuman, barang-barang, dan lainnya disuplai oleh orang daerah.

“Sehingga jika potensi wisata digali, maka perekonomian daerah akan terdongkrak,” tegasnya.

Ade juga menjelaskan, dengan adanya pengembangan wisata daerah, hal ini sejalan dengan target kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 20 juta orang. Hingga saat ini, baru berjumlah 17-18 juta orang yang berkunjung. Sedangkan untuk kunjungan wisman ke Jawa Barat hampir mendekati 3 juta orang. Dan wisatawan domestik (wisdom) sebanyak 54 juta orang.

“Maka jika target 6 juta kunjungan wisman ke Jabar pada tiga tahun mendatang, kita yakin bisa tercapai,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang PSMK Disdik Jabar Dodin R. Nuryadin mengatakan, apabila potensi pariwisata dikembangkan dengan baik, memerlukan banyak tenaga dari kompetensi keahlian khusus untuk mengelolanya. Salah satunya tenaga kerja dari SMK baik dari siswa maupun guru yang produktif dari industri pariwisata.

“Jaswita mempunyai networking yang bagus dalam dunia kepariwisataan di Jawa Barat. Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari kerja sama ini,” pungkasnya.

Salah satu yang peling penting dalam kerja sama tersebut di antaranya membangun untuk memperkuat posisi SMK. Kata dia, pariwisata merupakan bidang unggulan. Dodin menjelaskan, terdapat tiga output SMK. Pertama, bisa bekerja. Sekolah mencetak para siswa yang siap bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.

“Dalam kerja sama ini, siswa dilatih di bidang pariwisata, baik dari sisi bahasa, mentalnya, dan kemampuannya. Keahlian itu akan disertifikasi sehingga diakui baik secara nasional maupun internasonal,” jelasnya.

Output kedua, papar Dodin, adalah kewirausahaan. Atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ketiga, punya kemampuan, siap bersaing dan siap memenangkan persaingan,pungkasnya.(Red)





×
Berita Terbaru Update