Notification

×

Iklan

Iklan

Iwa Kartiwa : Pemprov Jabar Siapkan Cetak Biru Penanganan Bencana

Rabu, 02 Januari 2019 | 17:51 WIB Last Updated 2019-01-03T00:51:58Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan saat ini Pemprov Jawa Barat sedang menyiapkan dokumen cetak biru penanganan bencana alam sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana.

"Penyusunan cetak biru ini penting mengingat Jabar merupakan wilayah berpotensi bencana alam yang rawan di Indonesia, sehingga harus ada langkah-langkah yang sifatnya lebih terstruktur, sistemik dan terkoordinasi dalam satu perencanaan," kata Iwa Karniwa, di Bandung, Rabu(2/1).

Menurut dia, cetak biru tersebut dapat menjadi panduan lengkap warga di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat supaya bersikap tanggap terhadap bencana juga mengurangi jumlah korban. "Pemprov Jawa Barat mencontoh ke negara yang sudah maju, seperti di Jepang, negara yang sering gempa diikuti tsunami tapi korbannya sedikit," ujarnya.

Dia mengatakan sesuai perintah Gubernur Jabar kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat untuk berkoordinasi dengan daerah terkait pasokan data dan peta bencana. "Seluruhnya dilibatkan termasuk historis data dan peta bencana di 27 kabupaten dan kota, termasuk edukasi tentang bentuk dan konstruksi bangunan," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi memaparkan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya potensi kebencanaan di Jawa Barat seperti dari sisi tutupan lahan hutan yang rata-rata masih di bawah 20 persen untuk seluruh daerah aliran sungai (DAS).

"Jadi idealnya kawasan tutupan lahan hutan berada di kisaran 30 persen untuk setiap DAS. Selain itu potensi air permukaan di mana curah hujan yang mencapai 48 miliar meter kubik setiap tahun hanya bisa dimanfaatkan sebesar 15 miliar meter kubik. Sementara sisanya terbuang ke luat atau menjadi run off," kata Dicky.

Faktor lainnya, lanjut Dicky, ialah tentang tata ruang dan bangunan dan dirinya menilai penataan ruang dan bangunan harus sudah mulai diperketat sehingga eskalasi bencana setiap tahun tidak akan semakin tinggi.(Red)
×
Berita Terbaru Update