Notification

×

Iklan

Iklan

Sosialisasi 4 Pilar, PKS: Indonesia Harus Jadi Inisiator Ketertiban Dunia

Senin, 24 September 2018 | 17:27 WIB Last Updated 2018-09-24T10:27:25Z
JAKARTA,LENTERAJABAR.COM - Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan Indonesia untuk terlibat dalam upaya ketertiban dunia. Sebab situasi dunia hari ini, dipenuhi dengan konflik di berbagai kawasan.

Hal itu disampaikan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) MPR RI Ahmad Zainuddin dalam Sosialisasai 4 Pilar di Rumah Makan Sederhana, Rawamangun, Jakarta Timur. Sosialisasi 4 Pilar merupakan program MPR RI untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pilar Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Dimana peran kita, Indonesia hari ini dterhadap masalah-masalah dunia, termasuk dunia Islam. Konflik dimana-mana. Dunia sedang tidak tertib dan damai," ujar Zainuddin.

Menurut Zainuddin, Indonesia seharusnya tidak cukup hanya sebagai partisipan dalam berbagai forum internasional. Tapi lebih dari itu, menurut politisi PKS ini, Indonesia harus proaktif dalam mempelopori upaya perdamaian di dunia.

Dia mencontohkan, kurangnya peran Indonesia dalam tragedi kemanusiaan di Rohingya, yang notabene tragedi tersebut terjadi di wilayah ASEAN.

"Tragedi itu masih terjadi sekarang. Dulu, Presiden Soekarno tidak hanya aktif di forum internasional, tapi juga membawa Indonesia sebagai inisiator ketertiban dunia melalui Konferensi Asia Afrika dan Gerakan non-blok. Ini amanat pembukaan UUD," imbuhnya.

Menurutnya, peran Indonesia sebagai inisiator ketertiban dunia saat ini tidak tampak. Pemimpin Indonesia di masa akan datang, lanjut dia, harus memiliki dan melakukan terobosan untuk membawa Indonesia sebagai aktor diperthitungkan dalam ketertiban dunia.

"Tidak cukup sebagai peserta konferensi. Sebagai bangsa besar, Indonesia seharusnya menjadi aktor penting diperhitungkan di dunia. Menjadi leader dunia Islam sebagai kekuatan kelima selain Amerika, China, Rusia dan Eropa," pungkasnya. (Red/Rls)
×
Berita Terbaru Update