Notification

×

Iklan

Iklan

Dirjen KI Canangkan Tahun 2019 Sebagai Tahun Desain Industri

Selasa, 12 Maret 2019 | 14:19 WIB Last Updated 2019-03-12T07:19:37Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Direktorat Jendral Kekayaan Inteletual tidak salah menjadikan Kota Bandung sebagai  tempat pencanangan tahun 2019 sebagai Tahun Desain Industri.Menginggat di ibukota provinsi Jawa Barat ini banyak ide-ide lahir sehingga menjadi populer dan terkenal.

Dalam upaya mengaungkan dan mesnsosialisasikan Tahun 2019 ini sebagai tahun Desain Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)Kementerian Hukum dan HAM (KemenkumHAM) Republik Indonesia mengadakan Diskusi dan Konpresi pres bertempat di hotel Crowne Plaza Bandung Jalan Lembong No .19 Kota Bandung,Selasa(12/03/2019).

Acara tersebut menghadirkan pemateri Direktur Jendral Kekayaan Inteletual,Dr. Freddy Harris, ACCS, .Kepala Kantor Wilayah, Drs.Liberti Sitinjak, M.M.,M.Si. Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF) Dr.Tita Larasati dan  M Arief Budiman Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICCN  (Indonesia Creative Cities Network).

Dirjen KI Dr. Freddy Harris, ACCS mengatakan,Bandung dari dulu sudah terkenal dengan ide-ide yang populer seperti,sebagai tempat wisata kuliner di contohkannya banyak orang datang jauh-jauh dari luar kota hanya untuk mencoba kue surabi nhi dan juga fashion yang mempopulerkan sebutan FO (factory outlet),tuturnya saat membuka acara diskusi.

Lebih lanjut dikatakannya,pencanangan tahun desain industri untuk menginggatkan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pelindungan Kekayaan Intelektual (KI) Desain Industri yang merupakan target kinerja DJKI yang di pimpinnya.

Menurut Freddy untuk menuju negara maju,bangsa ini perlu memanfaatkan kekayaan intelektual yang memiliki daya saing dalam sektor industri,salah satunya melalui Desain Industri,tuturnya seraya mengatakan banyak potensi desain industri yang dihasilkan masyarakat Indonesia,baik itu berasal dari individu,Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) maupun dari Perguruan Tinggi.

Ditambahkannya sebagai bukti Indonesia memiliki potensi keatifitas yaitu pada tahun 2015 Organisasi Pendidikan,Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO mengumumkan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif dalam bidang desain dan fashion,jelas Dr. Freddy Harris, ACCS .

Sementara itu Ketua BCCF Tita Larasati mengatakan,mengatakan bahwa pada masa kepengurusan Ridwan Kamil, fokus dari BCCF adalah memperbaiki infrastruktur kota. Beberapa program yang dirumuskan oleh BCCF adalah aktivasi Kolong Pasopati, revitalisasi ruang terbuka kota, Babakan Siliwangi Forest Walk, purwarupa Bandung Culinary Night, dan Car Free Day. Program-program ini diadaptasi oleh Ridwan Kamil ketika terpilih menjadi Walikota Bandung menjadi kebijakan kota sehingga pada akhirnya banyak yang terwujud.

Saat ini BCCF telah melahirkan lebih dari 250 program yang menjangkau Kota Bandung sampai ke Kawasan kampung kotanya. Dalam menjalankan programnya, BCCF telah bekerja sama dengan banyak organisasi nasional maupun internasional.

Tema social enterprise ini dipilih Ibu Tita dengan harapan BCCF bisa menjadi lebih mandiri. Ibu Tita bersama BCCF bertekad bisa mencari keuntungan tanpa kehilangan fokus untuk berdampak bagi lingkungan. Ibu Tita menjelaskan bahwa BCCF dalam aktivitasnya harus meninggalkan jejak untuk lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi yang tidak lain merupakan 3 pilar sustainability.

Ditempat yang sama M Arief Budiman dari Indonesia Creative Cities Network mengatakan, organisasi ini ICCN sendiri adalah Jejaring Kabupaten/kota yang kemudian bersinergi untuk mengembangkan kota kreatif di Indonesia yang didirikan sejak tahun 2015 lalu oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) di Jakarta.

Pihaknya mendorong para pelaku usaha untuk mengajukan hak paten produk yang dihasilkan kepada Dirjen Kekayaan Intelektual,sehingga ada kepastian hukum atas apa yang diciptakan,
kata Arief. 

Berdasarkan info dari DJKI.melihat data permohonan Desain Industri yang diajukan Perguruan Tinggi bahwa dua dari lima permohonan terbanyak berasal dari Perguruan Tinggi asal Bandung,yaitu Universitas Telkom dan Institut Teknologi Bandung.Karenanya DJKI memili Kota Bandung dalam Pencanangan tahun Desain Industri.

Hal membanggakan lainnya datang dari ajang Good Desisg Award tahun 2018 (G-Mark) ke-62 yang di adakan di Jepang.Diajang kompetisi desain berscala internasional itu,Indonesia sekses menghadirkan tujuh produk yang mendapatkan penghargaan G-Mark Best 100 dan G-Mark Good Design.

Berdasarkan data tersebut potensi KI dari segi design industri sanagat besar untuk menunjang perekonomian nasional,oleh karena itu design industri perlu dilindungi guna mendapat kepastian hukum.Perlindungan hukum yang diberikan terhadap Hak Design Industri juga dapat merangsang kreatif dari pendesain untuk terus menerus menciptakan desain baru.

Dengan di canangkan tahun 2019 sebagai tahun Desain Industri,diharapkan kesadaran masyarakat,khususnya pelaku usaha terhadap pentingnya perlindungan Desain Industri dapat meningkat,serta berdampak juga pada meningkatnya jumlah permohonan ke DJKI.(Her/Red)

×
Berita Terbaru Update