BANDUNG,LENTERAJABAR,COM,-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bekerja sama dengan Bloomberg
Philantropies Initiative for Global Road Safety (BIGRS) menyosialisasikan
"Si Calakan" (Sistem Informasi Kecelakaan Lalu Lintas) pada kegiatan
Bandung Menjawab, di Ruang Media, Balai Kota Bandung, Selasa (26/2/2019).
Si Calakan
merupakan aplikasi pengumpulan data kecelakaan lalu lintas untuk kemudian
dirumuskan menjadi solusi. Aplikasi mampu mengidentifikasi celah data
kecelakaan lalu lintas antara rumah sakit dan kepolisian dengan IRSMS
(Integrated Road Safety Management System) atau Sistem Managemen Keselamatan
Terpadu. Termasuk mempermudah dokumentasi data kecelakaan lalu lintas dan
pemantauan data untuk perencanaan strategi dan peningkatan kualitas keselamatan
jalan.
Dengan
adanya aplikasi tersebut, pencatatan data kecelakaan lalulintas di Kota Bandung
semakin berkelanjutan. Data tersebut tak hanya berasal dari rumah sakit tetapi
terintegrasi dengan data kepolisian dan Jasa Raharja.
Sekretaris
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Nina Manarosana menjelaskan, aplikasi
tersebut mampu mempermudah mendapatkan data. Pasalnya, jika tidak menggunakan
aplikasi maka pendataan kecelakaan menggunakan sistem manual.
"Dengan
aplikasi ini setiap bulan rumah sakit wajib memasukan data yang langsung
terkoneksi ke Dinas Kesehatan. Nantinya akan ketahuan rumah sakit mana yang
tidak melapororkan, dan akan ada notifikasi untuk mengingatkan,"
jelasnya.
Menurut
Nina, aplikasi yang berkolaborasi dengan 21 rumah sakit itu, tersebut membantu
Dinkes untuk mempermudah melakukan tindakan medis. Selain itu, sebagai bahan
untuk tindak lanjut akibat kecelakaan.
"Misalkan
korban kecelakaan masuk UGD, lalu ditelusuri masuk ke mana. Apakah ruang bedah
dan sebagainya sampai diketahui penyebab kematiannya," katanya.
Sementara
itu, Kepala Seksi Pengelolaan Aplikasi Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo) Kota Bandung, Angga Fitrah Yulianto menyampaikan, data yang
digunakan sebagai Decision Support System atau bahan pertimbangan bagi pimpinan
untuk mengambil kebijakan. Terutama terkait untuk mengantisipasi dan
menanggulangi kecelakaan lalu lintas.
"Ini
khusus internal kita (Pemkot) terkait dengan kecelakaan. Ke depan bisa menjadi
Decision Support System terkait dengan pimpinan itu bisa mengambil kebijakan
terkait data kecelakaan," jelasnya.
Sedangkan
Kasubbid Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2, Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung, Sam
Satriabadra mengungkapkan, aplikasi tersebut sebagai data untuk mengetahui
titik rawan kecelakaan dan juga penyebabnya.
"Karena
dari calakan ini diketahui tentang korban kecelakaan dan jumlah, lokasinya, dan
infrastruktur. Dari mana penyebabnya kita akan rencanakan dan kaji ulang sampai
lokasi tersebut menjadi zona selamat," tutur Sam.
Sedangkan
Surveillance Coordinator dari Bloomberg Philantropies Initiative for Global
Road Safety (BIGRS), Estiara Ellizar mengatakan, sejak tahun 2015 BIGRS masuk
ke kota Bandung, hanya memperoleh data masih dari kepolisian.
"Kita
assesment data selain Jasa Rahardja bersumber dari rumah sakit di Bandung. Agar
mudah mengetahui penyebab kecelakaan baik dari korban maupun kondisi jalan.
Sehingga dengan aplikasi ini antara Pemkot dan kepolisian bisa menggunakan data
yang sama," pungkasnya.(Rls/Ari)