BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil boleh berbahagia. Pasalnya, Pemprov Jabar baru saja mendapatkan nilai A mengenai akuntabilitas kinerja.
"Hari ini,pemerintah provinsi jawa barat berbahagia kita akuntabilitas kinerja rapotnya dapat A," tutur Ridwan Kamil kepada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung Senin (28/1/2019).
Artinya, kata Ridwan Kamil, Jawa Barat terbaik dari wilayah-wilayah lainnya. Selain itu, pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan dari ratusan kota/kabupaten hanya Kota Bandung yang mendapat A.
"Kabar baik lagi, kabupaten/kota di jabar yang nilainya C sudah tidak ada. Minimal semuanya B," tutur Emil.
Dengan peringkat A ini, Emil menyebut bahwa pembangunan di Jabar sudah sesuai. Artinya, tidak ada lagi anggaran yang boros, anggaran yang tidak perlu atau anggaran siluman.
"karena nilai B itu memastikan bahwa apa yang direncanakan difungsikan sesuai," jelasnya.
Emil memaparkan jika ada wilayah yang masih C artinya sudah tidak nyambung mengelola anggaran. "Pemimpinnya minta air teh dikasih kopi. Jadi uangnya habis, seolah-olah itu prestasi padahal dibelanjakan di hal-hal yang tidak penting. Jawa barat dengan bangga, bahwa itu tidak ada lagi," pungkasnya.(Ari/Red)
"Hari ini,pemerintah provinsi jawa barat berbahagia kita akuntabilitas kinerja rapotnya dapat A," tutur Ridwan Kamil kepada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung Senin (28/1/2019).
Artinya, kata Ridwan Kamil, Jawa Barat terbaik dari wilayah-wilayah lainnya. Selain itu, pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan dari ratusan kota/kabupaten hanya Kota Bandung yang mendapat A.
"Kabar baik lagi, kabupaten/kota di jabar yang nilainya C sudah tidak ada. Minimal semuanya B," tutur Emil.
Dengan peringkat A ini, Emil menyebut bahwa pembangunan di Jabar sudah sesuai. Artinya, tidak ada lagi anggaran yang boros, anggaran yang tidak perlu atau anggaran siluman.
"karena nilai B itu memastikan bahwa apa yang direncanakan difungsikan sesuai," jelasnya.
Emil memaparkan jika ada wilayah yang masih C artinya sudah tidak nyambung mengelola anggaran. "Pemimpinnya minta air teh dikasih kopi. Jadi uangnya habis, seolah-olah itu prestasi padahal dibelanjakan di hal-hal yang tidak penting. Jawa barat dengan bangga, bahwa itu tidak ada lagi," pungkasnya.(Ari/Red)